Inibaru.id – Kala kecil dahulu, pernah nggak sih kamu dengan sabar menanti Ibu kembali dari pasar dengan membawa beragam jajanan pasar? Misalnya kue-kue basah, gorengan, atau minuman dingin.
Di antara ragam jajanan pasar, mungkin kamu pernah mendengar nama kue semar mendem. Yap, nama kue tersebut memang diambil dari salah satu tokoh pewayangan. Namanya yang unik otomatis memicu rasa penasaran untuk mencicip rasanya.
FYI, secara harfiah semar mendem berarti Semar yang sedang mabuk. Hm, kok bisa dinamakan demikian ya?
Isi semar mendem yang padat. (Instagram.com/resepkokiid)
Bentuk kue semar mendem cenderung “gemuk” dengan isi yang padat. Ini mirip seperti bentuk badan tokoh Semar yang subur dan berisi. Ada juga yang berpendapat bahwa nama kue semar mendem terinspirasi dari kebiasaan Semar yang gemar makan hingga mabuk karena kekenyangan.
Di samping arti dari istilah yang cukup nyeleneh itu, rasa kue semar mendem memang dikenal gurih dan lezat. Nggak heran kalau bikin ketagihan dan mulut nggak bisa berhenti mengunyah sampai mendem. Ha-ha!
Nah, jika diperhatikan tampilan semar mendem mirip dengan kudapan dadar gulung bukan? Eits, jangan salah. Selain bentuknya yang lebih besar, kulit yang membalut semar mendem adalah telur dadar tipis. Sementara, kulit dadar gulung terbuat dari adonan tepung.
Ilustrasi semar mendem. (Grid.id)
Isi semar mendem pun mirip dengan lemper nih. Yap, ketan yang diisi abon dan suwiran ayam kemudian dipadatkan. Melahap satu atau dua buah semar mendem saja rasanya sudah kenyang ya!
Semar mendem tampaknya cocok nih sebagai camilan berat pengganjal perut. Pengin mencobanya? Jika berkunjung ke Yogyakarta, mampirlah ke pasar-pasar tradisional untuk menemukannya ya! (IB10/E03)