Inibaru.id – Ray Dalio’s Great Power Index 2024 mengeluarkan sebuah data yang cukup menarik tentang Indonesia yang berada di urutan kedua dalam daftar negara paling bahagia di dunia.
Dalam survei tersebut, disebutkan bahwa 79 persen warga Indonesia merasa bahagia. Hm, valid nggak, ya dengan kondisi negara sekarang yang terus dijejali dengan berita buruk, kasus korupsi gila-gilaan, dan kondisi ekonomi yang semakin berat? Ha-ha.
Dalam daftar tersebut, Indonesia punya skor indeks kebahagiaan 1,58. Satu-satunya negara dengan skor kebahagiaan lebih tinggi adalah Inggris dengan angka 1,65.
Di bawah Indonesia adalah Belanda (1,50), Meksiko (1,41), dan Swiss (1.30). Negara Asia lain yang masuk dalam 10 besar ini adalah Tiongkok (1,20) di peringkat ke-8.
Sementara itu, negara tetangga kita, Australia ada di urutan ke-6 dengan skor 1,27. Kanada ada di peringkat berikutnya dengan skor 1,06, dan Amerika Serikat ada di peringkat ke-10 dengan skor 0,98.
Tunggu dulu, kok di daftar-daftar tersebut sebagian besar adalah negara maju? Yap, meski bisa dikatakan dalam hal kondisi ekonomi Indonesia masih nggak sebaik mereka, ada indikator lain yang dianggap membuat skor kebahagiaan di Indonesia cukup tinggi; seperti kepuasan hidup, bagaimana kita menikmati hari demi hari, jaringan sosial, hingga angka bunuh diri per 100 ribu orang, Millens.
Dari indikator-indikator itulah, 79 persen warga Indonesia dianggap bahagia alias jauh dari rata-rata global yang hanya 73 persen.
Di sejumlah media sosial, informasi terkait hasil survei ini tentu memancing komentar pro dan kontra. Akun X Good News From Indonesia misalnya, usai mengunggahnya pada Rabu (12/3/2025) malam, langsung dibanjiri komentar yang isinya kurang setuju dengan hasil survei tersebut.
“Nyari kerjaan susah, banyak orang stres, polusi udara, air kotor, macet, transportasi umum sedikit dan jelek. Bahagia dari mananya,” ungkap salah satu akun X @lunaticslut_ mewakili puluhan akun lainnya yang juga memprotes hasil survei ini.
Tapi, kalau kita balik ke indikator yang dipakai, wajar jika hasil surveinya menunjukkan hal tersebut. Hal inilah yang diungkap rekan kerja saya, Arkhan, yang mengaku lebih bahagia dengan kehidupan di Kota Semarang jika dibandingkan saat belajar beberapa tahun di Birmingham, Inggris.
“Mungkin karena di Indonesia banyak hal kecil yang bisa bikin senang kayak pemandangan indah, jajanan pinggir jalan yang enak dan murah, serta budaya yang bikin banyak orang bersosialisasi dengan teman atau tetangga. Kayaknya sesuai dengan indikator yang dihitung kan?” ucapnya, Rabu (12/3) malam.
Yap, hasil surveinya mungkin bikin kontroversi. Tapi, di balik begitu banyak kesulitan yang dihadapi orang Indonesia untuk hidup dengan layak dan tenang setiap hari, ada berjibun hal-hal kecil yang bisa bikin kita bahagia. Kalau soal ini, kamu setuju nggak, Millens? (Arie Widodo/E10)