inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Mengapa Manusia Terobsesi Umur Panjang? Antara Takut Mati dan Cinta Hidup
Jumat, 11 Apr 2025 15:01
Bagikan:
Mengapa manusia ingin panjang umur? (iStock/Xavierarnau)

Mengapa manusia ingin panjang umur? (iStock/Xavierarnau)

Di balik upaya memperpanjang usia lewat teknologi dan gaya hidup sehat, tersimpan dorongan manusiawi yang dalam seperti takut mati, mencintai hidup, dan hasrat untuk tetap relevan di dunia yang terus berubah.

Inibaru.id -Hidup panjang telah lama menjadi obsesi manusia sejak zaman kuno. Dari legenda air kehidupan hingga teknologi anti-aging masa kini, hasrat untuk menunda ajal terus hidup dalam berbagai bentuk.

Di era modern, sains bahkan menawarkan kemungkinan untuk memperpanjang usia secara signifikan. Namun, di balik pencarian ini, tersimpan pertanyaan besar: mengapa kita begitu ingin hidup lebih lama?

Apakah ini murni soal ketakutan akan kematian, atau justru karena kita terlalu mencintai hidup dan belum siap melepaskannya?

Sebenarnya, pertanyaan tentang mengapa manusia terobsesi untuk panjang umur menyentuh aspek yang sangat mendasar. Yuk kulik berbagai alasan di baliknya!

1. Ketakutan terhadap kematian

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang benar-benar sadar bahwa hidupnya terbatas. Kesadaran ini menciptakan ketakutan yang dalam terhadap akhir, ketidakpastian setelah kematian, dan kehilangan semua yang dicintai. Memperpanjang umur dianggap sebagai cara menunda ketakutan terbesar ini.

2. Hasrat untuk menikmati hidup lebih lama

Semakin berkembang peradaban, semakin banyak hal yang bisa dinikmati: seni, teknologi, cinta, makanan, perjalanan, pengetahuan. Maka wajar jika banyak orang merasa satu kehidupan “terlalu singkat” untuk menjelajahi semua potensi kebahagiaan yang ada di dunia.

3. Dorongan untuk terus merasa relevan dan berkontribusi

Kamu pasti sudah sering mendengar harapan seseorang yang ingin bermanfaat di hidupnya kalau panjang umur. (via Simon on the street)
Kamu pasti sudah sering mendengar harapan seseorang yang ingin bermanfaat di hidupnya kalau panjang umur. (via Simon on the street)

Bagi sebagian orang, hidup panjang berarti punya lebih banyak waktu untuk meninggalkan jejak, mewujudkan mimpi, atau memperbaiki kesalahan. Mereka ingin melihat dunia berubah, dan bahkan terlibat dalam perubahan itu selama mungkin.

4. Janji ilmu pengetahuan dan teknologi

Kemajuan medis, genetika, dan bioteknologi menciptakan harapan bahwa hidup panjang bukan lagi mitos. Ketika sesuatu tampak mungkin secara ilmiah, obsesi terhadapnya pun tumbuh —terutama dalam budaya yang memuja kemudaan dan produktivitas.

5. Nilai sosial dan ekonomi

Dalam masyarakat modern, umur panjang sering dihubungkan dengan kesuksesan: mampu hidup sehat dan aktif hingga usia lanjut adalah “prestasi” yang dikagumi. Bahkan industri anti-aging menjadi pasar miliaran dolar yang tumbuh pesat.

6. Dorongan spiritual dan filosofis

Dalam banyak budaya dan agama, umur panjang dilihat sebagai berkah atau bukti kebijaksanaan hidup. Dalam filosofi Timur, panjang umur juga dikaitkan dengan keharmonisan dengan alam dan kebajikan pribadi.

Obsesi manusia terhadap umur panjang adalah cermin dari rasa ingin bertahan, takut, ingin tahu, dan juga mencintai hidup. Tapi pertanyaan yang tak kalah penting: Apakah kualitas hidup juga menjadi fokus, atau hanya kuantitasnya? Sebab panjang umur tanpa makna bukanlah kehidupan yang benar-benar diinginkan.

Kalau kamu punya keinginan buat panjang umur juga nggak, Millens? Apa nih yang menjadi alasanmu? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved