BerandaAdventurial
Sabtu, 12 Feb 2021 12:51

Menanti Hujan Berhenti dan Pandemi Pergi, Agar Hio Swa Menyala Kembali

Menanti Hujan Berhenti dan Pandemi Pergi, Agar Hio Swa Menyala Kembali

Yoyon sedang menjemur hio swa. (Inibaru.id/ Audrian F)

Hujan yang turun tiada henti membuat hio swa yang dijemur nggak kunjung kering. Ditambah pandemi yang belum hengkang dari Indonesia, menjadikan produksi perlengkapan ibadah ini melemah.<br>

Inibaru.id - Mamat dan Yoyon tampak tergopoh-gopoh menjemur hio swa begitu langit terang. Waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB. Bagi mereka para pembuat hio swa, waktu ini terlampau siang untuk menjemur. Namun apa daya, sedari pagi hujan nggak berhenti mengguyur.

“Hujan membuat kami bekerja lebih keras,” ujar Mamat yang sibuk menata hio swa, Kamis (4/2/2021).

Hujan memang menjadi hambatan tersendiri bagi pembuat hio swa. Sebab sinar matahari sangat dibutuhkan untuk menjemur.

Mamat dan Yoyon adalah pegawai Muhammad Khundhori, produsen hio swa di Desa Waru, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.

Muhammad Khundhori mengaku mengalami penurunan omzet di saat pandemi. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>
Muhammad Khundhori mengaku mengalami penurunan omzet di saat pandemi. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Pabrik rumahan ini masih menggunakan cara manual. Wajar saja sinar matahari sangat vital. Meski panas nggak selalu datang, Khundori nggak menyerah begitu saja. Pengalaman bertahun-tahun menjadi pembuat hio swa membuatnya bergerak cerdas.

“Kalau nggak ada sinar matahari saya pakai oven,” ujarnya.

Jangan pula membayangkan oven ini bertenaga listrik, Millens. Bentuknya menyerupai rumah-rumahan sederhana yang ditutup asbes. Bahan bakarnya sekam yang akan memberi kehangatan agar hio swa yang basah cepat mengering.

Selain siasat tersebut, biasanya untuk imlek, Khundhori akan gencar-gencarnya produksi sebulan sebelumnya. Atau tepatnya sekitar bulan Desember.

“Kalau dekat Imlek gini sebetulnya sudah agak longgar karena dibuat bulan lalu,” bebernya.

Dampak Buruk Pandemi

Sebagaimana lini perdagangan yang lain, usaha pembuatan hio swa Khundhori juga terdampak pandemi. Dia menggambarkan kalau biasanya Khundhori bisa mengantar hio swa dua mobil penuh kali ini berkurang jadi satu mobil.

Musim hujan dan pandemi jadi kendala buat pembuat hio swa. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Khundhori pun sadar betul mengapa pesanannya nggak seramai biasanya. Demi mematuhi protokol kesehatan, ibadah di kelenteng dibatasi. Hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan melaksanakan sembahyang untuk menghindari penularan Covid-19.

“Selain itu mungkin juga nggak semua berani datang ke kelenteng,” tambahnya.

Selain itu juga biasanya Khundhori sudah membuat banyak untuk persediaan setok hio swa. Namun melihat penurunan pesanan seperti ini, dia jadi mikir dua kali untuk produksi banyak.

Pandemi ternyata nggak hanya mempengaruhi para pemeluk agama ya, Millens. Roda produksi perlengkapan alat ibadah juga terganjal. Semoga pandemi lekas selesai ya. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

12 Apr 2025

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

12 Apr 2025

Lindungi Masyarakat, KKI Cabut Hak Praktik Dokter Tersangka Pelecehan Seksual secara Permanen

12 Apr 2025

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025