BerandaAdventurial
Rabu, 5 Nov 2019 11:34

Selokan Mataram, Saksi Bisu Perjuangan Sultan Lindungi Rakyat Yogya

Selokan Mataram, Saksi Bisu Perjuangan Sultan Lindungi Rakyat Yogya

Selokan Mataram dibangun untuk menghindarkan warga Yogya dari kerja paksa Jepang. (Kota Jogja)

Selokan Mataram merupakan saksi bisu sejarah bagaimana Sultan Hamengku Buwono IX melindungi rakyatnya. Demi menghindari jatuhnya korban jiwa romusha Jepang dari rakyatnya, sang Sultan mengatakan Yogyakarta butuh untuk membangun saluran air. Bagaimana kisahnya?

Inibaru.id – Zaman penjajahan Jepang menyisakan banyak kisah, nggak terkecuali bagi rakyat Yogyakarta. Pada masa itu pula, nggak sedikit korban jiwa yang jatuh akibat program kerja paksa atau yang lebih dikenal dengan istilah romusha.

Saat korban jiwa di provinsi lain berjatuhan, Yogyakarta pun diam-diam melakukan perlawanan dengan memanipulasi penjajah.

Setelah dilantik oleh Panglima Besar Tentara Pendudukan Jepang, Dorodjatun atau yang diberi gelar Sultan Hamengku Buwono IX diberi wewenang untuk mengurus pemerintahan Yogyakarta. Melihat banyaknya korban jiwa yang meninggal akibat kerja paksa, Sultan Hamengku Buwono IX berusaha melindungi rakyatnya.

Dalam pertemuannya dengan Jepang, dia memanipulasi statistik terkait penduduk dan hasil panen. Dia juga mengatakan bahwa wilayah Yogyakarta nggak sesubur wilayah lain.

http://yogyakarta.panduanwisata.id/files/2012/07/dam-ancol.jpg

Panjang Selokan Mataram mencapai 30 kilometer. (Panduan Wisata)

Saat itu pula, beberapa desa seperti Karangwuni, Sogan, Ngentak, Dukuh, dan Modinan juga menjadi wilayah yang terendam banjir. Banjir yang datang pada Januari 1943 ini menimbulkan gagal panen dengan jumlah kerugian yang besar.

Bencana alam ini menjadi alasan Sultan Hamengku Buwono IX meminta dana pada Jepang untuk membangun saluran air. Nggak disangka, permintaannya dipenuhi Jepang. Saluran air sepanjang 30 kilometer ini menjadi penyelamat warga dari romusha.

Hingga kini Selokan Mataram masih menjadi saluran air penghubung Sungai Opak dan Sungai Progo. Kamu yang tertarik melihatnya sesekali bisa menyempatkan waktu untuk menyusuri selokan ini dengan bersepeda. Sambil menunggu matahari tenggelam, tentu makin asyik jika menyusurinya bersama teman.

Eh, jika Yogyakarta punya Selokan Mataram sebagai saksi sejarah, adakah tempat di wilayahmu dengan sejarah yang serupa? Coba bagikan kisahmu dengan sobat Millens lainnya, ya! (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

12 Apr 2025

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

12 Apr 2025

Lindungi Masyarakat, KKI Cabut Hak Praktik Dokter Tersangka Pelecehan Seksual secara Permanen

12 Apr 2025

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025