BerandaHits
Rabu, 25 Jul 2023 15:14

Mobil Kecil Jadi Inspirasi Mary Quant Menamakan Rok Mini

Rok mini jadi salah satu pakaian paling ikonik dalam industri mode. (iStockphoto)

Pada awal 1960-an, Mary Quant, seorang perancang busana muda berbakat asal London memperkenalkan rok mini. Dia terinspirasi dari gaya dan gaya hidup kaum muda pada saat itu, yang mencari pakaian yang lebih bebas, nyaman, dan berbeda. Dia mengambil kata mini dari mini cooper untuk menamakan rok ini.

Inibaru.id - Rok mini adalah salah satu pakaian paling ikonik dalam sejarah mode, dan perkenalannya merupakan titik balik penting dalam industri fashion.

Mary Quant, seorang desainer asal Inggris, diakui sebagai orang yang mengubah panorama mode dengan menciptakan rok mini pada tahun 1960-an. Berikut ini sejarah rok mini, peran Mary Quant dalam penciptaannya, serta dampaknya dalam menginspirasi perubahan sosial dan persepsi terhadap pakaian perempuan.

Latar Belakang Sebelum Rok Mini

Sebelum rok mini muncul, pakaian perempuan pada tahun 1950-an masih didominasi oleh siluet rok panjang hingga betis atau mata kaki. Mode saat itu cenderung konservatif dan mengikuti aturan tertentu tentang berpakaian dengan sopan.

Pakaian perempuan umumnya lebih tertutup dan membatasi gerakan, mencerminkan norma-norma masyarakat pada masa itu.

Revolusi Mode oleh Mary Quant

MAry Quant, desainer yang memopulerkan rok mini. (Getty Image)

Pada awal 1960-an, Mary Quant, seorang perancang busana muda berbakat asal London, dengan berani memperkenalkan rok mini. Inspirasi Quant datang dari gaya dan gaya hidup kaum muda pada saat itu, yang mencari pakaian yang lebih bebas, nyaman, dan berbeda.

Rok mini adalah rok yang dikenakan beberapa inci di atas lutut, mengekspos lebih banyak bagian kaki perempuan daripada yang pernah ada sebelumnya.

Penamaan "Mini"

Nama "mini" untuk rok ini dikatakan terinspirasi oleh mobil kecil, Mini Cooper, yang populer pada masa itu. Quant merasa bahwa rok mini-nya adalah "mobil kecil" dalam dunia mode, karena menghadirkan sesuatu yang segar dan revolusioner. Nama ini akhirnya menempel pada gaya rok yang telah dia ciptakan.

Dampak Sosial dan Kontroversi

Perkenalan rok mini tidak datang tanpa kontroversi. Saat itu, panjang rok secara tradisional mencerminkan kasta sosial dan tingkat kesopanan perempuan. Rok mini dianggap provokatif dan dianggap melanggar aturan berpakaian yang berlaku. Namun, pandangan tradisional tersebut tidak menghentikan popularitas rok mini. Sebaliknya, rok mini menjadi simbol perubahan sosial dan kemerdekaan perempuan dalam berpakaian serta mengekspresikan diri mereka.

Rok mini yang diciptakan oleh Mary Quant juga membawa dampak besar dalam industri mode. Gaya yang awalnya kontroversial ini segera menjadi tren utama di seluruh dunia. Perancang busana lainnya pun mulai mengadopsi gaya ini, menciptakan berbagai varian rok mini yang beragam dan mencerminkan semangat era 1960-an yang berani dan inovatif.

Meskipun beberapa tahun setelah era 1960-an rok panjang kembali menjadi tren, rok mini tetap menjadi bagian penting dari sejarah mode. Perancang busana modern terus menyertakan versi rok mini dalam koleksi mereka, mencerminkan semangat revolusioner Mary Quant dan semangat kebebasan dalam berpakaian.

Penciptaan rok mini oleh Mary Quant tidak hanya mengubah cara perempuan berpakaian, tetapi juga mengubah pandangan dan ekspektasi masyarakat terhadap pakaian perempuan. Rok mini menjadi simbol perjuangan perempuan untuk kebebasan, kreativitas, dan kesetaraan, serta mewakili semangat revolusi mode yang terus berlanjut hingga hari ini.

Mary Quant telah memberikan warisan berharga dalam sejarah fashion, dan rok mini akan tetap menjadi salah satu pakaian ikonik yang abadi dalam dunia mode. Eh, kamu suka juga nggak memakai rok mini, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Erick Thohir: Tarif Tiket Kendaraan Umum Nggak Naik saat Lebaran 2025

23 Jan 2025

Nasi Goreng Pak Basiyo, Hidden Gem Kuliner Sukoharjo

23 Jan 2025

Mau Tinggal di Desa Albinen, Swiss? Pemerintah Bakal Siapkan Uang Rp540 Juta Buatmu!

23 Jan 2025

Hari Ketiga Banjir Grobogan, KAI Masih Terapkan Rekayasa Operasi dan Pembatalan Perjalanan

23 Jan 2025

Pathol Sarang, Gulat Tradisional Khas Rembang yang Eksis Sejak Zaman Majapahit

23 Jan 2025

Menghadapi Atasan Otoriter: Antara Bertahan dan Menjaga Profesionalisme

23 Jan 2025

Perbaikan Sistem Penerimaan Murid Baru Wujudkan Pendidikan Inklusif

24 Jan 2025

Benarkah Kopi Arabika Akan Punah Pada 2050 karena Perubahan Iklim?

24 Jan 2025

'When Life Gives You Tangerines', Drama Korea Terbaru IU

24 Jan 2025

Hari-Hari di Dukuh Pangkalan; Belasan Tahun Dibekap Rob, Terus-menerus Tinggikan Rumah

24 Jan 2025

Tinggal Bersama Orang Tua Pasangan yang Sudah Renta: Tantangan dan Solusi Bijak

24 Jan 2025

Pasar Imlek Semawis 2025, Pengunjung Wajib Berkebaya dan Bersurjan untuk Rayakan Keberagaman

24 Jan 2025

Jakarta Nggak Lagi Jadi Kota Termacet di Indonesia versi TomTom Traffic Index Ranking 2024

24 Jan 2025

28 Bangunan Sekolah di Jateng Rusak akibat Banjir, Kerugian hampir Dua Miliar Rupiah

24 Jan 2025

Bencana Longsor Pekalongan: Hari ini Tim Gabungan Terus Bergerak Lakukan Evakuasi dan Pencarian

25 Jan 2025

Cerita Ki Ageng Selo yang Gemar Makan Sego Golong Pecel Ayam

25 Jan 2025

Tanaman dan Bunga, Kado Spesial untuk Orang yang Spesial

25 Jan 2025

Pesan Konglomerat untuk Kelas Menengah: Jangan Beli Rumah dan Mobil Baru!

25 Jan 2025

Lalapan Mentah Bisa Menambah Nafsu Makan, Ini Alasannya

25 Jan 2025

Lindungi Kelompok Rentan dari Konten Berbahaya, Pemerintah Terapkan SAMAN Mulai Februari 2025

25 Jan 2025