Inibaru.id - Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immunodeficiency Sindrome (HIV AIDS) identik dengan penyakit "kotor". Penularannya lewat hubungan seksual dan narkoba suntik, pun mengukuhkan status sebagai azab. Hal itu menyebabkan pandangan nyinyir terhadap pengidapnya. Bahkan untuk sekedar bersalaman pun kadang orang berpikir ulang.
Stigma itu kerap kali dirasakan oleh penderita HIV AIDS, namun benarkah kita harus menghindari penderitanya?
Fakhrudin, Sekretaris KPA Jepara, sekaligus Kabid Pencegahan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Jepara, menyebut, pandangan itu salah besar. Bahkan, berciuman dengan penderita HIV AIDS nggak lantas tertular. Virus yang menyerang kekebalan tubuh itu, tak menular semudah itu.
"Coba bayangkan, ketika kita potong rambut, dan alatnya habis dipakai untuk memotong orang yang kena virus (HIV), apakah kita tertular? Tentu tidak. Karena virus ini tidak bisa bertahan di udara luar. Bahkan berciuman pun tidak lantas bisa menularkan," kata dia.
Dia menerangkan, penularan HIV AIDS hanya melalui empat jenis cairan. Pertama darah, kedua sperma, ketiga cairan vagina, dan terakhir air susu ibu.
Dia menggarisbawahi, penularan virus harus didahului oleh perlukaan. Luka yang dimaksud, nggak harus besar, namun yang disebabkan gesekan pun bisa menyebabkan penularan.
Jadi nggak perlu was-was jika berangkulan, berjabat tangan, berbagi alat makan, di tempat umum bahkan berciuman atau digigit serangga ya. Itu nggak cukup kuat untuk menularkan HIV AIDS. "Kecuali, kalau berciuman, lantas ditindaklanjuti dengan hubungan lainnya, itu ya namanya hubungan seksual, bisa tertular. Apalagi kalau tidak setia dengan pasangan, berganti-ganti dan tidak aman," jelas Fakhrudin.
Daryoto, seorang warga Jepara mengaku sempat takut jika bersalaman dengan penderita ODHIV (Orang Dengan HIV). Selama ini, dia menyangka penyakit itu dapat menular dengan gampang.
"Saya kira bisa nular, ternyata tidak to? Baru tahu saya," ujarnya, seusai mendapatkan sosialisasi dari Dinas Kesehatan Jepara, Jumat (28/11).
Selama ini, warga Kelurahan Panggang itu, takut jika mendengar penyakit tersebut. Dia pikir, ketika seseorang mengidap penyakit tersebut, dengan bersentuhan fisik pun, sangat mudah tertular.
“Sekarang saya jadi tahu, kita memang harus menghindari penyakitnya, tapi tidak orangnya. Wong tadi saya salaman dengan penderita ya tidak apa-apa kok,” pungkas dia.
Tuh kan, Millens. Jangan langsung parno ya. Jauhi penyakitnya tapi jangan orangnya. (Pranoto/E05)