BerandaHits
Selasa, 6 Mei 2019 13:00

Meski Hanya Tampilkan Teatrikal, Visualisasi Tradisi Dhandangan 2019 Tetap Memikat

Meski Hanya Tampilkan Teatrikal, Visualisasi Tradisi Dhandangan 2019 Tetap Memikat

Visualisasi Tradisi Dhandangan dimeriahkan dengan aksi teatrikal. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Visualisasi Tradisi Dhandangan tahun ini berbeda dari biasanya. Kali ini, acara tahunan itu dikemas dalam bentuk teatrikal. Meski begitu, Visualisasi Tradisi Dhandangan tetap menarik untuk disaksikan.

Inibaru.id – Pemerintah Kabupaten Kudus (Pemkab Kudus) kembali mengadakan Visualisasi Tradisi Dhandangan menjelang Ramadan pada Minggu (5/5/2019). Namun, tahun ini berbeda dari biasanya. Kalau tahun-tahun sebelumnya dikemas dengan kirab atau pawai, kini Visualisasi Tradisi Dhandangan justru menampilkan aksi teatrikal.

Sandiwara di pengujung acara Visualisasi Tradisi Dhandangan itu melibatkan puluhan muda-mudi Kudus. Mereka merupakan perwakilan dari masing-masing sekolah dan kampus yang ada di Kota Kretek.

Lakon yang mereka bawakan nggak lain adalah asal usul tradisi Dhandangan yang rutin digelar setiap tahun sebagai penanda datangnya Ramadan. Mereka ada yang berperan sebagai masyarakat biasa, anak-anak, para penjual, hingga alim ulama yang disimbolkan memakai gamis putih dan sorban.

Kelompok terbangan tampil dalam Visualisasi Tradisi Dhandangan 2019, Minggu (5/5/2019) di Alun-alun Simpang 7 Kudus. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Lewat teatrikal itu pula, dikenalkan sejumlah makanan khas Kudus seperti Soto Kudus, pecel pakis, jenang, hingga sate kerbau. Aksi ini juga diiringi musik yang mengawinkan genre modern dan rebana.

Menurut penuturan salah seorang pemain teatrikal Siti Solikhah, perlu waktu sebulan untuk berlatih tampil di acara ini.

“Sebulan itu ya buat koreo sendiri dan latihan sama musiknya,” ujar siswi SMK Lemuria ini.

Tari Gusjigang turut memeriahkan acara Visualisasi Tradisi Dhandangan, Minggu (5/5/2019) di Alun-Alun Simpang 7 Kudus. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Selain aksi teatrikal, acara kali in juga disemarakkan dengan penampilan tari Gusjigang serta penampilan dari penyanyi era 1970-an Arie Koesmiran. Sebagai informasi, tari Gusjigang ini terinspirasi dari ajaran Sunan Kudus kepada pengikutnya untuk berpribadi yang bagus, pintar mengaji, dan mahir berdagang. Ada juga kesenian khas Kudus terbangan yang juga tampil dalam gelaran ini.

Masuk Agenda Tahunan Kudus

Visualisasi Dhandangan ini memang sudah menjadi agenda tahunan Pemkab Kudus. Bupati Kudus Tamzil mengatakan, tradisi ini perlu dijaga karena langka dan hanya ada di kabupaten yang terletak di lereng Gunung Muria itu.

“Visualisasi ini mengingatkan kita pada masa lalu yang dulu belum ada televisi, belum ada sound di masjid, adanya bedug. Jadi, kalau bedgu sudah dipukul itu tandanya besok pagi kita puasa,” terangnya.

Bupati Kudus Tamzil memukul bedug sebagai tanda berakhirnya acara Visualisasi Tradisi Dhandangan sekaligus menandakan masuknya Ramadan, Minggu (5/5/2019) di Alun-Alun Simpang 7 Kudus. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Yap, tradisi Dhandangan ini konon berawal dari kata dhang dhang dari bedug yang dipukul Sunan Kudus. Waktu itu, Sunan Kudus sebagai pemuka agama selalu dinantikan fatwanya termasuk tentang datangnya Ramadan. Masyarakat akan berbondong-bondong ke Menara Kudus untuk menantikan pengumuman tersebut.

Kemarin ikut nonton Visualisasi Dhandangan atau nggak, Millens? Kalau kamu termasuk pemburu tradisi apalagi tradisi keagamaan, agenda ini patut kamu datangi bila berkunjung ke Kudus sebelum Ramadan. Semoga tahun depan bisa nonton Visualisasi Dhandangan, ya! (Ida Fitriyah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

12 Apr 2025

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

12 Apr 2025

Lindungi Masyarakat, KKI Cabut Hak Praktik Dokter Tersangka Pelecehan Seksual secara Permanen

12 Apr 2025

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025