BerandaHits
Kamis, 27 Mei 2020 19:00

Corona Bikin Orang Takut Nyekar, Permintaan Bunga Mawar di Pasar Makin Menurun

Suasana pemetikan mawar di kebun. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Membawa bunga mawar untuk nyekar menjadi tradisi yang ramai dilakukan menjelang Lebaran atau Kamis sore. Namun kali ini, masyarakat yang enggan nyekar karena pandemi membuat permintaan menurun dan harga mawar turun drastis.

Inibaru.id - Sabtu (18/5) saya menemui Singgih di sebuah kebun mawar di Desa Gondang, Kecamatan Limbangan. Lelaki asal temanggung itu dengan teliti memetik satu per satu tangkai mawar dengan teliti agar nggak mudah gugur kelopaknya. Bersama ibunya, dia sengaja memetiknya sore hari agar masih segar ketika dipasarkan pagi harinya.

Di tengah pandemi corona, permintaan pasar terhadap bunga mawar yang digunakan untuk nyekar ini turun menurun drastis. Hal ini dirasakan olehnya yang langsung menjajakannya pada pembeli di pasar-pasar sekitar Temanggung.

“Gara-gara corona, orang yang biasanya ke pasar jadi nggak ke pasar, yang biasanya mau ziarah ke leluhurnya jadi nggak berani dan nggak jadi beli kembang,” tuturnya.

Singgih dengan hasil petikan mawarnya. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Namun begitu, dirinya tetap semangat memetik satu per satu kembang yang mudah dibudidayakan tersebut. Situasi serupa juga didapati di pasar Bungan Bandungan yang biasa sitemui dari sore hingga pagi hari. Serupa dengan Singgih, Wuryati, seorang pengepul bunga juga mengeluhkan hal yang sama.

“Harga satu entik (wadah anyaman) Rp 20 ribu biasane, sekarang Rp 5 ribu,” tuturrnya.

Situasi tersebut membuatnya terpaksa merugi. Kadang mau nggak mau dia harus menjual bunga mawar dalam jumlah banyak dengan harga jual yang jauh dari harga beli. Karena menjadi pengepul bunga adalah satu-satunya pekerjaan yang dia lakukan, Wuryati mengaku tetap harus melakoninya meski sering merugi.

Daya Beli Menurun

Suasana jual beli di pasar Bandungan. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Di hiruk pikuk pasar bunga, suara tawar menawar saya dengar di sana sini. Seorang perempuan tampak menawarkan dua wadah anyaman bunga mawar pada seorang pengepul. Dirasa terlalu murah, dia berpindah ke pengepul lain.

Ada pula seorang perempuan tua yang menyerah dengan harga yang diberikan pengepul.

Rongpuluh mbokan (mbok ya dua puluh ribu),” katanya memelas.

Ora payu, Mbah. Nek oleh ya lima belas tak tuku (Nggak laku, Mbah. kalau boleh ya lima belas ribu saya beli,” jawab seorang pengepul yang kemudian saya ketahui bernama Triono.

Petani bunga yang mengantongi sedikit uang karena harga anjlok. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Benar saja, harga mawar yang hari itu benar-benar anjlok bikin semua orang pulang dengan dompet kempes. Cuma ada raut lelah dan kecewa dari para perempuan pembawa tempat anyaman bekas wadah bunga mawar.

Situasi ini dijelaskan oleh Triono sebagai hal yang nggak lumrah. Menurutnya, nggak seperti tahun-tahun sebelumnya, permintaan pasar terhadap bunga mawar kini semakin sedikit. Dirinya mengakui, corona membuat permintaan pasar terhadap bunga mawar menjadi turun drastis.

“Beda banget sama tahun lalu, permintaan pasar menurun sekitar 70 persen,” tuturnya yang mengaku pusing dengan situasi yang dihadapinya kini.

Semoga situasi segera pulih dan kondisi ekonomi pun turut membaik ya, Millens! (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: