Inibaru.id – Siapa di sini yang suka menggenggam ponsel super besar pakai satu tangan, dengan tumpuan utama di jari kelingking? Hati-hati! Kebiasaan ini ternyata memicu fenomena baru yang disebut “Smartphone Pinky”.
Fenomena ini bukan sekadar pegal biasa, melainkan lekukan atau cekungan nyata pada jari kelingking yang terjadi karena dipaksa menopang beban ponsel selama berjam-jam.
Meskipun belum menjadi diagnosis medis resmi, para dokter spesialis tangan di seluruh dunia melaporkan kasus ini semakin marak, terutama pada generasi Milenial dan Gen Z yang menghabiskan waktu intens di layar gawai.
Apa Itu Smartphone Pinky?
Menurut Samuel T. Dona, Jr., MD, dokter spesialis rehabilitasi medik dari University of Maryland Medical Center, smartphone pinky adalah istilah informal untuk menyebut lekukan yang muncul di jari kelingking akibat sering menopang ponsel dengan satu tangan.
“Fenomena ini paling terlihat pada pengguna ponsel berukuran besar yang menjadikan kelingking sebagai ‘rak penyangga’,” ujar Dona.
Meski sekilas hanya berupa cekungan, perubahan postur ini memicu ketegangan dan bisa berpotensi berkembang menjadi masalah serius jika kebiasaan buruk tidak diubah. Gejala awalnya bukan hanya lekukan, lo, tapi bisa berupa:
- Nyeri dan kaku pada pangkal kelingking.
- Kesemutan atau rasa tebal.
- Berkurangnya kekuatan genggaman.
- Bahkan muncul sensasi bunyi "klik" saat jari ditekuk atau diluruskan.
Kenapa Kelingking Nggak Kuat?
Daniel J. Gittings, MD, dokter Spesialis Bedah Ortopedi, menjelaskan bahwa jari kelingking sangat berperan penting dalam kekuatan genggaman tangan, bahkan menyumbang hingga sepertiga dari total kekuatan.
Ketika kelingking dipaksa menopang ponsel terus-menerus, tekanan berulang di satu titik dapat mengiritasi jaringan, sendi, dan saraf.
“Tangan manusia pada dasarnya tidak didesain untuk memegang objek pipih dan berat dalam posisi statis terlalu lama. Menopang ponsel dengan kelingking memberikan beban konsisten pada satu titik yang akhirnya bisa mengubah bentuk atau memicu keluhan,” tambah David Shokrian, MD, dokter bedah plastik.
Ancaman Saraf Kejepit dan Trigger Finger
Meskipun cekungan kecil ini umumnya nggak berbahaya, Bishoy Saad, DO, Dokter spesialis orthopedi dan spesialis tangan, mengingatkan bahwa smartphone pinky adalah sinyal awal dari penggunaan gawai yang berlebihan.
Tekanan berkelanjutan dapat mengiritasi saraf dan tendon. Jika kebiasaan ini nggak berubah, kamu berisiko mengalami masalah serius, seperti:
- Trigger Finger: Kondisi jari sulit diluruskan karena terasa tersangkut atau macet.
- Cubital Tunnel Syndrome: Saraf ulnar di sisi dalam siku tertekan atau terjepit, yang bisa menyebabkan mati rasa atau kelemahan.
- Kompresi Saraf Ulnaris dan Peradangan Tendon.
Sebuah studi pada tahun 2024 bahkan menyebutkan bahwa 60 persen pengguna ponsel intens melaporkan keluhan nyeri pada tangan dan kelingking mereka.
Cara Gampang Mencegah Smartphone Pinky
Para ahli menekankan, pencegahan itu mudah! Jangan sampai lekukan di kelingkingmu menjadi permanen atau memicu cedera saraf.
- Gunakan Dua Tangan: Jangan hanya mengandalkan kelingking sebagai 'rak penyangga'.
- Batasi Durasi dan Peregangan: Turunkan ponsel saat tidak digunakan, dan lakukan peregangan jari secara berkala.
- Manfaatkan Aksesori: Gunakan PopSocket atau phone stand agar posisi tangan lebih netral.
- Fitur Suara: Kurangi mengetik repetitif dengan memanfaatkan fitur suara atau pintasan.
Saad mengingatkan, “Lekukan kecil pada jari mungkin terlihat sepele, tetapi itu adalah bahasa tubuh yang memberi tahu bahwa kamu memberi tekanan berlebih.”
Jika jari terasa kaku, cekungan nggak membaik, atau muncul kesemutan dan kelemahan, segera ubah pola penggunaan ponsel dan berkonsultasi dengan dokter. (Siti Zumrokhatun/E05)
