Inibaru.id - Kabar anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan perdana seusai libur lebaran hari ini, Selasa (8/4/2025) cukup membuat panik Afrizal. Dia masih liburan dan belum sempat mengecek portofolio-nya.
Lelaki yang sehari-hari bekerja di sebuah perusahaan tambang di Kalimantan ini kian panik setelah mengetahui bahwa IHSG sampai trading halt atau penghentian sementara perdagangan saham. Mekanisme ini bisa diambil Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menjaga stabilitas saham.
"Saya menduga, kondisi ini nggak lepas dari pengumuman tarif resiprokal sebesar 32 persen untuk produk impor asal Indonesia ke Amerika yang baru saja dilontarkan (Presiden AS) Donald Trump," terangnya saat dihubungi via pesan singkat, Selasa (8/4).
Sedikit informasi, data RTI menyebutkan bahwa hari ini IHSG dibuka pada posisi 5.914,28. Namun, nilainya langsung anjlok 598,56 poin atau 9,19 persen ke posisi 5.912,06. Level tertinggi IHSG hanya pada ada pada 5.914,28. Sementara, level terendahnya berada pada posisi 5.912,06.
Mekanisme Trading Halt
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengungkapkan alasan BEI melakukan trading halt pada pembukaan perdagangan IHSG tersebut. Dia mengatakan, trading halt diberlakukan pada semua sesi, termasuk pre-opening.
Sebelumnya, BEI selaku Self Regulatory Organization (SRO) perdagangan bursa telah melakukan pengaturan ulang terhadap mekanisme trading halt menjadi di atas 8 persen per hari ini, Selasa (8/4). Sebelumnya, batas mekanisme penghentian perdagangan sementara hanya di atas 5 persen.
Lalu, mengapa trading halt terhadap IHSG baru dilakukan setelah anjlok hingga 9,19 persen, Jeffrey menjelaskan bahwa hal itu disebabkan faktor pembentukan harga yang terjadi saat pre-opening melalui mekanisme call auction.
"Karena terjadi selama pre-opening, saat pembentukan harga dilakukan dengan mekanisme call auction dan harga setiap saham terbentuk pada satu harga," ujarnya.
IHSG yang Terus Melemah

Sementara itu, Sekretaris BEI Kautsar Primadi Nurahmat mengatakan, mekanisme trading halt dilakukan pada dua kondisi ekstrem. Pertama, trading halt selama 30 menit jika IHSG mengalami penurunan tajam hingga lebih dari 8 persen.
"Kedua, trading halt berlanjut selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 15 persen. Selanjutnya, trading suspend akan dilakukan jika IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 20 persen," jelasnya, Selasa (8/4).
Berdasarkan RTI, volume transaksi IHSG sejak dibuka pagi tadi tercatat sebesar 1,59 miliar dengan turn-over Rp1,92 triliun. Adapun frekuensi transaksinya tercatat 64.620 kali dengan sokongan 9 saham menguat, 552 saham melemah, serta 65 saham stagnan.
Dalam sepekan terakhir IHSG tercatat telah mengalami penurunan sebesar 5,53 persen. Dalam triwulan terakhir, nilainya melemah hingga 16,82 persen; sedangkan dalam setengah tahun tercatat terjun hingga 24,51 persen.
Dampak Trading Halt bagi Investor
Trading halt terhadap IHSG bukanlah mekanisme pertama yang dilakukan BEI tahun ini. Sebelumnya, otoritas tunggal perdagangan saham itu juga pernah membekukan perdagangan untuk sementara pada 18 Maret lalu. Kala itu, IHSG anjlok hingga 5 persen.
Mekanisme trading halt tentu saja akan berdampak pada terhentinya aktivitas jual beli saham. Penghentian sementara ini biasanya bertujuan untuk meredam kepanikan investor.
Dikutip dari IDN Times, Selasa (8/4), analis asal Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menilai, trading halt bisa menjadi upaya untuk meredam aksi jual panik di pasar, sehingga memberikan keluangan waktu bagi investor untuk menenangkan diri dan menghitung ulang portofolio mereka secara lebih rasional.
"Suspensi ini diharapkan memberikan waktu untuk meredam panic selling pasar sehingga dapat mengalkulasi ulang portfolio," terang Okta, sapaan akrabnya.
Yap, semoga situasi ini nggak semakin memburuk. Oya, dalam dunia investasi, grafik yang turun adalah waktu yang tepat untuk menghitung ulang portofolio. Jika jeli, acapkali ini juga menjadi celah untuk menjajaki peluang baru, lo! (Siti Khatijah/E07)