Inibaru.id – Ada ulama besar di Makkah yang berasal dari Indonesia, lo, Millens. Ulama ini bahkan menjadi guru dari para ulama terkemuka lainnya, termasuk pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan pendiri NU KH Hasyim Asy’ari. Dia adalah Syekh Achmad Nahrawi bin Imam Raja Mukhtarom Al-Banyumasi Al Jawi.
Syekh Nahwari lahir di Purbalingga, Jawa Tengah pada tahun 1860 M atau 1276 H, seperti ditulis laman nu.or.id (2/10/2017). Dia adalah putra dari pasangan KH Hardja Muhammad dan Nyai Salamah. Ketika kecil, Syekh Nahrawi menghabiskan waktunya untuk mempelajari Alquran dan ilmu agama pada ayahnya.
Syekh Nahrawi dan saudaranya, KH Abu ‘Ammar melanjutkan pembelajaran di Mekah. Saat itu, usia Syekh Nahrawi baru 10 tahun, lo. Namun, Syekh Nahrawi sangat tekun belajar sehingga dia memperoleh surat izin mengajar di Masjidil Haram. Dia bahkan sempat menjadi seorang hakim agung.
Baca juga:
Masjid Kalisoka dan Jejak Para Tokoh Tegal
Jejak Penyebaran Islam di Purbalingga
Mengutip dutaislam.com (27/10/2017), Syekh Nahrawi banyak mengoreksi ratusan kitab karya ulama-ulama Nusantara seperti Syekh Mahfudz Al Tremasi dan Syekh Nawawi Al Bantani. Kala itu, para pengarang kitab, terutama yang berasal dari Indonesia, enggan mencetak karyanya sebelum diberi rekomendasi atau taqrizh oleh Syekh Nahrawi.
Beberapa karya tersebut adalah Fathul Majid Syarh Jauharatut Tauhid karya Syekh Husain bin Umar Palembang dan fatwa Al-Ajwibatul Makkiyah ‘alal As’ilatil Jawiyyah oleh Syekh Abdullah bin Abdurrahman Siraj. Nah, menurut Syekh Nahrawi, kitab yang ditulis Syekh Abdullah berisi jawaban atas beragam persoalan di Nusantara seperti tradisi tahlil, mauludan, dan ziarah kubur.
Baca juga:
Jejak Islam di Afrika di Kanem Bornu
Masjid Baiturrohim Gambiran, Masjid Tertua Saksi Bisu Penyebaran Islam di Pati
Mengutip timesindonesia.co.id (11/7/2017), pada Juli 2017 lalu, Komunitas Pegon di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Tengah menemukan karya tulis Syekh Nahrawi. Karya tersebut ditemukan saat mereka memeriksa kardus-kardus berisi kitab peninggalan Kiai Faqih Cemoro. Kitab sepanjang delapan halaman itu merupakan catatan atau taqliq dari Risalah Iti’arat karya Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Makki, seorang mufti Mekah yang menjadi guru Syekh Nahrawi.
Meskipun pada akhirnya Syekh Nahrawi menetap di Mekah, ilmu dan kepiawaiannya tetap sampai pada masyarakat Indonesia. Yap, semangat dan dedikasinya luar biasa sekali, ya, Millens. (AYU/SA)