BerandaHits
Minggu, 20 Feb 2021 13:44

Edukasi Soal Produksi Konten, Santrendelik Kerja Sama dengan Media Group

Seminar "Demi Konten, Ubah Nasibmu Demi Kontenmu" di Hotel Harris. (Inibaru.id/ Audrian F)

Mencoba memperbaiki fenomena warganet yang kurang bijak dalam memproduksi konten, Santrendelik Semarang bekerja sama dengan Media Group. Apa saja yang disampaikan?

Inibaru.id - Pesatnya perkembangan media sosial sudah menjadi gaya hidup yang baru di masyarakat. Dengan perkembangan itu, media sosial juga bukan lagi sekadar semesta untuk senang-senang, tapi juga menjadi sumber popularitas dan mata pencaharian.

Namun, perkembangan itu tampaknya nggak diiringi oleh semua pengguna sosial media. Kini, demi mendapat daya tarik warganet, banyak orang yang melakukan apa pun cara demi membuat konten. Hal itulah yang menjadi keresahan dari Santredelik.

Pesantren kontemporer yang juga punya kanal sosial media sebagai lini dakwah itu begitu prihatin dengan fenomena warganet yang menghalalkan segala cara hanya untuk membuat sebuah konten. Kalau konten itu memiliki unsur edukasi, tentu saja nggak masalah. Nyatanya nggak selalu demikian.

“Arus pembuat konten dengan asal ini seperti tidak terkontrol. Kami yang senantiasa menyebarkan kebaikan lewat dakwah di media sosial merasa ada yang harus diluruskan,” ujar Habib Alwi selaku ketua acara dari Santredelik.

Mohammad Mirdal Akib jadi pembicara utama. (Inibaru.id/ Audrian F)

Itulah mengapa Habib beserta rekan-rekan membuat sebuah seminar dengan tajuk “Demi Konten Ubah Nasibmu dari Kontenmu”. Bekerja sama dengan "Metro TV Berbagi", seminar yang digelar di Hotel Harris Semarang, Sabtu (20/2/2021) menghadirkan para pembicara dari Tim Media Group.

Pembicara pertama adalah Hamdan Alkafie sebagai News Anchor Metro TV. Lalu, ada Pemimpin Redaksi Medcom.id Budiyanto dan CEO Media Group News Mohammad Mirdal Akib. Sementara, Fifi Aleyda Yahya tampil sebagai moderator.

Hamdan Alkafie memaparkan pentingnya public speaking dalam pembuatan konten. Menurutnya, ilmu public speaking bukan hanya berfungsi untuk berpidato atau MC, tapi juga berguna untuk berbagai jenis fragmen kehidupan.

“Semua momen butuh public speaking. Melamar kerja butuh public speaking, menawakan sesuatu dan bahkan berbicara dengan atasan juga. Oleh karena itu, hal ini jangan disepelekan,” ujarnya.

Lebih jauh, public speaking juga perlu dipelajari secara benar bagi pembuat konten. Sebab, sekalipun nggak menghadapi pendengar secara langsung, mereka tetap saja akan memperhatikan secara serius. Kalau public speaking dalam membuat konten baik, apa yang disampaikan jadi bermanfaat juga.

Hamdan Alkafie menjelaskan tentang public speaking. (Inibaru.id/ Audrian F)

Tampil sebagai pembicara kedua, Budiyanto memaparkan banyak hal terkait ide membuat konten. Dia membagikan pengalamannya dalam mengelola Medcom.id, juga perjalanan panjangnya sebagai kamera person di Metro TV.

“Kuncinya adalah diferensiasi. Kalau apa yang kita buat beda masyarakat pun akan tertarik. Selain itu perlu konsisten. Kalau belum tercapai, jangan kendor,” ucapnya.

Pembicara terakhir dan tampil sebagai pemungkas, Mohammad Mirdal Akib lebih banyak memberi motivasi untuk para peserta yang terdiri atas para remaja yang berisikan para influencer, pembuat konten, dan mahasiswa itu.

Mirdal, sapaan akrabnya, lebih banyak mengulas gimana membina karakter anak muda dalam menggunakan media sosial. Dia sampai mencontohkan berbagai pemuda yang punya peran penting dalam sejarah.

“Yang harus diperbaiki adalah karakter. Cara memulainya adalah dengan melakukan kebiasaan yang baik-baik,” ujarnya.

Dengan perbaikan karakter tersebut, dia berharap media sosial bisa menjadi lebih baik. Dia pun selalu percaya jika karakter pemuda bisa diperbaiki dan menjadi pemimpin di masa depan.

"Yang pertama kompetensi, yang kedua karakter," pungkasnya.

Hm, sepakat! Buat kamu yang masih sering bikin konten nggak berfaedah, mungkin sekarang saatnya kamu mengubah diri ya, Millens! Yang penting itu bukan cuma benefit, tapi juga bermanfaat bagi orang lain. (Audrian F/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024