Inibaru.id – Belakangan ini suhu panas di Kota Semarang sangat terasa. Sejumlah warganet bahkan sampai mengunggah tangkapan layar di ponselnya yang menunjukkan suhu udara di Kota Atlas melebihi 36 derajat Celsius. Penggunaan AC dan kipas angin pun jadi lebih intens dari sebelum-sebelumnya.
Nah, di balik bikin gerahnya suhu udara di Kota Semarang dalam beberapa minggu belakangan, ada sejumlah warganet yang mengungkap fakta unik tentang bangunan Lawang Sewu. Di tengah panasnya suhu di luar ruangan, suhu udara di dalam bangunan peninggalan Belanda itu cenderung lebih sejuk.
Lawang Sewu dibangun dari 1904 sampai 1907. Bangunan ini dulunya adalah kantor pusat Nederlandsh-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), sebuah perusahaan kereta api Hindia Belanda. Arsiteknya adalah Cosman Citroen dan pembangunannya diawasi oleh firma arsitektur pimpinan J.F Klinkhamer dan B.J. Ouendag.
Karena dibangun oleh orang-orang Belanda yang terbiasa dengan suhu sejuk sepanjang tahun, mereka pun merancang Lawang Sewu sebagai bangunan yang bisa “melawan” suhu panas Kota Semarang. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan langit-langit yang tinggi dan banyak ventilasi berupa pintu dan jendela.
Tercatat, jumlah pintu di Lawang Sewu mencapai 928 buah. Dengan banyaknya pintu yang bisa dibuka, otomatis sirkulasi udara pada bangunan tersebut bisa berjalan dengan lebih baik. Hal ini berdampak pada suhu udara yang lebih sejuk. Keberadaan jendela pada bangunan tersebut juga diperuntukkan agar banyak udara dari luar ruangan masuk ke dalam, Millens.
Ruangan Bawah Tanah
Selain peran dari ventilasi udara yang melimpah, ada juga hal lain yang jadi penyebab suhu udara di dalam Lawang Sewu selalu sejuk, yaitu ruangan bawang tanah. Bagian itu berperan sebagai sistem drainase alias saluran air. Ruangan yang kini lebih populer sebagai area dengan suasana mistis yang kuat itu sebenarnya dirancang sebagai “pendingin” bangunan Lawang Sewu, lo.
Saat musim hujan, sistem drainase bawah tanah ini menampung air hujan agar nggak sampai menggenangi halaman. Nah, saat musim kemarau, air yang melimpah itu ditampung di bangunan dengan kedalaman 5 meter di bawah permukaan tanah untuk mendinginkan tiga lantai bangunan di atasnya.
Kenapa Jadi Area Mistis?
Kalau memang fungsinya sebagai sistem drainase dan pendingin bangunan, kok kemudian lebih terkenal sebagai area mistis? Semua ini gara-gara adanya isu bahwa tentara Jepang menggunakan 16 bak penampung air pada ruangan bawah tanah tersebut sebagai penjara duduk. Karena tergenang air, banyak tahanan yang kemudian mati mengenaskan di sana. Sejak saat itulah, aura mistis lebih populer di tempat tersebut.
“Kami pengin kesan angker pada Lawang Sewu, khususnya di ruangan bawah tanah ini dihilangkan. Ruangan bawah tanah ini sebenarnya adalah drainase yang berfungsi sebagai penyalur kelebihan air dan pendingin udara alami untuk ruangan di atasnya. Seharusnya tempat ini jadi contoh karena arsitek zaman dahulu mampu menangkal suhu panas Kota Semarang dengan efektif dan bisa dipelajari,” ucap salah seorang pemandu wisata Lawang Sewu, Waluyo sebagaimana dilansir dari Liputan6, Kamis (12/11/2015).
Yap, apa yang diungkap Waluyo ada benarnya. Kalau Lawang Sewu bisa dibangun untuk menangkal suhu panas Kota Semarang, bukankah bangunan-bangunan lain seharusnya juga bisa, Millens? (Arie Widodo/E10)