BerandaKulinary
Sabtu, 9 Jul 2021 13:51

Bikin Penasaran, Strategi 'Tak Sengaja' yang Bikin Mie Ayam Wajan Diburu Pelanggan

Dedi (33) selaku pendiri pertama Mie Ayam Wajan di Semarang sekaligus pengelola cabang Bangetayu. (Inibaru.id/Bayu N)

Pemilik Mie Ayam Wajan mengaku, wajan yang dipakai sebagai pengganti mangkuk awalnya hanyalah strategi 'tak sengaja' yang bertujuan untuk kepraktisan. Namun, siapa sangka cara ini justru bikin penasaran, membuatnya viral di medsos, dan kini diburu pelanggan dari Semarang dan sekitarnya.

Inibaru.id - Ketika memutuskan membuka kedai mi ayam, Dedi tentu berharap tempatnya bakal dikunjungi banyak pembeli. Namun, dalam arti yang positif, hingga kini dia masih nggak menyangka kedai yang kini dikenal sebagai Mie Ayam Wajan "Mas Boy" tersebut bakal seramai sekarang.

Kata orang, rezeki memang nggak ke mana. Siapa menyangka Mie Ayam Wajan yang dikelola Dedi bisa viral di media sosial, sementara lelaki 33 tahun itu nggak pernah bikin strategi apa pun untuk membuatnya dilihat banyak orang. Hanyalah kebetulan dia mengganti mangkuk beling jadi wajan mini.

Ya, memakai wajan alih-alih mangkuk sebagai alas makan mi memang anomali. Namun, tujuan dia sejatinya bukanlah untuk mendapat perhatian dari khalayak ramai. Pemilik salah satu dari tiga cabang Mie Ayam Wajan di Semarang ini mengatakan, tujuannya murni untuk meminimalisasi mangkuk pecah.

"Terlebih kalau bawa (mangkuk)-nya sekaligus banyak,” terangnya kepada Inibaru.id, belum lama ini.

Nggak cuma anak muda yang getol bermain media sosial, banyak juga keluarga yang datang berkunjung. (Inibaru.id/Bayu N)

Namun, rupanya strategi "tak sengaja" itu justru dimaknai orang sebagai bentuk keunikan. Rasa penasaran yang terpantik itulah yang kemudian membuat calon pelanggan berdatangan. Peliputan dari sejumlah media pun tak ayal kian mendongkrak keberadaan kedai yang semula dibuka di Purwodadi ini.

"Banyak yang meliput, padahal kami nggak bermaksud menjadikan ini viral,” kelakar Dedi yang mengaku hanya sempat mempromosikan kedainya via Facebook ini.

Dalam hati, Dedi kerap bertanya-tanya, bagaimana bisa kedainya yang baru buka sekitar dua bulan lalu viral di dunia maya, yang membuat tempatnya mendapat kunjungan pembeli begitu banyak.

Terbantu Budaya Memotret Makanan

Dedi menganggap budaya foto dan <i>share </i>di media sosial justru menjadi ajang promosi gratis baginya. (Inibaru.id/Bayu N)

Saat ini, media sosial agaknya memang menjadi lahan terbaik bagi suatu usaha untuk bisa dikenal lebih luas. Inilah yang kini dirasakan Dedi. Dalam membesarkan Mie Ayam Wajan, lelaki bersahaja itu nggak menampik bahwa dirinya banyak terbantu oleh media sosial.

Diakuinya, budaya memotret dan membagikan foto makanan yang berkembang di kalangan masyarakat belakangan ini turut menyumbang promosi gratis untuk kedainya. Karena budaya ini, kedainya bisa menjangkau wilayah yang jauh lebih luas.

"Tentu, sangat berterima kasih. Secara nggak langsung (budaya membagikan foto makanan) bisa jadi promosi gratis," terangnya.

Terkait hal ini, Dedi mengaku punya cerita menarik. Suatu ketika, seorang perempuan yang sama sekali nggak dikenalnya datang ke kedai. Entah dari mana perempuan tersebut mengetahui kedai itu, tiba-tiba dia datang dan berniat memborong mi ayam.

"Karena tempat duduk yang terbatas, dia hanya memesan 20 porsi untuk dimakan di tempat bersama teman-temannya. Sisanya, 40 porsi dibungkus, dibawa pulang," terang Dedi semringah.

Awalnya, Dedi hanya bekerja bersama istrinya seorang. Kini lantaran viral. dirinya mampu merekrut beberapa karyawan. (Inibaru.id/Bayu N)

Setelah viral di medsos, neraca laba Mie Ayam Wajan memang terus meroket. Saat ini Dedi mengaku bisa meraup omzet lebih dari Rp 3 juta per hari. Untuk ukuran kedai mi ayam, pendapatan itu tentu saja cukup besar.

Selain kedai pertama yang berlokasi di sekitar Masjid Agung Jawa Tengah, Mie Ayam Wajan saat ini juga telah membuka cabang di daerah Bangetayu, Jalan Medoho, dan jalur arteri Semarang. Seporsi mi ayam di tempat tersebut dibanderol antara Rp 8.000 hingga Rp 22 ribu.

Tertarik menyambangi tempat ini? Hm, boleh! Tapi, untuk saat ini mending belinya dibungkus saja kali ya, Millens! (Bayu N/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: