BerandaTradisinesia
Sabtu, 11 Agu 2023 18:58

Meriahnya Lamporan, Tradisi Khas Pati untuk Hindarkan Hewan Ternak dari Pagebluk

Tradisi Lamporan di Pati. (Medcom/Antara/Yusuf Nugroho)

Setiap Jumat Wage pada bulan Suro, Warga Desa Soneyan, Kecamatan Margoyoso, Pati, Jawa Tengah menggelar tradisi Lamporan. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan mengusir pagebluk.

Inibaru.id – Terdapat sebuah ritual yang menarik perhatian banyak orang saat Kirab Budaya Hari Jadi Pati digelar pada Senin (7/8/2023) lalu. Ritual tersebut adalah Lamporan yang berasal dari Desa Soneyan, Kecamatan Margoyoso.

Salah satu hal yang membuat Lamporan jadi primadona di gelaran tersebut adalah busana para pemain lampor yang terlihat meriah. Pada bagian perut, ada ornamen mirip sabuk yang terbuat dari daun kelapa muda atau janur. Di tangan kiri, mereka membawa obor yang menyala, sementara pada tangan satunya ada pedang-pedangan. Ditambah dengan hiasan kepala berbentuk kepala singa dan make-up meriah di wajah, mereka terlihat seperti prajurit dari suku pedalaman yang siap untuk berperang.

Saat para pemain lampor ini memulai kirab di Gedung Juang yang berlokasi di Jalan Jenderal Soedirman Pati, atraksi langsung digelar. Mereka meneriakkan yel-yel penuh semangat dengan lantang. Ada yang menyemburkan minyak tanah ke obor sehingga membuat kobarannya jadi lebih besar. Penonton pun terkesima dengan atraksi ala akrobat ini.

Meski begitu, Lamporan sebenarnya lebih dari sekadar aksi meriah ala akrobat. Nyatanya, tradisi khas Pati ini digelar di tempat asalnya, yaitu Desa Soneyan untuk melindungi hewan ternak sekaligus mengusir pagebluk.

“Tradisi ini sebenarnya adalah ritual tolak bala terhadap hal-hal negatif yang dianggap sebagai pagebluk atau roh-roh jahat dan marabahaya yang pernah menyerang dusun pada zaman dahuu,” ucap Kepala Dukuh Sumber Desa Soneyan Yong Priyambodo sebagaimana dilansir dari Radarkudus, Kamis (10/8).

Atraksi Pasukan Ndayak di Tradisi lamporan. (Sekitarpantura)

Saking sakralnya ritual ini, Warga Desa Soneyan sampai mengistirahatkan hewan ternaknya saat ritual ini digelar. Bahkan, sesaat setelah ritual ini digelar, warga juga mengadakan acara syukuran alias makan bersama nasi liwet. Harapannya, setelah tradisi ini diadakan, hasil panen yang didapat warga akan melimpah.

O ya, di tempat asalnya, biasanya ritual ini diadakan setiap Jumat Wage pada bulan Suro. Artinya, tradisi ini digelar pada hari ini, Millens.

“Lamporan biasanya digelar sehabis Maghrib. Kirabnya dilakukan sepanjang jalan Dukuh Sumber Desaa Soneyan. Kelompok Lamporan nanti lebih beragam dan bahkan dimeriahkan dengan grup jatilan, topeng ireng dari Magelang, dan lain-lain,” ungkap salah seorang pemuda yang ikut melestarikan tradisi ini, Tri Teguh.

Omong-omong, kok pada tradisi ini ada atraksi seperti akrobat sih? Jadi begini, mereka yang melakukan atraksi tersebut dikenal sebagai Pasukan Ndayak. Keberadaan Pasukan Ndayak sendiri mulai diperkenalkan pada 1957 lalu sebagai akulturasi budaya dari suku yang ada di Kalimantan.

Mereka bertugas sebagai pembawa obor yang membuat kegaduhan demi mengusir roh-roh jahat. Keberadaan mereka jadi yang paling penting dalam tradisi ini.

Gimana, Millens, tertarik melihat tradisi Lamporan langsung di tempat asalnya? Kayaknya bakal berlangsung dengan sangat meriah, nih. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: