Inibaru.id - Selama bulan Ramadan, tradisi berburu takjil menjadi salah satu kegiatan yang dinantikan banyak orang. Berbuka puasa dengan berbagai pilihan takjil memang menyenangkan, namun, di balik kegembiraan tersebut, kita juga perlu memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan.
Berjualan takjil yang biasa dijumpai di pinggir jalan atau pasar Ramadan sering kali melibatkan penggunaan plastik sekali pakai, seperti kantong plastik, sedotan, dan kemasan makanan yang sulit terurai. Sayangnya, sampah plastik ini seringkali nggak dikelola dengan baik dan berakhir mencemari lingkungan.
Namun, bukan berarti kita harus menghindari tradisi ini. Ada banyak cara agar kita tetap dapat menikmati berburu takjil sambil menjaga kelestarian lingkungan.
Pertama, kita bisa membawa wadah sendiri, seperti kotak makan atau tas belanja yang ramah lingkungan. Dengan begitu, kita bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Selain itu, para pedagang takjil juga dapat beralih menggunakan bahan kemasan yang lebih ramah lingkungan, seperti kertas atau daun. Menggunakan bahan daur ulang atau biodegradable bisa menjadi pilihan yang lebih baik untuk mengurangi dampak negatif terhadap alam.
Menjaga kebersihan juga sangat penting. Setelah berbuka, pastikan kita membuang sampah pada tempatnya. Jika di sekitar tempat berburu takjil tidak tersedia tempat sampah, kita bisa membawa kantong sampah pribadi untuk membuang sampah di rumah.
Berburu takjil adalah tradisi yang menyenangkan, tetapi kita harus tetap bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan sedikit usaha dan kesadaran, kita bisa menikmati momen berbuka puasa tanpa harus merusak bumi.
Mari kita sama-sama menjaga kebersihan dan kelestarian alam agar Ramadan tetap membawa berkah, nggak hanya bagi kita, tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
Gimana, menurutmu? Apakah menjaga lingkungan juga jadi ibadah rutinmu, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)