BerandaHits
Kamis, 13 Mei 2020 11:54

5 Fakta Mengenai Herd Immunity dalam Virus Corona

Isu herd immunity diterapkan pemerintah untuk menangani virus corona menjadi pembahasan warganet. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Baru-baru ini, isu tentang herd immunity atau kekebalan kelompok ramai diperbincangkan di kalangan warganet. Cara ini disebut-sebut sedang diterapkan pemerintah untuk menangani virus corona di Indonesia. Benarkah cara ini bisa sangat berbahaya? Yuk simak fakta-faktanya.

Inibaru.id – Hingga saat ini pandemi corona masih sulit untuk dikendalikan di seluruh dunia. Setiap negara melakukan beragam cara dan strategi untuk mengatasinya. Hanya, ada isu yang menyebut pemerintah Indonesia mulai menerapkan herd immunity demi menciptakan kekebalan kelompok masyarakat.

Herd immunity ini dianggap sebagai salah satu cara untuk menghentikan pandemi virus corona. Jika sudah terbentuk sekelompok orang yang kebal terhadap virus ini, maka lambat laun akan membuat penyebaran virus berhenti.

Namun, benarkah herd immunity bisa menjadi jawaban untuk mengatasi pandemi Covid-19? Yuk, simak fakta-fakta tentang hal ini.

1.       Dapat Terbentuk Melalui Vaksin

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)

Sebenarnya, cara tercepat menyelesaikan permasalahan Covid-19 ini adalah dengan menemukan vaksin. Jika sudah ada vaksin yang terbentuk dan setiap orang bisa menggunakannya, maka akan tercipta masyarakat yang kebal terhadap virus ini.

Sayangnya, meski telah ada banyak negara yang melakukan penelitian, vaksin Covid-19 masih belum ditemukan. Vaksin ini masih dalam tahap pengembangan dan belum diuji keamanannya.

2.       Dapat Terbentuk Secara Alami

Herd Immunity bisa membuat sekelompok masyarakat menjadi kebal dengan penyakit atau virus tertentu. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Herd Immunity bisa juga terbentuk secara alami, karena di dalam tubuh kita sebenarnya terdapat sistem imun yang berfungsi untuk melawan penyakit. Sistem imun yang kuat bisa melawan virus sehingga bibit penyakit ini semakin melemah dan nggak akan bisa menginfeksi tubuh.

Masalahnya adalah, banyak orang yang sudah terinfeksi Covid-19 yang memiliki sistem kekebalan tubuh kuat. Sayangnya virus ini nggak benar-benar mati dan bisa saja menyebar ke orang lain dengan sistem imun tubuh yang lebih lemah.

3.       Angka Kematian Bisa Meningkat

Kematian akibat herd immunity. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Orang-orang yang berperan sebagai carrier sangat berbahaya apabila tanpa sadar memiliki virus di dalam tubuhnya dan menularkan virus ke orang dengan sistem imun lemah. Hal inilah yang bisa menyebabkan kematian banyak orang akibat virus corona.

4.       Dianggap sebagai Mitos dan Rencana Pembunuhan Massal

Proses pemakaman dengan APD lengkap. (Reuters/Willy Kurniawan)

Pendapat yang cukup kontroversial dikemukakan oleh Ahli Penyakit Menular Australia Profesor Raina Macintrye. Dia mengatakan jika wacana herd immunity hanyalah mitos. Dia juga menganggap cara ini sebagai tindakan yang gegabah dan bisa berujung pada pembunuhan massal.

“Saat ini kami nggak tahu berapa lama sistem kekebalan tubuh mampu bertahan dari Covid-19. Kami juga nggak tahu apakah mungkin ada mutasi yang sangat kecil dan melihat strain yang sedikit berbeda mulai beredar. Jika itu terjadi kami, belum tahu apakah tubuh manusia bisa bertahan dari perkembangan virus ini atau tidak.” ujarnya.

5.       WHO Nggak Setuju Herd Immunity

Pejabat WHO, Mike Ryan. (Denis Balibouse/Reuters)

Pejabat WHO Mike Ryan berharap jika orang yang telah sembuh dari virus corona bisa memiliki sistem kekebalan tubuh yang cukup kuat agar tidak terinfeksi virus yang sama kembali. Sayangnya, harapan ini masih belum benar-benar terwujud.

“Informasi awal yang kami terima saat ini, hanya sepersekian persen dari populasi yang memproduksi antibody dengan cukup. Namun bukti-bukti yang ada saat ini nggak mendukung pernyataan berikut, sehingga herd immunity bukan solusi yang ideal untuk diterapkan bagi pemerintah,” ujar Mike.

Melihat fakta ini, tetap jaga kondisi kesehatan dan menerapkan protokol pencegahan penularan virus corona, ya Millens? (Sua/MG31/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Erick Thohir: Tarif Tiket Kendaraan Umum Nggak Naik saat Lebaran 2025

23 Jan 2025

Nasi Goreng Pak Basiyo, Hidden Gem Kuliner Sukoharjo

23 Jan 2025

Mau Tinggal di Desa Albinen, Swiss? Pemerintah Bakal Siapkan Uang Rp540 Juta Buatmu!

23 Jan 2025

Hari Ketiga Banjir Grobogan, KAI Masih Terapkan Rekayasa Operasi dan Pembatalan Perjalanan

23 Jan 2025

Pathol Sarang, Gulat Tradisional Khas Rembang yang Eksis Sejak Zaman Majapahit

23 Jan 2025

Menghadapi Atasan Otoriter: Antara Bertahan dan Menjaga Profesionalisme

23 Jan 2025

Perbaikan Sistem Penerimaan Murid Baru Wujudkan Pendidikan Inklusif

24 Jan 2025

Benarkah Kopi Arabika Akan Punah Pada 2050 karena Perubahan Iklim?

24 Jan 2025

'When Life Gives You Tangerines', Drama Korea Terbaru IU

24 Jan 2025

Hari-Hari di Dukuh Pangkalan; Belasan Tahun Dibekap Rob, Terus-menerus Tinggikan Rumah

24 Jan 2025

Tinggal Bersama Orang Tua Pasangan yang Sudah Renta: Tantangan dan Solusi Bijak

24 Jan 2025

Pasar Imlek Semawis 2025, Pengunjung Wajib Berkebaya dan Bersurjan untuk Rayakan Keberagaman

24 Jan 2025

Jakarta Nggak Lagi Jadi Kota Termacet di Indonesia versi TomTom Traffic Index Ranking 2024

24 Jan 2025

28 Bangunan Sekolah di Jateng Rusak akibat Banjir, Kerugian hampir Dua Miliar Rupiah

24 Jan 2025

Bencana Longsor Pekalongan: Hari ini Tim Gabungan Terus Bergerak Lakukan Evakuasi dan Pencarian

25 Jan 2025

Cerita Ki Ageng Selo yang Gemar Makan Sego Golong Pecel Ayam

25 Jan 2025

Tanaman dan Bunga, Kado Spesial untuk Orang yang Spesial

25 Jan 2025

Pesan Konglomerat untuk Kelas Menengah: Jangan Beli Rumah dan Mobil Baru!

25 Jan 2025

Lalapan Mentah Bisa Menambah Nafsu Makan, Ini Alasannya

25 Jan 2025

Lindungi Kelompok Rentan dari Konten Berbahaya, Pemerintah Terapkan SAMAN Mulai Februari 2025

25 Jan 2025