BerandaInspirasi Indonesia
Jumat, 11 Feb 2021 16:43

Kelelahan hingga Digigit Ular, Begini Sederet Pengorbanan Para Sukarelawan Banjir di Trimulyo Semarang

Evakuasi warga Trimulyo, Genuk, Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)

Setiap ada bencana para sukarelawan penyelamat punya jasa besar. Seperti yang dilakukan oleh relawan di Trimulyo, Genuk, Kota Semarang ini. Bekerja sejak Sabtu membuat mereka kelelahan. Bahkan berbagai pengalaman sudah mereka telan, termasuk digigit ular.<br>

Inibaru.id - Tim sukarelawan sedang sibuk-sibuknya saat Eko di sebuah sudut posko sedang kerokan. Punggungnya tampak dipenuhi garis-garis merah, lalu sesekali dia bersendawa.

Eko pada hari Selasa (9/2/2020) itu, tepar. Sudah sejak Sabtu dia berbasah-basah untuk melakukan evakuasi dan distribusi bantuan banjir. Namun raganya yang sudah nggak muda lagi tampaknya nggak bisa membantah. Dia mengaku masuk angin dan belakangan nggak enak badan.

“Kalau Semarang nggak darurat banjirnya mungkin saya nggak ikut turun,” ujar Eko. Lelaki ini menempati pos bantuan sukarelawan di Trimulyo, Genuk. Di kalangan sukarelawan, Eko dianggap paling senior.

Kerokan di tengah-tengah tugas. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Eko ternyata nggak sendiri. Banyak relawan lain juga yang beristirahat dan terkapar di sembarang tempat. Mereka menggunakan alas seadanya untuk berbaring, entah itu dengan perahu atau kardus bekas.

Para sukarelawan ini sudah sejak Sabtu bekerja. Banjir yang nggak kunjung surut di daerah Semarang Utara atau tepatnya di Genuk membuat mereka harus selalu siap sedia.

Selama waktu itu pula tampak nggak ada waktu bagi mereka untuk berhenti. Dalam waktu tertentu mereka harus menyisir kampung. Memberikan bantuan hingga memantau kalau-kalau ada warga yang mengalami suatu hal.

Terkapar di mana pun tempatnya. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Agus Supriyadi dari Palang Merah Indonesia (PMI) saat ditemui di sela-sela tugas menuturkan kalau sukarelawan ini terdiri dari berbagai lembaga, baik pemerintah, aparat, LSM, mahasiswa maupun pelajar. Sebut saja seperti Tim SAR, BPBD, PMII, Sriti Rescue Polrestabes Semarang, Serda, Bankom, Tagana, Mapala, hingga Pramuka.

“Semua punya tugas masing-masing. Namun secara keseluruhan kami saling membantu,” jelasnya.

Posko bantuan di Trimulyo RW 2 yang ditempati Agus ini sebetulnya darurat. Jadi nggak heran jika nggak ada tenda khusus untuk istirahat. Posko induk sukarelawan di Semarang Utara ini berada di Taman Banget Ayu.

Apabila ada sukarelawan yang ingin bergabung, Agus membuka pintu selebar mungkin. Dia mempersilakan bagi siapa saja yang mau membantu.

“Asal jelas membantunya buat apa dan koordinasi agar kalau terjadi sesuatu ada komunikasi,” pesannya.

Istirahat di samping perahu. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Evakuasi dengan Kantong Jenazah dan Digigit Ular

Selama bekerja sejak Sabtu, berbagai pengalaman sudah dialami oleh Agus dan rekan-rekan. Yang paling dramatis, Agus bercerita kalau dirinya sempat mengevakuasi lansia dengan alat seadanya. Yakni dengan menggunakan triplek dan dialasi dengan kantong jenazah.

“Waktu itu belum banyak perahu seperti sekarang. Prioritas 1 kami amankan terlebih dahulu,” jelasnya.

Dalam kondisi bencana seperti ini memang banyak donatur yang pengin memberikan bantuan. Tapi, kadang mereka pengin terjun langsung. Hal ini justru akhirnya merepotkan sukarelawan karena akomodasi nggak selalu bisa diandalkan.

Mengumpulkan pelampung. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Selain itu, menembus banjir juga bukan perkara mudah. Sukarelawan yang sudah terlatih saja bisa terluka, apalagi yang baru coba-coba. Jadi nggak heran jika akhirnya banyak juga sukarelawan dadakan yang terluka karena kurang mengetahui medan.

“Yang capek dan k.o juga banyak,” terangnya.

Hal pahit sukarelawan nggak berhenti sampai di situ. Kata Agus, semalam ada relawan yang tergigit ular. Wah, memang hal ini yang paling seram apabila melintasi banjir.

Di tengah banjir tentu kita nggak tahu apa yang melintas di bawah kita. Nah, saat momen-momen ini, selain benda tajam nggak ada yang tahu jika ada hewan liar. Ditambah lokasi Trimulyo yang memang dekat dengan sungai atau tambak.

“Akhirnya kami beri pertolongan pertama dan bawa ke rumah sakit,” ungkap Agus.

Mari angkat topi tinggi-tinggi untuk keberanian para sukarelawan ini. Setuju, Millens? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024