BerandaIslampedia
Jumat, 2 Nov 2017 14:07

Jejak Islam di Portugal: Bermula dari Kekhalifahan Andalusia

Permainan musik khas Portugal, fado, yang terpengaruh musik Arab. (portugal.com)

Pengaruh Arab dan Islam dalam kebudayaan Portugal hingga sekarang masih terasa. Dari musik, kuliner, hingga dekorasi bangunan.

Inibaru.id- Tak termungkiri, Arab telah menjadi bagian dari sejarah Portugal. Ratusan tahun kekhalifahan Andalusia memberikan kontribusi terhadap bahasa, arsitektur, kuliner, musik, dan pertanian.

Seperti yang dilansir Saudi Aramco World via Republika.co.id (7/9/2017), Habeeb Salloum, menulis “Arabian Memories in Portugal” yang mengulas berbagai pengaruh Arab di tengah kebudayaan Portugal.

Disebutkan bahwa George Sawa, peraih gelar doktor di bidang sejarah musikologi Arab dari University of Toronto, mengungkapkan kaitan fado orang Portugal dengan musik Arab. Petikan senar pada mandolin dan gitar, katanya, mirip dengan gaya pemusik Arab memetik 'Ud, nenek moyang kecapi (lute). Demikian pula, New Grove Dictionary of Music and Musicians menempatkan akar fado dalam tradisi musik Arab.

Baca juga: Jejak Islam di Portugal: Kisah Keharmonisan di Antara Pemeluk Agama

Pengenalan teknologi pertanian dan kerja keras orang Moor membuat tempat ini makmur. Sampai hari ini, orang Portugal mengenal frasa mourejar yang berarti “bekerja seperti orang Moor”.

Frasa itu biasa digunakan untuk menunjukkan ketekunan dan keuletan yang luar biasa. Orang-orang Arab memperkenalkan kebun dan ladang, menanaminya dengan almond, aprikot, buah ara, lemon, zaitun, jeruk, delima, gula, dan berbagai jenis sayuran.

Kincir air membantu merevolusi pertanian di Portugal. Pertanian berkembang dengan sistem irigasi, dilengkapi kincir angin, kincir air (kata Portugis “azenha” berasal dari kata Arab “al-saniyah”), dan roda air (“nora” dari “na'urah”).

Ahli geografi Maroko abad ke-12, Al-Idrisi, pernah mendeskripsikan sebuah kota di bagian selatan Portugal, Algarve, sebagai kota cantik yang dikelilingi oleh kebun dan taman-taman beririgasi. Inovasi di bidang pertanian ini mungkin salah satu sumbangan terbesar orang Arab kepada Portugal.

Warna, aroma, dan cita rasa kuliner Portugis juga meninggalkan jejak orang-orang Arab. Banyak nama Portugis untuk ikan, seperti atum (tuna, dari kata Arab “al-tun”) atau savel (dari “shabal”)

 Selain itu, banyak pula kue yang terbuat dari almond, telur, yoghurt, dan madu.

Sosiolog Brazil, Gilberto Freyre, mencatat dalam karya klasiknya The Masters and The Slaves (1933) bahwa buku resep Portugis kuno penuh dengan resep-resep Arab yang dengan mudah disebut domba Moor, sosis Moor, ikan Moor, kaldu Moor, dan seterusnya.

Baca juga: Jejak Islam di Portugal: Perjuangan Menepis Islamofobia

Dalam hal dekorasi, sebuah tradisi dekoratif Arab yang telah bertahan menjadi identitas Portugis modern adalah ubin hias azulejos (al-zulayi, "batu dipoles"). Dinding-dinding rumah, gereja, tempat publik, hingga stasiun kereta api menampilkan ubin berwarna-warni ini dalam pola geometris yang indah.

Loule, peninggalan benteng abad ke-12 yang masih tersisa, adalah sebuah kota dengan rumah-rumah yang dihiasi teras dan cerobong asap warna-warni. Kota ini merupakan salah satu sudut terindah dari Algarve.

Demikian pula, Olhao dan Tavira yang menyimpan jalan-jalan sempit dan bangunan khas Moor. Puncaknya, Silves atau Shalb, mantan ibu kota Algarve. Kota ini pernah bersaing dengan Cordoba dalam hal intelektualitas. Mistikus Ibn Qasi, raja penyair dari Sevilla, al Mu'tamid, dan penyair Ibn Ammar lahir di kota ini. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024