BerandaAdventurial
Minggu, 17 Sep 2022 11:23

Desa Wisata adalah Tanggung Jawab Seluruh Warga

Kampoeng Djowo Sekatul Kendal dulu ramai pengunjung, kini tampak sepi. (Viva/Dwi Royanto)

Ada lebih dari 700 wisata alam di Jawa Tengah yang kemudian memunculkan desa wisata. Namun, nggak semuanya ramai pengunjung. Sebagian sepi, terbengkalai, lalu tutup karena akses jalan dan penanganannya buruk.

Inibaru.id - Saat melihat destinasi wisata berupa bentang alam yang indah dalam video atau foto di media sosial ingin rasanya kita bergegas ke sana. Namun, terkadang kita mengurungkannya karena akses jalan menuju tempat tersebut nggak memungkinkan.

Informasi yang minim terkait rute, akses, dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah lokawisata tertentu terkadang menjebak kita pada situasi sulit, yang ujung-ujungnya membuat kita enggan menjajal tempat wisata baru yang belum terkenal dan nggak banyak diperbincangkan orang.

Situasi ini tentu akan mempersulit pengelola tempat wisata. Maka, akses jalan yang baik menjadi hal penting yang seharusnya menjadi prioritas agar tempat itu ramai pengunjung. Sebagus apa pun tempatnya, akses jalan yang buruk bikin objek wisata dijauhi pengunjung, yang berujung terbengkalai.

Selain itu, informasi terkait akses jalan, rute, waktu tempuh, serta saran-saran lain yang akan memandu dan memudahkan pengunjung juga menjadi hal wajib yang sebaiknya tersedia. Dengan informasi yang cukup, lokawisata itu tentu akan lebih mudah dilirik.

Molek, tapi Sepi Pengunjung

Curug Klenting Kuning, salah satu destinasi wisata di Jawa Tengah yang memberikan pemandangan air terjun indah dan menyegarkan. (Direktoripariwisata)

Sekurangnya ada 700 desa wisata di Jawa Tengah. Ini sangat potensial. Namun, nggak semuanya tumbuh sesuai harapan, misalnya di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Di sana, ada potensi alam berupa lembah, pegunungan, perkebunan teh dan kopi, air terjun, dan bumi perkemahan.

Lanskap alam di sana begitu molek, tapi akses jalannya sempit, nggak mulus, berkelok, serta banyak tanjakan dan turunan curam. Kondisi jalan yang seperti itu hanya bisa dilalui oleh kendaraan berukuran kecil dan sepeda motor.

“Banyak wisatawan enggan datang karena kondisi jalan menuju objek wisata sulit dilintasi, meskipun sebenarnya objek tersebut sangat menarik,” ujar Safari (45), pegiat wisata di Kabupaten Kendal.

Ini hanyalah satu contoh. Selain itu, dari Limbangan hingga Sumowono, Kabupaten Semarang, sejatinya masih banyak destinasi wisata alam dan desa wisata yang nggak kalah indah. Sebutlah Kampung Jowo Sekatul, Bukit Djaro Kedaton, Wisata Alam Gubug Lereng Merangan, dan Pesona Watusumong.

Tempat lainnya adalah Curug Klenting Kuning, Air Terjun Citro Arum, Air Terjun Tujuh Bidadari, dan Lembah Nirwana. Di destinasi-destinasi ini, sangat mungkin desa wisata berkembang. Sayangnya, hampir semua tempat itu sepi pengunjung.

Belajar dari Medini

Dalam mengembangkan wisata perkebunan teh Medini, Kendal, masyarakat dan pemerintah setempat aktif berpartisipasi. (Jadesta.Kemenparekraf)

Potensi wisata di desa sejatinya bisa dikembangkan asalkan masyarakatnya juga turut serta nguri-uri tempat wisata setempat. Jadi, potensi alam sebaiknya dipadukan dengan sumber daya manusia yang tersedia. Contoh keberhasilan ini bisa dilihat di lereng perkebunan teh Medini, Kendal.

Masyarakat setempat mendirikan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk menggaet pengunjung. Sebagai magnetnya, mereka mengembangkan warung kopi dengan konsep unik dan menyajikan variasi kopi dengan cita rasa berbeda. Bayangkan nikmatnya mencecap kopi di depan lanskap alam nan menawan!

Akses penerangan yang minim juga nggak jadi masalah di sana, karena warga memanfaatkan sumber air mengalir dari pegunungan untuk membuat pembangkit listrik mandiri bertenaga mikro hidro. Daya listriknya mencapai 1.000 watt, yang berguna untuk menerangi jalan dan warung wisata.

“Semula, pembuatan mikro hidro secara sederhana untuk memenuhi kebutuhan penerangan jalan menuju objek wisata. Kini, lebih besar lagi setelah mendapat bantuan mesin pembangkit,” ujar Wahyudi, ketua Pokdarwis.

Pemerintah Turun Tangan

Pembuatan jalan yang menghubungkan Kecamatan Singorojo-Limbangan. (RRI)

Dilansir dari Media Indonesia, Jumat (16/9/2022), Bupati Kendal Dico M Ganinduto secara terpisah mengatakan sekarang sedang ada pembangunan jalan sepanjang 2,8 kilometer yang menghubungkan Kecamatan Singorojo-Limbangan.

Anggaran diambil dari dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 7 miliar. Ini diharapkan menjadi bagian dari penyelesaian sisa 13 persen jalan kabupaten yang belum tertangani.

"Ditargetkan pembangunan ruas jalan tersebut selesai pada November mendatang," imbuhnya.

Ya, perkembangan dunia wisata memang nggak bisa mengandalkan pesona alam saja ya, Millens. Perlu ada campur tangan warga setempat dan pemerintah daerah untuk menciptakan infrastruktur yang mumpuni. (Siti Khatijah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024