BerandaAdventurial
Selasa, 5 Agu 2019 17:06

Mengulik Sejarah Desa Manding, Desa Pusat Kerajinan Kulit di Yogyakarta

Sepatu kulit di Desa Manding bisa kamu tawar, lo. (sewamobiljogja)

Sebagai pusat kerajinan kulit, Desa Manding dulunya dikembangkan oleh tiga pemuda. Tiga pemuda ini berhasil membangkitkan ekonomi warga lewat produk kulit yang murah dan berkualitas. Kini, Desa Manding nggak hanya dikenal konsumen nasional, tapi juga konsumen internasional.

Inibaru.id – Tas, dompet, hingga ikat pinggang berbahan kulit adalah benda-benda yang dengan mudah bisa kamu jumpai di Desa Manding, Yogyakarta. Sebagai sentra pembuatan kerajinan kulit, kamu bisa mendapatkan barang-barang itu dengan harga yang juga lebih murah.

Kualitas yang oke dan harga yang murah ini mungkin nggak bisa kamu dapatkan jika Desa Manding nggak berdiri.

Sebelum menjadi pusat kerajinan kulit seperti sekarang, usaha di sana dulunya dibentuk oleh tiga pemuda. Tiga pemuda ini adalah Prapto Sudarmo, Ratno Suharjo, dan Wardi Utomo. Mereka sempat bekerja di sebuah perusahaan sepatu Yogyakarta hingga 1947 sebelum memutuskan keluar.

Sejak itu pula, Prapto, Ratno, dan Wardi memulai bisnis kerajinan kulit mereka di Jalan Dr Wahidin.

Tas-tas lokal ini nggak kalah keren, lo, dibandingkan merek-merek luar negeri. (BukaReview/Luthfa Nurridha)

Sepuluh tahun kemudian, usaha mereka menampakkan hasilnya. Desa Manding berkembang pesat hingga 1980-an lantaran berhasil menarik perhatian pasar nasional. Di sana, pembeli bisa mendapatkan jaket hingga ikat pinggang dengan harga yang lebih murah.

Kini, Desa Manding memiliki sekitar 40 toko yang bisa kamu jelajahi. Produk-produk desa ini juga cukup sering diekspor ke Timur Tengah dan Spanyol.

Kalau kamu pengin dapat harga yang murah, jangan lupa menawar ya. Kalau kamu menawar dalam bahasa Jawa, potongan harga yang kamu dapatkan bisa lebih banyak, lo. Hm, kamu yang nggak bisa berbahasa Jawa mungkin perlu sedikit berlatih sebelum ke sana. He-he.

Eh, kamu pengin beli produk apa nih? Karena produk berbahan kulit biasanya membutuhkan perawatan khusus, jangan lupa bertanya pada penjualnya ya. Nggak pengin kan tasmu berjamur karena nggak tahu cara merawatnya? (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024