Inibaru.id – Hidup dari membuat gerabah telah dilakukan secara turun temurun oleh sejumlah warga Desa Gebangsari, Kecamatan Klirong, Kebumen, Jawa Tengah. Maka, jangan heran kalau di desa itu memiliki Kampung Gerabah.
Selain menjadi desa wisata edukasi, Kampung Gerabah juga difungsikan sebagai workshop pembuatan gerabah. Jadi, kalau kamu pengin mengetahui proses panjang pembuatan gerabah, berkunjunglah ke Kampung Gerabah Gebangsari.
Di tempat tersebut kamu bakal mengetahui proses pembuatan gerabah yang kebanyakan masih menggunakan cara manual, mulai dari memisahkantanah liat dari campuran logam, membentuknya menjadi gerabah, menjemur calon gerabah, hingga finishing.
Menjadi kampung gerabah bukan berarti penduduk Desa Gebangsari nggak mengalami kendala. Salah satunya adalah karena kini sebagian masyarakat beralih ke peralatan plastik dan logam yang nggak rawan pecah seperti gerabah.
Harus diakui jika permintaan pasar pun menurun drastis. Nah, menyikapi hak tersebut, warga pun berinovasi dengan mulai memproduksi hiasan dari gerabah, misalnya vas bunga, hiasan dinding, hingga tempat pensil, alih-alih hanya memproduksi gentong, cobek, atau kendi.
Dari segi ekonomi, cara ini juga lebih nenguntungkan. Jika peralatan dapur dijual dengan harga Rp 5.000 -Rp 35.000, hiasan gerabah bisa mencapai Rp 500 ribuan.
Hingga kini, Kampung Gerabah banyak dikunjungi orang yang ingin mengobservasi atau mempraktikkan cara membuat gerabah. Coba deh ke sini! (IB20/E03)