BerandaTradisinesia
Kamis, 3 Mei 2023 14:33

Merayakan Keberagaman pada Peringatan Hari Lahir Kota Semarang

Suasana Pawai Ogoh-Ogoh di Jalan Pemuda Semarang. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Sejarah panjang keberagaman di Kota Semarang kembali dirayakan pada peringatan hari lahirnya yang ke-476 akhir pekan lalu melalui Pawai Ogoh-ogoh dan Karnaval Seni Budaya Lintas Agama.

Inibaru.id - Jalan Pemuda, tepatnya di depan Balai Kota Semarang telah dipadati ribuan orang pada Minggu (30/4). Sedari pagi mereka telah berkumpul untuk mengikuti Pawai Ogoh-Ogoh dan Karnaval Seni Budaya Lintas Agama. Sebagian dari mereka merupakan peserta, sisanya adalah penonton.

Saya tiba tepat saat para peserta pawai mulai memasuki Jalan Pemuda. Mereka berjalan lengkap dengan segala atribut budaya dan simbol agama yang begitu beragam. Kendati berdesak-desakan, saya juga bisa melihat antusiasme penonton yang berbaris di tepi jalan. Riuh, tapi rapi dan damai.

Dari kejauhan, saya bisa melihat ogoh-ogoh yang dibawa dari Bali tengah diarak. Di belakangnya ada peserta dengan atribut Batak, lalu Semarangan, Tionghoa, dan India yang berjalan berurutan. Mereka semua adalah bagian dari event yang digelar untuk memperingati Hari Raya Nyepi sekaligus HUT ke-476 Kota Semarang.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam sambutannya menyebutkan, pihaknya sengaja membuat perayaan dengan event lintas budaya yang melibatkan tokoh lintas agama itu sebagai perwujudan dari bentuk keberagaman di Kota Lunpia.

"Kota Semarang selalu menjunjung pluralisme. Kita harus bersama mengimplementasikan umat beragama yang rukun, guyub, dan saling gotong-royong," terang perempuan yang akrab disapa Ita tersebut.

Tarian Bali turut memeriahkan pembukaan pawai ogoh-ogoh. (Inibaru.id/Fitroh Nurikhsan)

Ita mengaku terharu dengan kerukunan umat beragama yang terjalin dengan baik di Kota Semarang sejauh ini. Dia senang karena banyak peserta dari lintas agama yang turut serta. Hal itu menurutnya adalah wujud toleransi yang baik di Kota ATLAS.

Setali tiga uang, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Semarang Mustam Aji pun turut merasa bangga karena ada harmonisasi umat beragama yang terjalin di wilayahnya. Menurutnya, upaya untuk merawat keberagaman di Semarang telah berjalan baik.

"Pantas kalau Kota Semarang sering mendapat penghargaan, seperti yang baru saja diterima Bu Wali Kota," kata dia. "Semarang tiga kali berturut-turut mendapat penghargaan 'harmoni' tingkat nasional."

Hal serupa juga diungkapkan perwakilan umat Hindu Wayan Sukarya yang mengakui bahwa toleransi di Semarang cukup bisa diandalkan. Menurutnya, kendati masih ada sedikit pertikaian antarumat beragama, masalah itu dapat segera diselesaikan.

"Percikan-percikan kecil itu hal biasa. Tapi, secara garis besar, Semarang luar biasa," tegas Wayan.

Salah satu patung ogoh-ogoh yang diarak dari Jalan Pemuda sampai Simpang Lima. (Inibaru.id/Fitroh Nurikhsan)

Wayan menilai, Pawai Ogoh-Ogoh yang ditampilkan pada perayaan tersebut bukanlah semata upaya mengenalkan tradisi Bali atau umat Hindu ke Kota Semarang. Lebih dari itu, pawai tersebut adalah sebuah karnaval kebangsaan.

"Kami membuat patung ogoh-ogoh dan menampilkan tarian untuk merayakan beragaman suku, agama, dan budaya yang ada di Indonesia," ungkap Wayan, bangga.

Oya, bagi yang belum tau, pawai ogoh-ogoh biasa dilaksanakan sebelum Hari Raya Nyepi di Bali. Ogoh-ogoh adalah simbol raksasa yang memiliki energi negatif serta menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Wayan menuturkan, ogoh-ogoh umumnya diarak bersama-sama keliling kampung.

"Jadi sebelum menjalankan rangkain Kenyepian, umat Hindu harus disucikan terlebih dahulu dari semua sifat keraksasaan," tuturnya. "Nah, patung ogoh-ogoh itu kemudian dibakar sebagai perlambang agar umat Hindu nggak mengalami gangguan apa pun saat menjalankan ibadah Nyepi."

Kamu yang tinggal di Kota Semarang, kemarin sempat turut serta merayakan keberagaman juga nggak? (Fitroh Nurikhsan/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: