BerandaHits
Selasa, 25 Okt 2021 18:13

Mempelajari Bahasa Kucing

Mempelajari bahasa kucing akan membuat pemilik lebih memahami kondisi dan keinginan kucing peliharaannya. (Inibari.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Kalau kamu salah seorang pencinta kucing, barangkali kamus bahasa kucing ini bisa membantumu berkomunikasi. Biar makan akrab deh sama si mpus!

Inibaru.id - Untuk berkomunikasi dengan kucing, tentu pemilik harus memahami bahasa kucing. Kamu bisa mengetahui keadaan dan kemauan si mpus dengan mengetahui bahasa tubuh atau arti ketika ia mengeong.

Ada beberapa tips berkomunikasi dengan kucing yang bisa kamu simak. Tips berikut dikutip dari dr Anand Deshpande, kepala Layanan Hewan di sebuah klinik perawatan hewan.

1. Perhatikan Ekor Kucing

Coba perhatikan ekor kucing kesayanganmu. Kalau ekornya lurus ke atas dan secara perlahan bergerak menggulung, artinya ia senang melihatmu. Tapi nih, kalau bulu ekornya lurus ke atas diiringi bunyi dengkuran, meludah, atau mendesis terus, maka ia sedang marah, agresif, atau ketakutan.

2. Perhatikan Mata Kucing

Kucing yang menatap kamu balik dengan mata gelap, dalam, dan serba tahu adalah tanda ia sangat percaya dan nyaman di dekatmu, Millens. Tapi, kalau pupilnya melebar, bisa jadi ia senang dan sedikit takut.

3. Headbutting

Pernah nggak sih kamu mendapati si kucing menggosokkan kepala dan badan ke kakimu? Nah, itu namanya headbutting. Tandanya, kamu dianggap pemiliknya. Headbutting juga jadi tanda keramahan. Satu lagi, kalau kamu mendapati ia melakukan itu dengan hidung basah, artinya kamu sudah mendapat kasih sayang darinya. Sweet kan?

4. Arti Meongan Kucing

Dengan memperhatikan meongan kucing, kamu nantinya bisa tahu mana meongan yang berarti meminta sesuatu dan mana yang artinya protes.

- Meongan pendek: salam standar

- Beberapa kali mengeong: salam dengan penuh semangat

- Meong dengan nada agak tinggi: minta makan atau minum

- Mrroooow nggak berhenti-berhenti: minta sesuatu

- Mrroooow dengan nada rendah: mengeluh, atau lagi nggak hepi, atau lagi kesal karena bertengkar

- Meeooooww dengan nada lebih rendah: mengemis untuk sesuatu seperti makanan

- Rrroww dengan nada tinggi: marah, sakit, atau mungkin juga takut

- Menggeretakkan gigi dengan cepat: sedang gembira atau frustrasi

- Chirrup (antara meong dan mendengkur dengan nada naik: sedang menyapa dengan ramah, memanggil anak-anak-anaknya

- Mendengkur: memanggilmu biar kamu mendekat atau caper (cari perhatian)

- Desis: sedang sangat agresif, sebal level maksimal, takut, atau ngajak berantem.

5. Arti Bahasa Tubuh Kucing

Setiap gerakan kucing menyimpan arti. (Inibaru.id/ Triwanda Tirta Aditya)

Biar sukses mengartikan bahasa kucing, kamu juga harus memerhatikan gerakan tubuhnya. Kenapa? Jadi, biasanya kucing mengeong disertai dengan bahasa tubuh untuk menyampaikan pesan. Apa saja?

- Ekor Lurus ke atas dengan ujung ikal: selamat

- Ekor berkedut: sedang gembira atau cemas

- Bulu ekor berdiri: sangat bersemangat akan sesuatu

- Ekor bergetar: sangat bersemangat dan senang sekali melihatmu

- Bulu ekor menempel lurus ke atas sementara ekornya melengkung dalam bentuk letter N: kamu harus hati-hati karena sang kucing sedang dalam mode agresi ekstrem

- Bulu ekor menempel lurus ke atas tapi ekonrya dipegang rendah: bsa jadi agresif atau justru ketakutan

- Ekor rendah dan diselipkan di bawah tubuh belakang: takut

- Pupil melebar: sedang sangat bersemangat atau justru ketakutan

- Mata berkedip perlahan: menunjukkan kasih sayang, nyaman dengan siapa pun di dekatnya

- Hidung terangkat dan kepala sedikit miring ke belakang: ia menganggap kamu ada.

- Menggosokkan badan ke kaki seseorang: menganggap orang itu sebagai pemiliknya

- Memberi ciuman "hidung basah": "I love you"

- Menggerakkan telinga ke belakang: takut, cemas, atau menggambarkan suasana hati yang menyenangkan, bisa saja rasa ingin tahu yang tinggi jika ia juga mengendus

- Menjilat bibir bawah: khawatir akan sesuatu

- Menggosok kepala, pinggang, dan ekor ke orang atau hewan lain: mengucapkan salam

- Head-butting: tanda keramahan dan kasih sayang

- Mengendus wajah: memastikan identitas seseorang

- Meremas secara berirama dengan cakar kanan dan kiri bergantian: tanda bahagia, kepuasan, kesenangan, ia senang mengenal dan percaya dengan kamu

- Menjilat: percaya padamu dan menganggapmu sebagai keluarganya. Atau bisa juga karena ada sesuatu di tanganmu dan ia menyukainya.

- Berusaha memakan rambutmu: Tanda bahwa ia pengin merawatmu sebagai tanda cinta. Eaa

- Menatap mata: ia mempercayaimu

Setelah tahu apa yang kucing sampaikan, lalu bagaimana ya cara ngomong balik biar si mpus bisa ngerti?

Cara Berbicara Balik dan Merespons Kucing

Kalau kucing menjilat tanganmu, maka jadi tanda kamu dianggap keluarganya. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

- Pakai nada rendah untuk menunjukkan kalau kamu nggak senang dan nada tinggi untuk menunjukkan keramahan

- Ulangi kata yang sama, seperti "tidur, tidur, tidur" ketika mau tidur dan lain sebagainya. Lama-lama kucing bakal mengasosiasikan kata-katamu dengan kegiatan yang kamu lakukan

- Kalau mau kucing mendekat, lakukan kontak mata kemudian berkedip perlahan. Biasanya ia akan mendekat dan minta dibelai.

- Jangan belai kucing kalau kamu sedang melarangnya melakukan sesuatu

- Kalau kamu mau mengatakan "nggak boleh" dengan bahasa kucing, mendesislah dengan cepat dan tajam

- Kucing mungkin juga mengeluarkan suara kesakitan. Jadi, kalau kamu nggak sengaja menginjak ekornya atau bagian tubuh lainnya, sebaiknya minta maaf dengan mengelus kepalanya.

- Pastikan kamu memegang kucing dengan hati-hati. Kalau nggak, bisa saja ia mengartikan ini sebagai tanda bahaya baginya. Jangan heran kalau nantinya ia menganggapmu agresif dan mencakarmu untuk melindungi dirinya

- Berbicara dengan kucing dengan nada tinggi

Betewe, memelihara kucing memang butuh kesabaran dalam berkomunikasi. Bahasa kucing di atas mungkin nggak bisa dipraktikkan dengan beberapa ras kucing berbulu panjang karena mereka cenderung pendiam. Meski begitu, tetaplah jalin komunikasi dan perhatikan respons mereka. Hm, seru juga ya belajar bahasa kucing, Millens? (The/IB21/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024