inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Usir Hama Tanpa Rusak Lingkungan Jadi Pesan Festival Obang-Abing di Semarang
Senin, 28 Agu 2023 18:00
Penulis:
Bagikan:
Festival Obang-abing di Desa Wisata Kandri Semarang. (Inilahjateng/Takhrodjie)

Festival Obang-abing di Desa Wisata Kandri Semarang. (Inilahjateng/Takhrodjie)

Pada Minggu (27/8/2023) di Desa Wisata Kandri, Semarang, digelar Festival Obang-Abing. Setidaknya ada 35 obang-abing alias orang-orangan sawah yang diarak pada tradisi yang digelar cukup meriah tersebut.

Inibaru.id – Salah satu masalah yang masih menghantui para petani di Indonesia adalah adanya hama yang merusak tanaman. Hama ini bisa berupa serangga, hewan pengerat, atau lainnya. Nah, hal ini juga dirasakan oleh warga Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah. Demi mengusir hama-hama yang sangat merugikan tersebut, mereka pun menggelar tradisi obang-abing.

Obang-abing sebenarnya adalah sebutan lain bagi orang-orangan sawah yang terbuat dari jerami padi. Bentuknya seram demi menakut-nakuti hama. Tapi, khusus untuk obang-abing yang digunakan untuk keperluan tradisi, ukurannya dibuat jauh lebih besar dari orang-orangan yang dipasang di sawah atau ladang.

Nah, tradisi obang-abing terbaru diadakan kemarin, Minggu (27/8/2023). Setidaknya, ada 35 obang-abing yang diarak di Kelurahan Kandri, tepatnya dari Omah Sawah sampai ke Omah Pintar Petani yang ada di kelurahan tersebut.

Selain obang-abing yang jadi daya tarik utama arak-arakan, warga yang ikut serta dalam tradisi ini juga membawa sejumlah hasil pertanian seperti sayuran atau jagung sebagai tanda syukur sekaligus harapan agar bisa mendapatkan panen yang melimpah. Mereka juga memakai pakaian yang biasa dikenakan para petani ke sawah atau pakaian adat Jawa. Selain itu, arak-arakannya juga diiringi dengan alat musik tradisional seperti rebana. Meriah banget pokoknya!

Festival Obang-abing dilakukan setiap tahun. (kandri.semarangkota.go.id)
Festival Obang-abing dilakukan setiap tahun. (kandri.semarangkota.go.id)

“Festival Obang-Abing ini adalah bentuk syukur kepada Tuhan atas segala keberkahan dan melimpahnya rezeki yang diterima warga,” ucap salah seorang tokoh Desa Wisata Kandri Masduki sebagaimana dilansir dari Suaramerdeka, Senin (28/8/2023).

Omong-omong, mengapa obang-abing yang biasanya hanya dipasang di ladang atau sawah sampai harus diarak dan dijadikan festival sih? Masduki punya jawabannya, Millens. Dengan menjadikannya festival, warga jadi tahu kalau masih ada kearifan lokal warisan nenek moyang yang bisa digunakan untuk menghilangkan hama tanpa merusak ekosistem, mengganggu hewan, atau tumbuhan lainnya.

“Nggak perlu pakai bahan kimia. Dengan obang-abing saja sudah bisa. Harapannya sih orang-orang jadi nggak gampang membunuh hewan. Mengapa hanya diusir dan nggak dibunuh? Soalnya menurut pengalaman petani, kalau hama dibunuh malah nanti akan datang lebih banyak. Layaknya manusia yang sudah meninggal pasti saudara atau rekan-rekannya akan dikabari untuk berkumpul dan akhirnya banyak yang datang,” lanjut Masduki.

Nggak disangka ya, Millens, ternyata masih ada warga desa yang menggunakan kearifan lokal untuk membasmi hama tanpa merusak lingkungan. Hm, jadi penasaran nih, kalau di dekat tempat tinggalmu, apakah masih bisa ditemui obang-abing alias orang-orangan sawah, Millens? (Arie Widodo/E05)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved