Inibaru.id – Beberapa waktu belakangan muncul wacana tentang kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) setelah lebih dari 50 tahun jadi partai terlarang di Nusantara. Reaksi penolakan bermunculan dari banyak kelompok masyarakat dan ormas.
Film Pengkhianatan G30S/PKI (1984) yang semasa Orde Baru (Orba) ditayangkan berulang-ulang oleh TVRI dan dihentikan penayangannya setelah Reformasi, kini dibolehkan Mendagri Tjahyo Kumolo untuk diputar kembali. TNI AD lewat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmatyo merespons hal itu dengan menginstruksikan jajarannya untuk nobar film tersebut.
Benarkah PKI hendak bangkit kembali? Apa tanda-tandanya?
Sebelum ramai-ramai soal pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI, banyak situs di internet sudah melansir tanda-tanda kebangkitan PKI. Berikut beberapa tanda kebangkitan PKI yang dikutip dari panjimas.com.
Baca juga:
Jajang: Film G30S Dibuat Tanpa Tekanan
Jajang: Arifin Bikin Film G30S agar Rakyat Punya Gambaran
1. Tuntutan Pencabutan TAP MPRS No. XXV Tahun 1966
Pasca-Reformasi 1998, kelompok-kelompok gerakan mahasiswa kiri seperti Forkot, Jarkot, Forbes, Fordem, SMID dan lain-lain menuntut Pencabutan TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 tentang Pembubaran PKI dan Larangan Penyebaran Paham Komunisme, Marxisme, dan Leninisme.
2. Penghapusan Sejarah Pengkhianatan PKI dalam Kurikulum
Dari 1966 hingga 1998, dalam Kurikulum Pendidikan Sejarah Kemerdekaan Indonesia selalu dicantumkan tentang sejarah pengkhianatan PKI, baik pemberontakan PKI 1948 maupun Peristiwa G30S Tahun 1965. Dalam rentang waktu tersebut, setiap warga negara Indonesia yang pernah mencicipi pendidikan formal mulai dari tingkat dasar hingga menengah, selalu mendapatkan informasi yang lengkap tentang PKI, sehingga sikap anti-PKI terlembagakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, Pasca-Reformasi 1998 hal itu hilang dari kurikulum pendidikan.
3. Penghentian Pemutaran Film Pengkhianatan G30S/PKI di TVRI
Sejak tahun 1985, setiap tanggal 30 September, TVRI sebagai televisi nasional selalu memutar Film Pengkhianatan G30S/PKI yang diproduksi pada 1984, sehingga informasi tentang PKI tersebar secara meluas sampai daerah-daerah terpencil.
Namun, setelah Reformasi, pemutaran film tersebut dihentikan. Menurut sejarawan Asvi Warman Adam sebagaimana dilansir Merdeka.com bahwa Pasca-Reformasi 1998, Mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal Saleh Basarah menelepon Menteri Penerangan dan Menteri Pendidikan agar film tersebut dihentikan pemutarannya karena menyudutkan TNI AU.
Baca juga:
Mengejutkan, Separuh Penduduk RI Tak Hafal Indonesia Raya
Ngakak Abis, Kakek Ini Tak Tahu Nama Lengkap Presiden Jokowi
4. Penghapusan “Litsus” bagi Calon Pejabat
Sejak pembubaran dan pelarangan PKI pada 1966 hingga 1998, setiap warga negara yang akan menjadi pejabat negara, baik di lingkungan eksekutif dan legislatif maupun yudikatif, diwajibkan mengikuti Litsus yaitu penelitian khusus yang sangat ketat dan cermat serta teliti dan mendalam terhadap setiap calon pejabat untuk memastikan bahwa ia tidak memiliki kaitan apa pun dengan gerakan PKI.
5. Seminar dan Temu Kangen untuk Membela PKI
Pasca-Reformasi 1998 , sering digelar seminar dan lokakarya yang menyuguhkan topik pembelaan terhadap PKI. Selain itu, sering juga diadakan reuni dan temu kangen keluarga besar PKI.
Itulah lima tanda kebangkitan PKI dari beberapa lainnya yang dilansir situs panjimas.com. (PA/SA)