BerandaTradisinesia
Selasa, 15 Jun 2020 10:31

Karinding, Alat Musik Tradisional Sunda Pengusir Hama

Karinding terbuat dari bambu, alat musik tradisional Jawa Barat. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Karinding merupakan alat tradisional khas Jawa Barat yang dimainkan dengan menempelkan bibir pada bagian tengah dan menyentil bagian ujungnya dengan teluntuk. Alat musik yang sudah jarang ditemui ini memiliki manfaat bagi petani.

Inibaru.id – Dahulu di kampus saya ada sebuah komunitas musik tradisional bernama Gorong-Gorong Institute yang mayoritas diisi oleh mahasiswa-mahasiswa suku Sunda. Salah satu musik menarik yang dimainkan adalah karinding. Alat musik ini terbuat dari bambu berbunyi seperti suara kodok sehabis hujan. Suara khas tersebut dipercaya dapat mengusir hama pertanian.

Berkenalan dengan karinding lebih jauh, saya bertemu dengan Erwin Rizki atau Iwenk, seniman yang berpengalaman membuat dan mempopulerkan karinding dan harpa rahang bambu jenis lainnya di banyak tempat. Iwenk menjelaskan karinding memiliki banyak nama sesuai dengan daerah masing-masing. Secara internasional karinding disebut ‘jaw harp’, di Sunda dikenal dengan ‘karinding’, di Gunungkidul ‘rinding’, di Bali ‘genggong’, hingga di Banjar disebut ‘kuriding’.

Harpa rahang terdiri dari tiga bagian utama. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Karinding memiliki panjang secara umum satu jengkal tangan atau kira-kira 10 cm. Secara organologi ada tiga bagian utama. Pertama, panenggeul (pukulan) untuk memukul karinding agar berbunyi. Kedua, cecet ucing (buntut kucing)bagian tengah tempat suara dihasilkan.

Ketiga, panyepeung atau pegangan untuk memegang karinding. Antara pukulan ke buntut kucing berjarak sekitar 3 ruas jari, antara buntut kucing ke pegangan berjarak dua jari, dan masing-masing bagian dikasih jarak satu ruas jari.

Karinding terdiri dari dua jenis, karinding pukul dan karinding towel. Bahan membuatnya tiap wilayah hingga negara juga berbeda, ada yang dari bambu, ada yang dari logam. Setiap pembuat juga memiliki kekhasannya dalam bentuk ukiran yang biasanya ada pada pegangan. Di Sunda biasanya berbentuk senjata tradisional Jawa Barat, kujang.

“Pegangan punya identitas sendiri. Kalau di Gunungkidul berbentuk seperti tempat peribadatan Hindu, kayak macam kuncup. Bambu untuk membuatnya jenis bambu petung,” kata Iwenk, Jumat (5/6).

Berbagai macam jenis karinding. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Karinding dan jenis harpa rahang lain umumnya dapat ditemukan pada wilayah agraris yang kental dengan produksi pertanian dan mengolah tanah. Menurut penjelasan Iwenk, nenek moyang dahulu memiliki keyakinan suara karinding dapat mengusir wereng dan hama tanaman lainnya. Biasanya dimainkan sambil angon (menggembala) di dekat sawah, suara low decibel yang dihasilkan karinding bisa menjadi terompet pengusir hama.

“Waktu panen, padi diambil beberapa kemudian dibawa ke leuit (lumbung) dengan diiringi musik karinding," jelasnya. Tradisi ini dibuat untuk menghormati Dewi Sri atau Dewi Padi, Millens.

Nggak hanya itu, karinding bisa jadi alat musik untuk memelet orang juga lo! Iwenk menceritakan ini terjadi di Banten. Ketika karinding dimainkan di depan seseorang yang disukai, orang tersebut akan jatuh hati. Ada kasus seorang pegiat karinding di Banten memiliki istri banyak. Hm

Eits, tujuan utamanya bukan di situ ya, ha-ha. Karinding termasuk alat musik tradisional yang patut dijaga kelestariannya. Berminat menggeluti karinding sebagaimana Iwenk pula, Millens? (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024