BerandaHits
Rabu, 21 Mei 2024 19:33

Student Loan, Solusi UKT Mahal atau Masalah Baru bagi Mahasiswa?

Wacana student loan muncul di tengah kenaikan UKT di berbagai perguruan tinggi. (BFI)

Laporan terkait biaya UKT mahal di berbagai perguruan tinggi semakin banyak. Bukannya mencari solusi untuk membuat biaya kuliah lebih murah, yang diajukan justru ide menyediakan student loan alias pinjaman pendidikan.

Inibaru.id – Dalam beberapa bulan belakangan, pembahasan tentang uang kuliah tunggal (UKT) mahal di berbagai perguruan tinggi di Indonesia viral di media sosial. Banyak mahasiswa yang bahkan mengaku kesulitan untuk membayar UKT mahal tersebut hingga sampai terpikir untuk nggak melanjutkan kuliah.

Kenaikan UKT di perguruan tinggi tentu jadi mimpi buruk bagi banyak generasi muda di Tanah Air yang pengin mengenyam pendidikan lebih baik demi memperbaiki taraf hidup. Sayangnya, bukannya wacana untuk membuat biaya pendidikan di universitas jadi lebih terjangkau, belakangan ini yang muncul justru wacana menyediakan student loan alias pinjaman uang kuliah bagi mahasiswa yang bisa dibayarkan saat mereka sudah bekerja nantinya.

Hal inilah yang diungkap oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat berdiskusi dengan pelaku jasa keuangan beberapa waktu lalu.

“Skema pinjaman pendidikannya ya yang student friendly. Jadi bisa dibayar kalau si anak sudah kerja. Skema ini di luar negeri sudah banyak dan kami harap nggak memberatkan,” ungkap Kepala eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi sebagaimana dilansir dari Kompas, Senin (20/5/2024).

Sebenarnya, student loan ini bukan hal baru di Indonesia. Pada 1980-an, kredit pinjaman mahasiswa pernah digelar oleh Kementerian Pendidikan. Tapi, sistem ini dianggap gagal sehingga nggak diteruskan. Hal ini bahkan diakui oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada periode 2014-2019, M. Nasir.

Sejumlah pakar menilai student loan bukan solusi tepat untuk mengatasi kenaikan UKT di perguruan tinggi. (Pixabay)

“Dulu rata-rata banyak yang nggak bayar. Meski ijazahnya ditahan, mereka hanya butuh fotokopi ijazah yang dilegalisir untuk berbagai kebutuhan,” ungkap Nasir menceritakan pengalamannya sebagai salah seorang pengguna kredit pinjaman mahasiswa selama kuliah sebagaimana dilansir dari Vice, (21/3/2018).

Selain memungkinkan adanya kredit macet, pakar ekonomi Rista Zwestika mengungkap jika ide memberikan student loan, khususnya bagi mahasiswa kalangan menengah ke bawah bukanlah ide yang tepat.

“Memang jika UKT mahal, banyak mahasiswa yang nantinya mempertimbangkan student loan sebagai solusi untuk biaya pendidikannya. Sayangnya, hal ini berarti mereka mengambil risiko dan konsekuensi besar dalam hidupnya. Kalau nggak diselesaikan sesegera mungkin, bisa merusak riwayat kredit dan akhirnya berimbas pada mereka akan sulit dapat pekerjaan, membeli rumah, atau bahkan menikah,” ujarnya sebagaimana dilansir dari Suara, Sabtu (18/5/2024).

Apa yang diungkap Rista ada benarnya. Alih-alih menawarkan student loan sebagai solusi mahal, seharusnya yang jadi patokan adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Pada aturan itu, baik itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga perguruan tinggi diwajibkan untuk memenuhi hak mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi untuk menyelesaikan studinya sesuai dengan peraturan akademik.

Apalagi, di negara-negara seperti Amerika Serikat, banyak mantan mahasiswa yang terjerat student loan hingga belasan atau puluhan tahun. Bukannya mampu membangun kehidupan lebih baik setelah kuliah, mereka justru harus menjalani kehidupan yang berat untuk melunasinya.

Artinya, semua pihak sebaiknya mencari solusi untuk menurunkan UKT mahal dan memastikan biaya kuliah harus bisa dijangkau semua pihak, termasuk kalangan menengah dan bawah yang pengin memperbaiki kehidupannya. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: