Dicky Daryono mahasiswa Unisnu Jepara mengatakan, awalnya dia dan rekannya, Nur Ahmad merasa prihatin terkait minimnya pengetahuan siswa akan bencana. Khususnya, mereka yang duduk di tingkat SD dan SMP.
"Jepara kan tergolong daerah rawan, ada longsor, angin ribut, sempat juga ada banjir. Nah kami ingin memberi pengetahuan dasar pada siswa sekolah dasar dan tingkat SMP," jawab mahasiswa jurusan Sains dan Teknologi Unisnu Jepara itu, Rabu (25/9).
Aplikasi ini dapat dijalankan tanpa kuota internet. (Inibaru.id/ Pranoto)
Sementara itu, Nur Ahmad mengatakan, dalam pembuatan aplikasi keduanya memerlukan waktu dua minggu. Hal itu diakuinya sebagai hambatan tersendiri.
"Biasanya kalau buat aplikasi memerlukan waktu tiga minggu sampai satu bulan. Ini waktunya cukup mepet hanya dua minggu. Aplikasi ini dapat berjalan tanpa internet, karena biasanya pas terjadi bencana koneksi itu tak ada," tuturnya.
Keduanya berharap, aplikasi buatan mereka bisa dilaunching pada Play Store. Agar, seluruh masyarakat bisa mengunduh dan memanfaatkannya. Wah, semoga aplikasi ini bisa menghindarkan masyarakat dari bencana ya. (Pranoto/E05)