Inibaru.id – Taylor Swift merilis album studio kelimanya yang bertajuk 1989 pada 2014. Tepat sembilan tahun kemudian, peraih Penghargaan Grammy ini kembali merilis ulang album tersebut, tepatnya pada 27 Oktober 2023 lalu dengan judul 1989 (Taylor’s Version).
Seperti album terdahulu, peluncuran ulang album ini juga mendapatkan respons positif dari para kritikus. Bahkan, Metacritic, AllMusic, Rollingstone, dan banyak lagi media yang khusus mengulas belantika musik dunia, rating album versi ini jauh lebih baik.
Maka, wajar jika 1989 (Taylor’s Version) kemudian segera meraih sambutan luar biasa hangat penikmat musik dunia, khususnya para Swifties atau penggemar berat Taylor Swift. Di platform pembutar musik Spotify saja, album ini bahkan nangkring di posisi kedua sebagai album paling banyak diputar dalam sehari secara global sepanjang 2023 dengan 176 juta streaming.
Seiring dengan popularitas album tersebut, merchandise 1989 juga laris di pasaran. Salah satu yang paling mencolok adalah jaket berwarna hitam dengan tulisan "T.S. 1989". Namun, siapa sangka tulisan besar pada bagian dada itu justru menyebabkan kontroversi di Tiongkok?
Peristiwa Berdarah di Tiananmen Square
Bagi masyarakat awam, tulisan "T.S. 1989" sejatinya sangatlah sederhana, yaitu "Taylor Swift 1989". Namun, ada warganet yang memaknainya dengan sudut pandang lain, salah satunya akun Twitter @jesseiraphi yang mengatakan: “Bayangkan menjadi warga Tiongkok dan mengenakan jaket ini!”
Hal ini rupanya dikaitkan dengan salah satu peristiwa paling berdarah di Tiongkok, tepatnya di tengah unjuk rasa yang dihadiri ratusan ribu massa di Tiananmen Square, Beijing, pada 4 Juni 1989. Massa yang memprotes praktik korupsi dan kondisi ekonomi yang parah justru ditembaki militer Tiongkok.
Setidaknya ada 3.000-an orang tewas dalam pembantaian tersebut. Nah, karena peristiwa ini terjadi di Tiananmen Square pada 1989, banyak yang berspekulasi bahwa akronim "T.S. 1989" bisa berpotensi mengingatkan warga Tiongkok pada peristiwa berdarah itu.
Namun, spekulasi itu rupanya nggak terbukti lantaran masyarakat setempat ternyata nggak terlalu mengenal istilah Tiananmen Square karena mereka memakai bahasa lokal. Pemerintah Tiongkok bahkan nggak menyensor merchandise dan album 1989 karena nggak dianggap bermasalah.
Atas kemunculan isu ini, kayaknya nggak perlu dipermasalahkan lebih lanjut ya, Millens! Nggak ada yang tersakiti oleh merchandise album ini, kok! (Arie Widodo/E03)