BerandaHits
Jumat, 17 Sep 2020 11:08

Sejarah di Balik Seringnya Nama Budi-Ani Disebut dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

Budi dan Ani ternyata nggak asal sebut. (Inovasee)

Nama Budi dan Ani sering disebut dalam buku pelajaran bahasa Indonesia tahun 90-an hingga 2000-an. Ternyata, pemilihan nama-nama ini nggak asal sebut, lo, Millens. Lantas, apa sih sejarah dari penggunaan nama ini?<br>

Inibaru.id - Semua orang yang bersekolah di tahun 1980 hingga 2000-an awal pasti memiliki pengalaman yang sama, yaitu sering mendengar nama Budi dan Ani saat pelajaran Bahasa Indonesia. Penyebutan kedua nama ini terjadi hampir semua sekolah di seluruh Indonesia, lo, Millens.

Ternyata, pemilihan nama Budi dan Ani nggak sembarangan dilakukan. Ada tokoh yang menjadi pencetus dari penggunaan kedua nama ini. Dia adalah Siti Rahmani Rauf. Perempuan yang lahir pada 5 Juni 1919 di Padang ini adalah pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah SD Tanah Abang 5, Jakarta Pusat.

Siti Rahmani Rauf, sang pencetus Budi dan Ani. (GoodnewsfromIndonesia)<br>

Budi dan Ani diciptakan dalam sebuah buku sekolah yang terbit pada tahun 1980-an. Saat itu, Siti diminta untuk membuatnya oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan usai pensiun sebagai Kepala Sekolah SDN Tanah Abang 5 sejak 1976.

Siti memilih nama Budi dan Ani karena nama ini nggak melekat pada satu adat atau budaya suku di Indonesia. Kedua nama ini dipakai di mana saja dan identik dengan kultur asli Indonesia. Meski begitu, nama itu mungkin juga diserap dari nama Belanda seperti Anne yang pelafalannya mirip dengan Ani.

Ada alasan lain yang membuat nama Budi dan Ani dipilih, yakni kecocokannya dengan metode Struktur Analitik Sintetik (SAS). Metode ini sangat penting dalam pembelajaran sebab memadukan unsur dunia anak-anak dengan materi pembelajaran. Jadi, anak-anak akan lebih cepat belajar karena menyinggung unsur keseharian.

Pertama muncul di tahun1980-an. (goodnewsfromIndonesia)<br>

Yang menarik, saat diminta untuk membuat buku dan menciptakan tokoh Budi dan Ani ini, Siti nggak meminta bayaran sepeserpun. Dia ikhlas membuatnya karena cinta dengan dunia pendidikan.

Pernah Dipakai untuk Iklan Manchester United

Nggak hanya dikenal di dunia pendidikan, nama Budi dan Ani bahkan sampai tenar di dunia sepak bola, lo, Millens. Pada 2009 lalu, klub raksasa Inggris Manchester United yang sedang melakukan promosi untuk pertandingan uji coba di Indonesia sampai membuat iklan dengan tema dunia pendidikan.

Para pemain seperti Wayne Rooney, Park Ji-sung, Michael Carrick, Rio Ferdinand, dan Edwin van der Sar duduk di bangku sekolah untuk belajar bahasa Indonesia. Mereka secara serentak mengucapkan kata, "Ini Budi. Budi Bermain Bola."

Budi-Ani mulai tahun 2013 sudah nggak dipakai. (GoodnewsfromIndonesia)<br>

Mulai 2013 Nama Budi dan Ani Mulai Menghilang

Sayangnya, nama Budi dan Ani nggak abadi. Semenjak kurikulum pendidikan 2013 diperkenalkan, kedua tokoh ini mulai menghilang dari dunia pendidikan Tanah Air. Semenjak penerapan kurikulum tersebut, pengajar diminta untuk lebih kreatif dalam memberikan materi dan hal ini berimbas pada hilangnya nama Budi dan Ani.

Kini, nama-nama yang disebut dalam buku pelajaran lebih menonjolkan keberagaman suku Nusantara seperti Edo dari Papua, Dayu dari Bali, atau Siti yang memakai hijab.

Nama-nama tersebut saat ini sudah banyak dipakai di buku-buku pelajaran anak-anak SD. Hal ini bertujuan untuk menyisipkan toleransi antarsuku dan agama sejak kecil.

Sayangnya, selain hilang di buku pelajaran, kini juga semakin jarang anak-anak Indonesia yang bernama Budi atau Ani, ya Millens? Kamu mau nggak mengembalikan nama-nama itu kembali di Nusantara, nih? (IB28/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Tanda Diabetes pada Kulit yang Jarang Disadari

8 Des 2024

Berapa Luas Kamar Tidur yang Ideal?

8 Des 2024

Piknik Santai di Rowo Gembongan Temanggung

8 Des 2024

Ombudsman: Terkait Penanganan Kasus Penembakan Siswa SMK, Polrestabes Semarang Nggak Profesional

8 Des 2024

Dekat dengan Candi Prambanan, Begini Keindahan Candi Sojiwan

8 Des 2024

Pemprov Jateng: Pagu 10 Ribu, Makan Bergizi Gratis Nggak Bisa Sediakan Susu

8 Des 2024

Hadirkan Stefan William di Acara Pembukaan, Miniso Penuhi Gaya Hidup Modern dan Kekinian Warga Kota Semarang

8 Des 2024

Ada Tiga Bibit Siklon Tropis Kepung Indonesia, Apa Dampaknya?

9 Des 2024

Menilik Hasil Rekapitulasi Suara Pilkada 2024 di Lima Daerah

9 Des 2024

Produksi Genting di Desa Papringan, Tetap Autentik dengan Cara Tradisional

9 Des 2024

Rekor 1.000 Poin Megawati Hangestri di Liga Voli Korea

9 Des 2024

Peringati Perang Diponegoro, Warga Yogyakarta Gelar Kirab Tongkat Kiai Cokro

9 Des 2024

Tanpa Transit! Uji Coba Direct Train Gambir-Semarang Tawang, KAI Tawarkan Diskon 50 Persen

9 Des 2024

Sidang Kode Etik Kasus Penembakan di Semarang, Hadirkan Saksi dan Keluarga Korban

9 Des 2024

Apa yang Bikin Generasi Z Sering Dideskripsikan sebagai Generasi Paling Kesepian?

9 Des 2024

Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Robig Dipecat Tidak Dengan Hormat!

10 Des 2024

Penembak Siswa SMK 4 Semarang Dipecat; Ayah Korban: Tersangka Nggak Minta Maaf

10 Des 2024

50 Persen Hidup Lansia Indonesia Bergantung pada Anaknya; Yuk Siapkan Dana Pensiun!

10 Des 2024

Asap Indah Desa Wonosari, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Jawa Tengah

10 Des 2024

Hanya Membawa Kerugian, Jangan Tergoda Janji Manis Judi Online!

10 Des 2024