Inibaru.id – Pesawat N250 Gatot Kaca mendapat penghormatan tertinggi di antara pesawat-pesawat lainnya. Ini tentu wajar, mengingat burung besi ciptaan BJ Habibie itu merupakan pesawat pertama yang diproduksi oleh anak bangsa.
Gatot Kaca dirancang pada 1986 dan berhasil diterbangkan pada 1995 di langit Indonesia. Selain menjadi primadona di negeri sendiri, Gatot Kaca juga pernah menjadi idola di sejumlah ajang air show internasional, salah satunya di Le-Bourge, Paris Air Show 1997.
Indonesia patut bangga pada saat itu, karena nggak hanya masyarakat dalam negeri yang dapat menyaksikan kehebatan dan kegagahan dari sivGatot Kaca. Seluruh dunia dapat ikut menyaksikan dan terpukau dengan pesawat asal Indonesia, yang menggunakan teknologi terbang paling canggih, yakni fly by wire.
Sayang, kebanggan pada Gatot Kaca harus terhenti karena proyek pesawat ini terpaksa disetop sebagai imbas Krisis Moneter 1998.
Setelah dua dekade, Gatot Kaca nggak lagi terbang, teronggok di salah satu hangar kawasan PTDI di Bandung, Jawa Barat.
Dari Bandung, N250 diantar ke Yogyakarta, tepatnya di Museum Pusat Dirgantara Mandala Banguntapan, Kabupaten Bantul. Di tempat tersebut, Gatot Kaca bakal beristirahat.
Gatot Kaca tiba di Yogyakarta pada Jumat, 21 Agustus 2020, sekitar pukul 08.00 WIB. Sempat tersendat di Tol Banyumanik Semarang lantaran gerbang tol terlalu tinggi, truk pembawa N250 pun pindah gerbang tol lain yang cukup tinggi, dan tiba di Yogyakarta tanpa ada kendala berarti.
Kepala Dinas Penerbangan TNI AU Marsma TNI Fajar Aadriyanto menjelaskan, nggak ada kerusakan pada pesawat, karena keamanan Gatot Kaca memang diprioritaskan.
Menurutnya, pesawat ini akan menjadi monumen besar, sebagai penanda bahwa Indonesia mampu membuat pesawat terbang dengan teknologi canggih kala itu.
Agar bisa dimasukkan ke museum, Gatot Kaca terlebih dulu dibongkar, lalu dirakit kembali dengan target selesai dalam satu pekan. Nantinya, segala detail instrumen pesawat dan tempat duduk akan disamakan seperti kali pertama terbang, agar masyarakat dapat merasakan sensasi berada di pesawat legendaris itu.
“Semoga (dengan keberadaan pesawat ini) semangat kedigantaraan generasi muda bisa muncul, untuk membuat pesawat penerus Gatot Kaca,” tutup Fajar.
Meski nggak lagi mengudara, monumen Pesawat N250 Gatot Kaca ini semoga tetap menjadi inspirasi dan menerbangkan mimpi anak bangsa. (MG32/E03)