BerandaKulinary
Minggu, 3 Nov 2018 08:25

Ingat! Diet Mayo Bukan Sekadar Mengurangi Kadar Garam!

Spaghetti carbonara jadi menu yang sering dibuat saat menjalani diet mayo. (Inibaru.id/ Artika Sari)

Menu yang bersahabat plus efek yang cepat membuat diet mayo digandrungi banyak orang. Konon, kita bisa turun berat badan hanya dengan dua minggu menjalani diet ini. Benarkah begitu? Bagaimana jika kita menjalani diet mayo lebih dari dua minggu?

Inibaru.id – Bagi sebagian orang, diet masih menjadi hal yang cukup sulit dilakukan. Selain malas berolahraga, sebagian orang juga beranggapan diet berarti mengurangi porsi makan, sehingga otomotis bikin perut tersiksa karena lapar. Padahal, jika benar-benar memahami fungsi serta manfaatnya bagi tubuh, diet nggak semenyiksa itu, lo.

Demi memacu semangat mendapatkan tubuh yang ideal, beragam metode diet lantas diperkenalkan pada publik. Salah satu metode yang terkenal adalah diet mayo yang digagas Mayo Clinic dari Amerika Serikat. Prinsip dasar dalam diet ini adalah membatasi konsumsi garam.

Yap, garam memang sering diklaim menjadi pantangan utama dalam diet yang dilakukan selama 14 hari tersebut. Konon, hanya dengan nggak mengonsumsi garam selama 14 hari saja, berat badan bisa berkurang hingga tujuh kilogram. Hm, cepat dan efektif, kan?

Karena dianggap efektif itulah diet mayo menjadi populer. Nggak sedikit orang melakukannya berkali-kali dalam satu tahun. Stevi Charolina, seorang pebisnis katering di Ungaran, Kabupaten Semarang, menjelaskan, dia mengaku pernah mendapatkan pelanggan yang melakukan hal tersebut.

“Pernah ada pelanggan yang lima bulan berturut-turut melakukan diet mayo. Menurut saya, itu nggak masalah. Toh, katering yang kami produksi juga menawarkan gizi yang seimbang,” kata Stevi.

Melenceng

Seorang ahli gizi dari California State University di AS, Jansen Ongko, sempat menjelaskan bahwa diet mayo yang dilakukan di Indonesia sebenarnya melenceng dari aslinya. Menurutnya, diet mayo sejatinya menekankan pada pentingnya menghilangkan lima kebiasaan buruk dan menggantinya dengan lima kebiasaan baik.

Lima kebiasaan buruk itu antara lain konsumsi gula dan daging yang berlebihan, kudapan rendah gizi tapi tinggi kalori, serta makan sambil melakukan aktivitas lain seperti nonton televisi atau main gawai.

Sementara, kebiasaan buruk itu sebaiknya diganti dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, sarapan dengan menu yang sehat, mengonsumsi karbohirat kompleks dan biji-bijian, mengonsumsi lemak sehat, serta olahraga selama 30 menit.

Ongko menambahkan, rentang diet mayo selama 14 hari adalah aturan yang nggak valid. Menurutnya, pemahaman ini perlu diluruskan. Dalam buku panduan yang dikeluarkan Mayo Clinic, Ongko menjelaskan bahwa dalam dua pekan setelah menjalani metode diet ini, seseorang akan mengalami penurunan berat badan.

Oya, Mayo Clinic sejatinya juga nggak melarang penggunaan garam, melainkan hanya membatasi. Perlu kamu catat, nih, Millens.

Kendati diet mayo mampu menurunkan berat badan secara cepat, yang hilang dari tubuh sebenarnya adalah kadar persentase air, bukan lemak tubuh. Jadi, supaya lemak tubuh hilang, olahraga memegang peran penting dalam diet ini.

Sayang, keefektifan diet ini justru berimbas pada psikologis orang yang menjalaninya. Pelaku diet umumnya jadi malas berolahraga. Diet mayo pun ujung-ujungnya hanya dipandang sebagai solusi menurunkan berat badan, bukan menciptakan pola makan yang baik dan bisa digunakan untuk jangka waktu yang panjang.

Kalau kamu pengin menjalani diet yang aman dan nyaman, sebaiknya konsultasilah pada ahli gizi. Dengan saran dari ahli gizi, kamu jadi tahu apa saja yang dibutuhkan tubuhmu. Yang nggak kalah penting diingat adalah diet bukan hanya untuk mendapatkan tubuh yang ideal, tapi juga hidup yang sehat. Sepakat? (Artika Sari/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: