BerandaTradisinesia
Sabtu, 15 Mar 2024 13:22

Dulu Hiburan, Kini Perang Sarung Jadi Ajang Tawuran

Perang sarung dulunya adalah sarana bercanda yang mengakrabkan satu sama lain. (Istimewa)

Miris sekali melihat korban luka-luka yang diakibatkan dari perang sarung. Padahal, dulu perang sarung adalah hiburan dan main-main saja bagi para santri.

Inibaru.id - Kehadiran bulan Ramadan selalu disambut dengan meriah oleh masyarakat. Sayangnya, antusiasme itu terkadang melampau batas dan justru berujung pada mara bahaya. Salah satu contohnya adalah adanya perang sarung di kalangan anak muda.

Baru-baru ini sebanyak 12 remaja digelandang ke Mapolres Cimahi, Jawa Barat, usai kedapatan terlibat perang sarung. Aksi ini berbahaya karena saat perang sarung, mereka juga memakai senjata yang dimodifikasi sedemikian rupa yang dimasukkan ke dalam sarung.

"Kami temukan barang bukti, ada tiga sarung yang sudah dimodifikasi menjadi senjata perang sarung. Kami dapatkan juga beberapa buah petasan," ungkap Kepala Polres Cimahi AKBP Aldi Subartono.

Karena mengganggu ketertiban umum dan berpotensi membuat cedera orang lain, perang sarung ini nggak bisa kita anggap sebagai kenakalan remaja biasa ya, Millens. Mereka yang terbukti melakukan tindak kejahatan tersebut bisa dijerat pidana.

Pelaku perang sarung dapat dijerat dengan UU 35/2014 tentang Perlindungan Anak, Pasal 76 C, Pasal 80 ayat 1 dan 2, dan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dengan ancaman hukuman penjara di atas 5 tahun.

Apabila perang sarung mengakibatkan kematian, pelaku dapat dijerat dengan Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman penjara paling lama 15 tahun.

Dulu Sarana untuk Bercanda

Perang sarung membahayakan orang lain karena sarung dimodifikasi dengan sejata tajam. (Sindonews)

Sebenarnya, bercanda dengan kawan-kawan sembari perang sarung di waktu menunggu buka puasa atau selepas sahur adalah kebiasaan para santri. Menyabetkan sarung atau slepet menjadi bentuk keakraban sesama teman.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, makna perang sarung telah berubah. Nggak cuma di dalam lingkungan pesantren, perang sarung kini bisa ditemui di sejumlah wilayah dan dibarengi dengan senjata yang diselipkan di dalam sarung.

Bahkan, di media sosial beredar video tutorial cara mengisi sarung dengan gir, batu, atau senjata tajam sebagai alat untuk tawuran. Miris banget ya, Millens?

Dikutip dari Pikiran Rakyat (11/4/2022), Dosen Sosiologi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Farid Pribadi menyatakan jika perang sarung yang marak terjadi di Jabodetabek kini merambat ke daerah lain karena peran media sosial.

Dia juga menjelaskan, penyebab perang sarung antarremaja awalnya hanya hiburan dan main-main. Kemudian, perang sarung mendadak menjadi serius disertai kekerasan di dalamnya. Diduga, hal itu terjadi karena berkurangnya alternatif saluran-saluran kompetisi karena pandemi Covid-19.

Nah lo, rupanya perang sarung dulunya berlangsung menyenangkan ya, Millens? Sayang banget sekarang perang sarung justru menyeramkan dan membahayakan. Sebaiknya kita isi bulan Ramadan dengan perbuatan yang positif dan nggak ikut-ikutan melakukan tren perang sarung. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: