Inibaru.id – Memadukan kesenian Sunda dan Jawa, Tari Jalungmas yang berkembang di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, cukup menarik untuk dinikmati. Kalau berkunjung ke kabupaten yang berbatasan dengan Jawa Barat tersebut, nggak ada salahnya memburu tarian ini.
Perlu kamu tahu, Tari Jalungmas merupakan perpaduan kesenian Tari Jaipong dan Lengger Calung. Jaipong dikenal di Sunda, sementara calung berkembang di Banyumas.
Perpaduan kedua kesenian itu kemudian diramu oleh Tiek Entarti, koreografer tari dari Cilacap, menjadi jaipong-calung banyumas (Jalungmas).
Tari Jalungmas menggambarkan kegembiraan pemuda di Kabupaten Cilacap dalam pergaulan sehari-hari.
Tari ini diawali dengan kendangan Sunda yang diikuti dengan masuknya para penari putri ke panggung. Mereka melakukan gerakan Lenggang Garuda memutari panggung, yang diikuti gerakan sembahan.
Tari Jalungmas yang dilakukan oleh puluhan orang. (disporapar.cilacapkab)
Terdapat tiga ragam dalam tarian ini, yakni A, B, dan C. Penari putri melakukan gerakan dari bagian A dan B yang masing-masing terdiri atas 22 ragam gerak dan 12 ragam gerak. Ketika penari putri melakukan bagian C, para penari putra memasuki panggung dan ikut menari secara berpasangan.
Tari ditutup dengan ragam jalan ongkang-ongkang oleh penari putra dan ragam jalan lembehan oleh penari putri. Hm, begitu menarik!
Sempat mati suri selama beberapa tahun lantaran begitu jarang dipentaskan, sejumlah pemerhati seni di Cilacap mencoba menghidupkan identitas Bumi Wijayakusuma tersebut. Beberapa organisasi mencoba menggelar pementasan tari jalungmas sejak tahun lalu.
Salah satu geliat yang cukup kentara adalah pada persiapan pentas rangkaian Sodong Culture Symphony 2018, yang sayangnya gagal digelar lantaran acara tersebut batal. Padahal, untuk persiapan menari, anak-anak telah dilatih langsung oleh Tiek Entarti, yang saat itu telah pensiun dari dunia pendidikan.
Pemilihan anak-anak sebagai penari sudah pasti bukan tanpa alasan ya, Millens! Tentu saja ada harapan besar mereka bakal meneruskan kesenian jalungmas agar tetap menjadi identitas Cilacap, kalau bisa untuk selama-lamanya! (IB20/E03)