BerandaHits
Minggu, 25 Feb 2023 15:00

Ada Prefektur Mie di Jepang, Apa Hubungannya dengan 'Mie' di Indonesia?

Sejarah penyebutan mi di Indonesia. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Di Jepang ada Prefektur Mie. Sejarah mi instan di Indonesia juga terkait erat dengan mi instan dari Jepang. Apakah sebutan 'mie' juga berasal dari negara tersebut?

Inibaru.id – Sudah jadi rahasia umum kalau mi instan jadi makanan sejuta umat masyarakat Indonesia. Di dapur-dapur rumah yang ada di Tanah Air, pasti setidaknya tersedia satu bungkus mi instan yang bisa diolah kapan saja. Tapi, kamu pernah terpikir nggak dari mana sih asal mula orang Indonesia menyebut penganan tersebut dengan mi?

Kalau menilik sejarah mi instan di Tanah Air, kita bisa memundurkan waktu sampai Juli 1969, Millens. Kala itu, pabrik mi instan pertama di Indonesia didirikan di Cijantung, Jakarta bernama PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan. Pabrik tersebut beroperasi dengan kerja sama dari perusahaan Jepang, Sankyo Shokuhin Kabushiki Kaisha. Jenama mi instan yang kali pertama diproduksi pabrik tersebut adalah Super Mie.

Nah, penyebutan mi dengan embel-embel huruf e di belakangnya menjadi ‘mie’ ini sangatlah unik. Ditambah dengan sejarah mi instan di Indonesia yang terkait erat dengan mi instan dari Jepang, banyak orang yang berpikir jika istilah ‘mie’ juga berasal dari Negeri Matahari Terbit. Apalagi, di Jepang sana juga ada sebuah wilayah yang disebut dengan Prefektur Mie.

Lantas, apakah istilah ‘mie’ di Indonesia memang terkait dengan ‘Prefektur Mie’ di Jepang? Ternyata nggak terkait sama sekali, Millens.

Jadi gini, saat laki-laki Jepang bernama Momofuki Ando terpikir untuk menciptakan mi instan pada 1958, dia tinggal di Ikeda, Osaka. Jarak antara Ikeda dan Tsu, Ibu Kota Prefektur Mie cukup jauh, yaitu sekitar 140 kilometer.

Prefektur Mie di Jepang. (Kankomie.or.jp/en/)

Selain itu, produk mi instan pertamanya juga diberi jenama Chikin Ramen dan terinspirasi dari jenis mi tradisional Jepang yang saat itu sangat populer di Jepang, yaitu mi soba. O ya, saat itu Jepang mengalami krisis pangan hebat akibat kalah pada Perang Dunia II sehingga penganan yang nggak ribet diolah seperti mi sangat dicari.

Nah, layaknya di Jepang, orang Indonesia juga sebelumnya mengenal mi jenis lain sebelum menggandrungi mi instan. Mi itu merupakan mi yang sudah dikenal masyarakat Tiongkok Daratan semenjak masa pemerintahan Dinasti Han pada 206 SM–220 Masehi.

Mi yang dibuat dari bahan tepung tersebut memiliki sebutan asli ‘mian, mein’, atau ‘mi’. Nah, saat orang-orang Tiongkok bermigrasi ke negara lain, mereka membawa mi tersebut dan mempengaruhi penyebutan mi di negara tujuan.

Encyclopedia (9/8/2022) menulis, di Jepang, mi disebut sebagai ‘men’ atau ‘menrui’. Di Korea, sebutannya menjadi ‘myun’. Kalau di Thailand, namanya jadi ‘mee’. Khusus untuk Indonesia, penyebutan ‘mi’ atau ‘mie’ ternyata berasal dari kata Bahasa Hokkian ‘mian’ yang berarti tepung.

Lantas, sejak kapan orang Indonesia mengenal mi yang nggak instan? Kalau menurut laporan National Geographic (9/4/2021), buku Nusa Jawa Silang Budaya karya Denys Lombard mengungkap bahwa dalam Piagam Biluluk dengan angka tahun 1391, tercantum istilah mi tipis bernama ‘lakhshah’. Jadi, masyarakat Nusantara sudah mengenal mi sejak zaman Majapahit, deh.

Wah, menarik juga ya sejarah mi di Indonesia, Millens? Ternyata kita sudah mengonsumsinya sejak berabad-abad yang lalu! (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Tanda Diabetes pada Kulit yang Jarang Disadari

8 Des 2024

Berapa Luas Kamar Tidur yang Ideal?

8 Des 2024

Piknik Santai di Rowo Gembongan Temanggung

8 Des 2024

Ombudsman: Terkait Penanganan Kasus Penembakan Siswa SMK, Polrestabes Semarang Nggak Profesional

8 Des 2024

Dekat dengan Candi Prambanan, Begini Keindahan Candi Sojiwan

8 Des 2024

Pemprov Jateng: Pagu 10 Ribu, Makan Bergizi Gratis Nggak Bisa Sediakan Susu

8 Des 2024

Hadirkan Stefan William di Acara Pembukaan, Miniso Penuhi Gaya Hidup Modern dan Kekinian Warga Kota Semarang

8 Des 2024

Ada Tiga Bibit Siklon Tropis Kepung Indonesia, Apa Dampaknya?

9 Des 2024

Menilik Hasil Rekapitulasi Suara Pilkada 2024 di Lima Daerah

9 Des 2024

Produksi Genting di Desa Papringan, Tetap Autentik dengan Cara Tradisional

9 Des 2024

Rekor 1.000 Poin Megawati Hangestri di Liga Voli Korea

9 Des 2024

Peringati Perang Diponegoro, Warga Yogyakarta Gelar Kirab Tongkat Kiai Cokro

9 Des 2024

Tanpa Transit! Uji Coba Direct Train Gambir-Semarang Tawang, KAI Tawarkan Diskon 50 Persen

9 Des 2024

Sidang Kode Etik Kasus Penembakan di Semarang, Hadirkan Saksi dan Keluarga Korban

9 Des 2024

Apa yang Bikin Generasi Z Sering Dideskripsikan sebagai Generasi Paling Kesepian?

9 Des 2024

Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Robig Dipecat Tidak Dengan Hormat!

10 Des 2024

Penembak Siswa SMK 4 Semarang Dipecat; Ayah Korban: Tersangka Nggak Minta Maaf

10 Des 2024

50 Persen Hidup Lansia Indonesia Bergantung pada Anaknya; Yuk Siapkan Dana Pensiun!

10 Des 2024

Asap Indah Desa Wonosari, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Jawa Tengah

10 Des 2024

Hanya Membawa Kerugian, Jangan Tergoda Janji Manis Judi Online!

10 Des 2024