BerandaKulinary
Jumat, 1 Mar 2018 10:39

Si Imut Manis-Gurih dari Salatiga

Enting-enting Gepuk (pesonanusantara.co.id)

Berkunjung ke Kota Salatiga, Jawa Tengah, nggak lengkap jika belum membeli oleh-oleh enting-enting gepuk. Berbahan dasar kacang tanah, makanan ringan dengan cita rasa manis ini banyak ditemukan di toko oleh-oleh di kota ber-tagline Hati Beriman ini.

Inibaru.id – Enting-enting gepuk? Sebagian besar orang Jawa Tengah kemungkinan sudah nggak asing lagi dengan jajanan dari Salatiga ini. Penganan dari gula dan kacang tanah ini biasanya menjadi oleh-oleh wajib saat mengunjungi atau melintas di Kota Salatiga.

Termasuk jajanan lawas, enting-enting gepuk ini memiliki ciri khas tersendiri, yaitu kacang yang lebih banyak daripada gula. Selain itu dalam pembuatannya kacang tanah nggak diblender namun digepuk.

Mengutip laman kabarkuliner.com, penganan ini memiliki rasa yang dominan manis dengan sedikit rasa gurih yang berasal dari kacang. Tekstur enting-enting gepuk terlihat padat, namun ketika dimakan kamu akan menemukan sensasi yang berbeda. Begitu digigit enting-enting gepuk akan hancur lumer di dalam mulut dan yang tersisa adalah remah-remah halus perpaduan gula dan kacang.

Penyajiannya pun sangat unik. Berbeda dengan makanan lainnya, enting-enting gepuk ini memiliki bentuk prisma yang dibungkus dalam kertas khusus. Ketika memakannya, kamu juga nggak akan merasa enek atau bosan karena dikemas dalam bentuk kecil.

Baca juga:
Yang Gurih, Kenyal, dan Empuk, Ya Nasi Koyor Semarang...
Kue Keranjang, Legenda Raksasa Nian, dan Filofosi Kekeluargaan

Perlu kamu tahu nih, enting-enting gepuk ini hanya bisa bertahan hingga kurang lebih enam bulan setelah proses pembuatannya, lo. Tentunya dengan syarat nggak boleh terpapar sinar matahari langsung secara terus-menerus. Ya, ini karena enting-enting gepuk hanya mengandalkan bahan alami.

Penasaran bagaimana cara membuatnya?

Untuk membuatnya, kacang tanah yang telah dikupas disangrai terlebih dahulu. Makanan ini dibuat dengan cara merebus air bersama gula hingga mendidih. Setelah air gula tersebut mendidih, kacang tanah dimasukkan. Dalam kondisi panas, kacang tersebut lalu digepuk atau ditumbuk hingga halus dan benar-benar menyatu. Jika kacangnya nggak hancur, nantinya akan mengeluarkan minyak serta nggak bisa bertahan lama dan dapat dipastikan akan berbau tengik.

Oya, alat yang digunakan untuk menghaluskan juga nggak sembarangan. Alat itu berupa batu berbentuk empat persegi panjang yang tebalnya 15 sentimeter sebagai alas dan kayu sawo sebagai alat pengepuk. 

Nah, selesai digepuk dan kacang hancur, proses selanjutnya adalah pencetakan. Cetakan yang digunakan biasanya adalah cetakan yang berbentuk prisma berukuran 3x3 cm. Selesai proses pencetakan, enting-enting gepuk siap untuk dibungkus menggunakan kertas khusus (semacam kertas minyak). Cukup mudah, bukan?

Eh, enting-enting gepuk ini sebenarnya berasal dari Tiongkok, lo. Melansir laman yogyakarta.panduanwisata.id, berdasarkan cerita yang beredar enting-enting gepuk dibuat kali pertama sekitar 1920-an oleh Khoe Tjong Khok, seorang imigran asal Tiongkok. Kala itu kemasan enting-enting gepuk hanya dibungkus menggunakan kelobot atau kulit jagung saja. Khoe Tjong Khok memproduksi dua cap yaitu Klenteng dan 2 Holoo.

Selain dua merek itu, sebenarnya ada banyak merek lainnya dengan ciri khas masing-masing, antara lain Naga Mas, Naga Bintang, dan Dua Naga Berlian

Baca juga:
Kue Apem, dari Simbol Kebersamaan sampai Sarana Penolak Balak
Sirup Kawista, Si Manis dari Rembang

Nah, jika ingin membeli enting-enting gepuk, kamu dapat dengan mudah menemukannya dengan mudah, terutama di pusat oleh-oleh khas Salatiga di jalan Sukowati. Jajanan ini dijual dalam beberapa ukuran kemasan. Dalam satu kemasan kecil biasanya terdapat 10 buah enting-enting gepuk. Sementara ukuran besarnya berisikan lima kemasan kecil (masing-masing berisi 10 biji).

Harganya juga cukup murah. Kamu cukup merogoh kocek sekitar Rp 6 ribu untuk satu kemasan kecil dan sekitar Rp 30 ribu untuk kemasan besar. (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Erick Thohir: Tarif Tiket Kendaraan Umum Nggak Naik saat Lebaran 2025

23 Jan 2025

Nasi Goreng Pak Basiyo, Hidden Gem Kuliner Sukoharjo

23 Jan 2025

Mau Tinggal di Desa Albinen, Swiss? Pemerintah Bakal Siapkan Uang Rp540 Juta Buatmu!

23 Jan 2025

Hari Ketiga Banjir Grobogan, KAI Masih Terapkan Rekayasa Operasi dan Pembatalan Perjalanan

23 Jan 2025

Pathol Sarang, Gulat Tradisional Khas Rembang yang Eksis Sejak Zaman Majapahit

23 Jan 2025

Menghadapi Atasan Otoriter: Antara Bertahan dan Menjaga Profesionalisme

23 Jan 2025

Perbaikan Sistem Penerimaan Murid Baru Wujudkan Pendidikan Inklusif

24 Jan 2025

Benarkah Kopi Arabika Akan Punah Pada 2050 karena Perubahan Iklim?

24 Jan 2025

'When Life Gives You Tangerines', Drama Korea Terbaru IU

24 Jan 2025

Hari-Hari di Dukuh Pangkalan; Belasan Tahun Dibekap Rob, Terus-menerus Tinggikan Rumah

24 Jan 2025

Tinggal Bersama Orang Tua Pasangan yang Sudah Renta: Tantangan dan Solusi Bijak

24 Jan 2025

Pasar Imlek Semawis 2025, Pengunjung Wajib Berkebaya dan Bersurjan untuk Rayakan Keberagaman

24 Jan 2025

Jakarta Nggak Lagi Jadi Kota Termacet di Indonesia versi TomTom Traffic Index Ranking 2024

24 Jan 2025

28 Bangunan Sekolah di Jateng Rusak akibat Banjir, Kerugian hampir Dua Miliar Rupiah

24 Jan 2025

Bencana Longsor Pekalongan: Hari ini Tim Gabungan Terus Bergerak Lakukan Evakuasi dan Pencarian

25 Jan 2025

Cerita Ki Ageng Selo yang Gemar Makan Sego Golong Pecel Ayam

25 Jan 2025

Tanaman dan Bunga, Kado Spesial untuk Orang yang Spesial

25 Jan 2025

Pesan Konglomerat untuk Kelas Menengah: Jangan Beli Rumah dan Mobil Baru!

25 Jan 2025

Lalapan Mentah Bisa Menambah Nafsu Makan, Ini Alasannya

25 Jan 2025

Lindungi Kelompok Rentan dari Konten Berbahaya, Pemerintah Terapkan SAMAN Mulai Februari 2025

25 Jan 2025