Inibaru.id – Sudah jadi rahasia umum kalau mi instan jadi makanan sejuta umat masyarakat Indonesia. Di dapur-dapur rumah yang ada di Tanah Air, pasti setidaknya tersedia satu bungkus mi instan yang bisa diolah kapan saja. Tapi, kamu pernah terpikir nggak dari mana sih asal mula orang Indonesia menyebut penganan tersebut dengan mi?
Kalau menilik sejarah mi instan di Tanah Air, kita bisa memundurkan waktu sampai Juli 1969, Millens. Kala itu, pabrik mi instan pertama di Indonesia didirikan di Cijantung, Jakarta bernama PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan. Pabrik tersebut beroperasi dengan kerja sama dari perusahaan Jepang, Sankyo Shokuhin Kabushiki Kaisha. Jenama mi instan yang kali pertama diproduksi pabrik tersebut adalah Super Mie.
Nah, penyebutan mi dengan embel-embel huruf e di belakangnya menjadi ‘mie’ ini sangatlah unik. Ditambah dengan sejarah mi instan di Indonesia yang terkait erat dengan mi instan dari Jepang, banyak orang yang berpikir jika istilah ‘mie’ juga berasal dari Negeri Matahari Terbit. Apalagi, di Jepang sana juga ada sebuah wilayah yang disebut dengan Prefektur Mie.
Lantas, apakah istilah ‘mie’ di Indonesia memang terkait dengan ‘Prefektur Mie’ di Jepang? Ternyata nggak terkait sama sekali, Millens.
Jadi gini, saat laki-laki Jepang bernama Momofuki Ando terpikir untuk menciptakan mi instan pada 1958, dia tinggal di Ikeda, Osaka. Jarak antara Ikeda dan Tsu, Ibu Kota Prefektur Mie cukup jauh, yaitu sekitar 140 kilometer.
Selain itu, produk mi instan pertamanya juga diberi jenama Chikin Ramen dan terinspirasi dari jenis mi tradisional Jepang yang saat itu sangat populer di Jepang, yaitu mi soba. O ya, saat itu Jepang mengalami krisis pangan hebat akibat kalah pada Perang Dunia II sehingga penganan yang nggak ribet diolah seperti mi sangat dicari.
Nah, layaknya di Jepang, orang Indonesia juga sebelumnya mengenal mi jenis lain sebelum menggandrungi mi instan. Mi itu merupakan mi yang sudah dikenal masyarakat Tiongkok Daratan semenjak masa pemerintahan Dinasti Han pada 206 SM–220 Masehi.
Mi yang dibuat dari bahan tepung tersebut memiliki sebutan asli ‘mian, mein’, atau ‘mi’. Nah, saat orang-orang Tiongkok bermigrasi ke negara lain, mereka membawa mi tersebut dan mempengaruhi penyebutan mi di negara tujuan.
Encyclopedia (9/8/2022) menulis, di Jepang, mi disebut sebagai ‘men’ atau ‘menrui’. Di Korea, sebutannya menjadi ‘myun’. Kalau di Thailand, namanya jadi ‘mee’. Khusus untuk Indonesia, penyebutan ‘mi’ atau ‘mie’ ternyata berasal dari kata Bahasa Hokkian ‘mian’ yang berarti tepung.
Lantas, sejak kapan orang Indonesia mengenal mi yang nggak instan? Kalau menurut laporan National Geographic (9/4/2021), buku Nusa Jawa Silang Budaya karya Denys Lombard mengungkap bahwa dalam Piagam Biluluk dengan angka tahun 1391, tercantum istilah mi tipis bernama ‘lakhshah’. Jadi, masyarakat Nusantara sudah mengenal mi sejak zaman Majapahit, deh.
Wah, menarik juga ya sejarah mi di Indonesia, Millens? Ternyata kita sudah mengonsumsinya sejak berabad-abad yang lalu! (Arie Widodo/E10)