BerandaPendidikan
Rabu, 15 Agu 2017 14:11

Waspada! FDS Berpotensi Munculkan Generasi Radikal

Penetapan Full Day School menuai pro kontra. (Foto: Indonesia Student)

Ditetapkannya Full Day School rupanya membuat geram beberapa pihakk.

Inibaru.id - Sistem pendidikan ala pesantren selama ini menjadi dasar pengajaran para santri di Indonesia. Sementara, keberadaan aturan baru yang dikeluarkan pemerintah melalui Kemendikbud terkait sekolah lima hari atau full day school (FDS) dianggap sebagian kalangan akan mematikan pesantren.

Organisasi masyarakat (ormas) Nahdatul Ulama (NU) yang menjadi basis pesantren di Tanah Air pun merasa keberatan dengan peraturan menteri tersebut. Sebagian petinggi NU pun mengecam program ini. Salah satunya Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU) Said Aqil Siradj.

Said mengaku khawatir atas rencana kebijakan ini. Ia menolak dan menegaskan ingin tetap mengusung dan mempertahankan konsep pendidikan ala pesantren yang selama ini sudah mengakar begitu lama di negeri ini.

Menurutnya, sistem FDS tak akan mampu membangun karakter anak seperti yang dilakukan pesantren. Selama ini, pesantren juga diajarkan sejumlah ilmu pengetahuan umum seperti yang diajarkan di sekolah.

“Dalam pesantren diajarkan soal akhlak, menghormati orangtua, menghormati kiai, toleransi, solidaritas, serta gotong-royong,” kata dia.

Sementara full day school justru kebalikannya.

“FDS tidak membentuk karakter karena anak tidak bisa mengaji. Waktunya habis hanya untuk sekolah," kata Said di Kantor PBNU, Jakarta, sebagaimana dilansir dari Viva, Kamis (10/8/2017) malam lalu.

Propaganda Ideologi

Said takut, terkikisnya nilai-nilai yang diajarkan pesantren akibat penerapan FDS ini akan berdampak besar. Hal ini disebabkan karena tanpa pola pendidikan pesantren tersebut, maka propaganda ideologi radikal tidak akan ada yang membendung.

"Karena full day school pulang sore, anak-anak tidak kenal akhlak. Maka saya jamin akan muncul generasi radikal," kata Said.

Tak hanya itu, Said Aqil bahkan menjabarkan keunggulan lainnya dari pola pendidikan ala pesantren tersebut, yang juga mengajarkan bagaimana mengolah pemikiran, persoalan, dan berpikir objektif sehingga para lulusannya tidak menjadi orang yang mudah dihasut.

"Santri juga dididik menganalisis persoalan, berpikir logis, objektif, tidak sembarangan, sehingga tidak gampang mengikuti emosi," lanjutnya.

Jika dengan penerapan full day school, dinilai paham-paham radikal akan semakin berkembang. Salah satu faktor penangkalnya yakni dunia pesantren telah tergerus pemberlakuan aturan tersebut.

"Betapa pesantren telah berhasil membangun karakter bangsa. NU tidak bertanggung jawab kalau muncul anak-anak radikal," tegas dia. (OS/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: