BerandaPasar Kreatif
Rabu, 25 Okt 2022 09:00

Kala Keindahan Payung Lukis Juwiring Klaten Sampai ke Korea Selatan

Kala Keindahan Payung Lukis Juwiring Klaten Sampai ke Korea Selatan

Payung lukis Juwiring Klaten. (Jadesta.kemenparekraf)

Payung lukis hias juwiring asal Klaten, Jawa Tengah ternyata sudah menembus pasar mancanegara, lo. Selain laris manis di Thailand, payung ini juga diminati warga Korea Selatan.

Inibaru.id – Ada banyak anak muda Indonesia gandrung dengan kebudayaan Korea Selatan, sebaliknya payung lukis juwiring yang merupakan buah kebudayaan Indonesia diminati pasar Negeri Gingseng. Hm, kok bisa ya payung lukis hias khas Desa Tanjung, Juwiring, Klaten itu laris-manis di sana?

Sebenarnya, selain ke Korea Selatan, payung lukis ini juga diekspor ke Thailand, Millens. Padahal, kita tahu pasar internasional dikenal nggak mudah untuk ditembus. Kira-kira, apa ya rahasia dari larisnya payung hias ini sampai ke mancanegara?

Menurut Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tanjung Haryadi, payung lukis yang diproduksi di desanya itu sudah ada sejak zaman penjajahan.

“Awalnya kerajinan payung tradisional berkembang di desa kami pada zaman kolonial. Dulu payung dari bahan kertas ini sering dipakai untuk proses pemakaman. Seiring dengan waktu, payung ini berubah fungsi menjadi dekorasi,” ucapnya, dilansir dari Radar Solo, Sabtu (30/7/2022).

Berbeda dari Payung Kertas Lainnya

Produksi payung lukis Juwiring di Klaten. (Visitjawatengah)

Payung kertas juwiring dikenal bagus dan kuat. Itulah salah satu yang membuat karya masyarakat Desa Tanjung ini bisa sampai ke luar negeri.

Haryadi menjelaskan bahan kertas yang dipakai untuk membuat payung lukis adalah kain peles. Kain ini biasa digunakan sebagai bahan kasur lantai. Selain kalin peles, kain mori juga bisa dijadikan pilihan. Sementara untuk tangkai payung, pilihan bahannya hanya satu yaitu bambu.

Selain lukisan pada payung yang indah, ada satu ciri khas lain yang membuat payung lukis juwiring beda dengan yang lain, yaitu bentuk rangkanya yang setengah lengkung. Hal ini membuat ia unik dan cantik saat digunakan.

Setiap harinya, perajin payung lukis di Desa Tanjung mampu memproduksi 50 buah payung dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari diameter setengah sampai 2,5 meter. Meski begitu, payung-payung ini harus diluksi dengan cat terlebih dahulu agar bisa laris di pasaran.

“Karena sudah dicat, payungnya nggak hanya jadi hiasan, tapi juga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Meski kena hujan, payung dijamin kuat,” klaim Haryadi.

Harga payung lukis Juwiring ini bervariasi tergantung ukuran dan kualitas lukisannya. Payung dengan diameter setengah meter dihargai Rp50 ribu. Ada pula payung seharga Rp1 juta untuk payung berdiameter sampai dua meter.

Nah, melihat indah dan kuatnya payung kertas dari Klaten ini, apakah kamu tergiur memilikinya untuk menambah koleksi payung di rumahmu, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

12 Apr 2025

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

12 Apr 2025

Lindungi Masyarakat, KKI Cabut Hak Praktik Dokter Tersangka Pelecehan Seksual secara Permanen

12 Apr 2025

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025