BerandaHits
Selasa, 4 Des 2023 10:08

Tambakrejo, Kelurahan di Kota Semarang dengan Penurunan Permukaan Tanah Paling Parah

Banjir di Kota Semarang sering muncul pada musim hujan. (Kudusnews/Kamal)

Di Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, penurunan permukaan tanah bisa sampai 13 sentimeter per tahun. Banjir pun bukan hal aneh bagi mereka, khususnya pada musim hujan seperti sekarang ini.

Inibaru.id – Sudah bukan rahasia lagi jika di setiap musim penghujan, warga Kota Semarang, khususnya Semarang Bawah, bakal khawatir dengan banjir. Pasalnya, penyebab banjir di Ibu Kota Jawa Tengah ini cukup kompleks dan sudah berlangsung selama ratusan tahun. Oleh karena itulah, mengatasinya bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.

Sejarah mencatat bahwa pada abad ke-19 alias 1800-an, pemerintah Hindia Belanda sudah dipusingkan dengan masalah banjir ini. Pada 1850 sampai 1903, mereka pun memutuskan untuk membangun West dan Oost Bandjirkanal untuk mengatasi banjir di kawasan Semarang Utara yang kala itu dikenal sebagai pusat perdagangan. Banjir Kanal Barat dan Timur ini masih eksis hingga sekarang, lo.

Sayangnya, upaya tersebut ternyata nggak cukup. Tekstur tanah Semarang Bawah yang ratusan tahun lalu masih berupa lautan membuatnya nggak begitu kokoh menahan begitu banyak bangunan yang terus bertambah. Ditambah dengan penyedotan air tanah besar-besaran, penyebab banjir di Kota Semarang pun bertambah, yaitu berupa penurunan permukaan tanah.

Menurut keterangan Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi Lingkungan Hidup DLH Kota Semarang Safrinal Sofaniadi, setelah menilik kajian dari sejumlah pakar dan juga peta Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang, ditemukan fakta bahwa di pesisir utara sampai barat Kota Semarang, terjadi penurunan permukaan tanah dari 7-13 sentimeter per tahun. Nah, yang paling parah terjadi di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari.

“Di pesisir garis pantai Semarang, di Tambakrejo khususnya, penurunnya paling cepat, bisa 13 sentimeter per tahun. Kalau nggak ditangani ya semakin tergerus laut,” ucapnya sebagaimana dilansir dari Solopos, Selasa (31/10/2023).

Penurunan tanah di Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, mencapai 13 sentimeter per tahun. (lpmpotlotfsmundip)

Gara-gara kondisi ini, banyak warga Tambakrejo yang terpaksa meninggikan rumahnya setiap 5-10 tahun agar nggak semakin tenggelam.

“Masalahnya tanah di sini jenisnya aluvial muda, endapan. Ratusan tahun yang lalu berupa laut lalu lama-lama menjadi daratan karena ada endapan ini. Lalu terkena beban bangunan sehingga membuat permukaan tanahnya turun. Ditambah muka air laut naik 2 milimeter setiap tahun. Mau nggak mau warga harus meninggikan bangunan rumahnya,” jelasnya.

Pemerintah kota (Pemkot) Semarang bukannya diam saja melihat hal ini. Mereka sudah melakukan penanaman mangrove di Tambakrejo, Tugu, dan Mangunharjo demi mencegah abrasi. Di tiga tempat itu, pipa-pipa PDAM juga disediakan agar warga nggak lagi mengambil air bawah tanah untuk kebutuhan sehari-hari.

Sayangnya, karena masalahnya jauh lebih kompleks, solusi-solusi tersebut memang belum bisa memberikan dampak positif yang signifikan. Pada akhirnya, warga Semarang Bawah pun bakal selalu ketar-ketir setiap kali curah hujan meningkat dan rob datang.

Semoga saja, pemkot bisa mencari solusi terbaik untuk mengatasi hal ini. Pasalnya, penurunan permukaan tanah ini sepertinya bakal sulit untuk diatasi. Kalau menurutmu, apakah perlu warga direlokasi ke tempat yang lebih aman saja? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: