BerandaIndo Hayati
Kamis, 8 Nov 2017 01:02

Kecapi: Buah yang (Telah) Langka

Buah kecapi (allfresh.co.id)

Sementara pohonnya semakin sulit dijumpai, tak banyak juga orang yang mengenal kecapi sebagai buah favorit di wilayah Betawi pada kurun 1970-1980-an.

Inibaru.id - Kalau disebut kecapi dan sentul, apa yang terbayang di benak Anda? Kemungkinan untuk yang pertama, Anda akan segera membayangkan alat musik yang mirip biola dan menjadi bagian dari instrumen tradisional pengiring gamelan di Sunda dan Jawa.

Untuk yang kedua, kemungkinan Anda akan membayangkan suatu sirkuit balapan yang populer dengan nama Sirkuit Sentul.

Anda tak keliru. Tapi tahukah bahwa kecapi dan sentul itu dua nama untuk satu jenis buah yang mulai langka?

Ya, seperti dilansir Allfresh.co.id, Pada 1970 – 1980-an buah ini banyak dijual orang, dan di Jakarta, tidak sedikit pedagang menjual buah ini di kala musim. Tetapi sekarang, tidak banyak orang menjual, mungkin juga sulit untuk didapatkan.

Bukan cuma menjual di beberapa tempat di Jakarta atau wilayah di sekitar Jakarta banyak orang menanam pohon kecapi. Seakan-akan buah ini begitu memasyarakat, sehingga siapa saja bisa menanamnya.

Baca juga: Cari dan Santaplah Kecapi, lalu Rasakan Khasiatnya

Buah kecapi, ternyata bukan cuma langka dan sulit diperoleh, tapi tidak banyak juga orang yang mengetahui nama lain buah ini. Selain sentul, ada orang yang menyebut kecapi dengan nama santu, sentulu, dan ketuat. Nama ilmiahnya adalah Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr.

Kecapi diperkirakan sebagai tanaman asli  kawasan Asia Tenggara. Kemudian buah ini masuk ke India, Indonesia (Borneo/Kalimantan, Maluku), Mauritius, dan Filipina. Tidak heran bila saat ini banyak orang di wilayah-wilayah itu mengonsumsi buah tersebut.  Penanaman pohon kecapi bertujuan untuk mendapatkan buahnya yang manis namun ada rasa masamnya.

Kecapi berbentuk bulat pipih. Ukuran diameternya mencapai 5 cm – 6 cm dengan warna kulit kuning keemasan, memiliki bulu halus. Bila orang memegang buah ini, dia akan tampak seperti memegang bola tenis. Tetapi bulu buah kecapi jauh lebih halus dan lembut dibanding bola tenis. Terkadang orang menyantap buah kecapi dengan cara dipotong kulit luar, namun masih menyisakan kulit dalam yang membungkus isi buah itu.

Tetapi ada pula yang menyantap tanpa dipotong kulit luarnya, tetapi kecapi dijepit di pinggir pintu, tepat di dekat engsel pintu. Dijepit hingga buah itu terbelah dan terlihat isi daging kecapi. Daging buah di bagian luarnya agak tebal dan berwarna kemerahan dengan rasa sedikit masam. Sedangkan daging buah yang ada di dalamnya   lunak dan berwarna putih, rasanya asam, namun tidak sedikit yang  manis. Tidak sedikit daging buah kecapi dijadikan manisan.

Rimbun Pohonnya

Dilansir Wikipedia, pohon kecapi merupakan pohon yang rimbun dan besar, dapat mencapai tinggi 30 m, meski umumnya di pekarangan hanya mencapai sekitar 20-an meter. Batang dapat mencapai diameter 90 cm, bergetah seperti susu.

Daun majemuk berselang-seling, bertangkai hingga 18 cm, menyirip beranak daun tiga, bentuk jorong sampai bundar telur, 6-26 × 3-16 cm; membulat atau agak runcing di pangkal, meruncing di ujung; hijau berkilat di sebelah atas, hijau kusam di bawahnya. Anak daun ujung bertangkai panjang, jauh lebih panjang dari tangkai anak daun sampingnya.

Bunga dalam malai di ketiak daun, berambut, menggantung, sampai dengan 25 cm. Bunga berkelamin dua, bertangkai pendek; kelopak bertaju 5; mahkota 5 helai, kuning hijau, lanset sungsang, 6-8 mm; samar-samar berbau harum.

Baca juga: Durian Terong, Kecil-kecil Menggiurkan

Pohon ini ditanam terutama karena diharapkan buahnya, yang berasa manis atau agak masam. Kulit buahnya yang berdaging tebal kerap dimakan dalam keadaan segar atau dimasak lebih dulu, dijadikan manisan atau marmalade.

Adapun kayunya pun bermutu baik sebagai bahan konstruksi rumah, bahan perkakas atau kerajinan, mudah dikerjakan dan mudah dipoles.

Berbagai bagian pohon kecapi memiliki khasiat obat. Rebusan daunnya digunakan sebagai penurun demam. Serbuk kulit batangnya untuk pengobatan cacing gelang. Akarnya untuk obat kembung, sakit perut dan diare; serta untuk penguat tubuh wanita setelah melahirkan.

Kecapi ada dua macam, yakni dengan daun tua sebelum gugur berwarna kuning dan yang berwarna merah. Dahulu, kedua varietas ini dianggap sebagai spesies yang berbeda (Sandoricum indicum berdaun kuning dan S. nervosum berdaun merah). (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024