BerandaAdventurial
Kamis, 26 Feb 2020 19:30

Bakal Jadi Lokasi Liga 1, Ini Dia Sejarah Stadion Citarum Semarang

Stadion Citarum sarat akan sejarah. (Inibaru.id/ Audrian F)

Awalnya, tempat ini cuma lapangan terbuka biasa. Barulah pada 1983, stadion bernama Citarum dibangun dan diresmikan dua tahun kemudian. Lantaran representatif, stadion ini bakal menjadi tempat berlangsungnya Liga 1 pada awal Maret. Lalu, seperti apa sejarah stadion sepuh ini?<br>

Inibaru.id - Tahun 2020, PSIS berencana bakal balik lagi ke Semarang. Namun yang akan digunakan sebagai homebase bukanlah Stadion Jatidiri melainkan Stadion Citarum. Hal ini juga didukung oleh adanya sejumlah perbaikan. Seperti penambahan kursi tribun dan juga yang terutama, rumput sintetis.

Terlepas dari itu, dibanding Stadion Jatidiri, usia Stadion Citarum bisa dikatakan lebih tua dan juga banyak merekam sejarah penting bagi PSIS Semarang. Laga-laga besar pernah digelar di sana.

Merujuk arsip Suara Merdeka edaran Jumat (16/2/1985), Stadion Citarum diresmikan pada 14 Februari 1985. Sebelumnya Wali Kota Semarang, Kol H Iman Soeparto Tjakrajoeda, SH, sudah menghendaki adanya pembangunan.

Dr Abdul Gafur, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) pada saat itu merupakan tokoh yang kali pertama menendang bola di sana sebagai simbol diresmikannya stadion. Kemudian penandatanganan prasasti dilakukan oleh wakil Gubernur Jawa Tengah Drs Soekardjan Hadisoetikno.

Suasan Stadion Citarum saat digunakan oleh PSIS Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Selepas peresmian, digelar pertandingan Babak 6 Kecil untuk menentukan peringkat 7 hingga 12 Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI 1985. Lawannya adalah PSP Padang. Meskipun sebelumnya telah diwarnai perubahan jadwal yang disepakati oleh beberapa tim. Skor dimenangkan oleh PSIS dengan 3-1.

Wartawan olahraga senior Amir Machmud NS, saat ditemui di Kantor PWI pada Senin (24/2/2020) pagi, bercerita banyak hal mengenai stadion tersebut. Menurut Amir, jika berbicara Stadion Citarum nggak bisa lepas dari ketua harian PSIS pada saat itu yaitu Ismangoen Notosapoetro.

“Ismangoen adalah salah seorang konseptor Stadion Citarum. Sekaligus mengawal pembangunannya. Itu kan dulu sebetulnya cuma lapangan terbuka. Yang menggunakan latihan cuma klub-klub di bawah naungan PSIS Semarang. PMC salah satunya,” jelas Amir.

Amir Machmud mengungkapkan kalau Ismangoen benar-benar serius dalam merawat Stadion Citarum. Saban hari selalu tampak bersih karena dia dikenal sebagai pribadi yang perfeksionis.

Kursi Stadion Citarum yang sudah diperbarui. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Meskipun begitu pada awal berdiri, Stadion Citarum sudah dikhawatirkan nggak mampu menyelenggarakan pertandingan-pertandingan besar. Sebab lokasinya berada di dekat Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum.

“Dulu kan Jalan Arteri Soekarno-Hatta itu belum ada. Kalau sekarang kan diperlebar. Jadi akan dikhawatirkan bakal menggangu ketentraman. Namun meskipun begitu sudah sempat digunakan sebagai pertandingan besar. Seperti pagelaran Piala Tugu Muda yang mendatangkan klub-klub mancanegara,” ujar Amir.

Dia juga berkata kalau sebetulnya ukuran lapangan Stadion Citarum itu cuma menyentuh standar minimal FIFA. Sebetulnya untuk profesional belum terlalu besar. Kalau dipenuhi oleh suporter serasa mirip arena sabung ayam. Kalau di Inggris dia menjajarkan seperti stadion lama Arsenal yaitu Highbury.

Selain Amir Machmud, seseorang yang menjadi saksi awal kehadiran Stadion Citarum adalah dr Yuslam Samiharja. Dokter spesialis THT tersebut dikenal cukup perhatian dengan PSIS Semarang. Meskipun sebagian besar lupa, namun secara samar-samar dia masih ingat kenangan indah di sana.

“Di Citarum PSIS banyak menghasilkan pemain-pemain hebat. Bahkan kami sempat mengikuti Turnamen di Thailand. Waktu itu ada Joko Yogianto, Kasiadi, Ribut Waidi, dan Budi Wahyono,” ungkap dr Yuslam saat ditemui di klinik THT-nya pada Selasa (25/2/2020).

Parimin atau yang lebih akrab disapa "Mbah Kancil" menjadi saksi sejarah Stadion Citarum. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Menyinggung tentang Stadion Citarum mungkin nggak lengkap tanpa menyebut Parimin, atau yang lebih akrab disapa “Mbah Kancil”. Dia adalah penjaga sekaligus penjual jajanan. Sudah 30 tahun lebih, secara nggak langsung menjadikan Parimin sebagai saksi sejarah Stadion Citarum.

“Saya awalnya tahun 87. Wah, sudah kenyang momen apapun. Dari Perserikatan dan Galatama sampai sekarang dipakai PSIS lagi. Bedasarkan pengalaman saya sedikit ragu kalau akan digunakan sebagai kandang. Nggak akan sanggup menampung suporter. Soalnya sudah banyak kejadian pagar jebol,” pungkasnya.

Ternyata kandang PSIS ini sarat akan sejarah ya, Millens. Sekarang sudah banyak perbaikan di sana sini. Jadi, jangan dirusak ya! (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: