BerandaHits
Sabtu, 11 Okt 2024 15:17

Menggelegar, Seperti Apa Bahaya Suara 'Sound Horeg' bagi Telinga?

Suara sound horeg dikenal menggelegar. (Betanews/Kaerul Umam)

Banyak warga yang suka, tapi nggak sedikit pula yang terganggu atau khawatir akibat suara 'sound horeg'. Tapi, sebenarnya seberbahaya apa ya dampak suara dari hiburan rakyat yang satu ini?

Inibaru.id – Musim karnaval memang sudah berakhir sebagaimana bergantinya bulan Agustus ke bulan September. Tapi, bukan berarti kabar tentang kehebohan sound horeg di berbagai daerah bakal hilang. Nyatanya, potongan-potongan video tentang hiburan rakyat yang cukup kontroversial ini terus bermunculan di media sosial.

Ada video yang memperlihatkan truk pembawa sound horeg nggak bisa belok karena terhalang atap sebuah warung sehingga atap tersebut harus dibongkar dulu. Ada juga video yang menunjukkan lampu jalan dibongkar agar truk pembawa sound horeg bisa lewat. Selain itu, ada juga sound horeg yang dipasang di atas kapal dan dinyalakan keras-keras di tengah laut.

Selain video-video di atas, warganet Indonesia sudah kenyang dengan banyaknya video yang mengungkap betapa dahsyatnya gelegar suara sound horeg yang bisa memecah kaca jendela atau menghancurkan genting rumah. Tapi, yang mengherankan, banyak orang-orang yang bisa dengan santai mendengarkan atau bahkan menari-nari di dekat sound horeg tersebut.

Pertanyaan pun muncul, apakah suara sound horeg yang luar biasa dahsyatnya itu nggak berbahaya bagi manusia? Terkait dengan hal ini, pakar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang juga Ketua Kelompok Riset Radio Frekuensi, Microwave, Akustik, dan Photonik Pusat Riset Telekomunikasi Organsisasi Riset Elektronika dan Informatika bernama Hana Ariresa menyebut suara sound horeg sebenarnya cukup berbahaya bagi telinga manusia, Millens.

“Suara itu ada tekanan dan gelombangnya. Nah, di dalam telinga kita kan ada selaput gendang telinganya. Kalau selaput itu terpapar gelombang suara yang kencang dengan tekanan tinggi, bisa saja pecah,” ucap Hana sebagaimana dilansir dari Detik, Rabu (21/8/2024).

Suara sound horeg yang sangat kencang bisa saja merusak gendang telinga. (Instagram.com/pemburu.horeg.pendemclumprit)

Karena sound horeg adalah budaya yang bisa dikatakan baru, wajar jika belum ada penelitian yang menunjukkan seberapa besar efek suaranya bagi telinga manusia. Tapi, tetap saja ada potensi selaput gendang manusia pada akhirnya bisa rusak akibat kerap terpapar suara yang sangat kencang.

“Memang banyak orang yang berada di dekat sound horeg nggak langsung mengalami pecah gendang telinga. Tapi andai paparannya sering, terus menerus, atau lama, bisa saja akhirnya gendang telinga nggak lagi kuat menahannya,” lanjut Hana.

Apa yang diungkap Hana ada benarnya. Apalagi, di dalam peraturan yang diungkap Kementerian Tenaga kerja, yaitu Kepmenaker nomor per-51/MEN/1999, disebutkan aturan bahwa batas toleransi manusia mampu menangkap suara dengan kebisingan 85 desibel hanyalah 8 jam saja per hari atau 40 jam per minggu. Makanya, di banyak tempat kerja di mana suara-suara yang kencang atau bising kerap muncul, pekerjanya memakai headset untuk melindungi telinganya.

Sebagai contoh, para pekerja yang nggak jauh dari deru suara mesin pesawat, staf pembalap F1 atau MotoGP, atau di sejumlah pabrik, memakai headset karena alasan yang sama.

Setiap orang memang punya batas toleransi yang berbeda-beda untuk menerima suara yang kencang dari sound horeg. Yang pasti, tentu ada orang yang nggak tahan mendengarkannya atau bahkan khawatir rumahnya akan rusak akibat suara tersebut. Tentu nggak etis bukan kalau akhirnya kekhawatiran mereka diabaikan begitu saja, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Tanda Diabetes pada Kulit yang Jarang Disadari

8 Des 2024

Berapa Luas Kamar Tidur yang Ideal?

8 Des 2024

Piknik Santai di Rowo Gembongan Temanggung

8 Des 2024

Ombudsman: Terkait Penanganan Kasus Penembakan Siswa SMK, Polrestabes Semarang Nggak Profesional

8 Des 2024

Dekat dengan Candi Prambanan, Begini Keindahan Candi Sojiwan

8 Des 2024

Pemprov Jateng: Pagu 10 Ribu, Makan Bergizi Gratis Nggak Bisa Sediakan Susu

8 Des 2024

Hadirkan Stefan William di Acara Pembukaan, Miniso Penuhi Gaya Hidup Modern dan Kekinian Warga Kota Semarang

8 Des 2024

Ada Tiga Bibit Siklon Tropis Kepung Indonesia, Apa Dampaknya?

9 Des 2024

Menilik Hasil Rekapitulasi Suara Pilkada 2024 di Lima Daerah

9 Des 2024

Produksi Genting di Desa Papringan, Tetap Autentik dengan Cara Tradisional

9 Des 2024

Rekor 1.000 Poin Megawati Hangestri di Liga Voli Korea

9 Des 2024

Peringati Perang Diponegoro, Warga Yogyakarta Gelar Kirab Tongkat Kiai Cokro

9 Des 2024

Tanpa Transit! Uji Coba Direct Train Gambir-Semarang Tawang, KAI Tawarkan Diskon 50 Persen

9 Des 2024

Sidang Kode Etik Kasus Penembakan di Semarang, Hadirkan Saksi dan Keluarga Korban

9 Des 2024

Apa yang Bikin Generasi Z Sering Dideskripsikan sebagai Generasi Paling Kesepian?

9 Des 2024

Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Robig Dipecat Tidak Dengan Hormat!

10 Des 2024

Penembak Siswa SMK 4 Semarang Dipecat; Ayah Korban: Tersangka Nggak Minta Maaf

10 Des 2024

50 Persen Hidup Lansia Indonesia Bergantung pada Anaknya; Yuk Siapkan Dana Pensiun!

10 Des 2024

Asap Indah Desa Wonosari, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Jawa Tengah

10 Des 2024

Hanya Membawa Kerugian, Jangan Tergoda Janji Manis Judi Online!

10 Des 2024