Inibaru.id - Generasi Z, yang mencakup mereka yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, kerap dianggap sebagai generasi paling kesepian. Paradoksnya, mereka tumbuh di tengah kemajuan teknologi komunikasi yang seharusnya membuat mereka lebih terhubung dibandingkan generasi sebelumnya. Namun, berbagai faktor justru menciptakan isolasi sosial yang signifikan.
1. Keterhubungan Digital, tetapi Kehilangan Interaksi Nyata
Generasi Z menghabiskan banyak waktu di media sosial dan platform digital, yang sering kali menggantikan interaksi tatap muka. Meski terasa terhubung secara virtual, hubungan ini sering kali dangkal dan kurang memenuhi kebutuhan emosional.
Mereka bisa memiliki ratusan teman daring, tetapi tetap merasa kesepian karena kurangnya keintiman dan kedekatan personal.
2. Tekanan Sosial dari Media Sosial
Media sosial juga menjadi sumber tekanan besar bagi Generasi Z. Standar kehidupan yang ditampilkan di platform seperti Instagram atau TikTok sering kali nggak realistis, sehingga menciptakan perasaan kurang berharga atau "nggak cukup baik." Perasaan ini dapat mengisolasi mereka secara emosional, bahkan ketika mereka terlihat aktif di dunia maya.
3. Pandemi dan Dampaknya
Pandemi COVID-19 memperburuk kesepian Generasi Z. Periode panjang isolasi sosial membuat banyak dari mereka kehilangan momen penting seperti wisuda, pertemanan sekolah, atau pengalaman kerja pertama. Hal ini menciptakan rasa kehilangan yang mendalam dan memperburuk perasaan keterasingan.
4. Stigma terhadap Kesehatan Mental
Generasi Z lebih terbuka terhadap isu kesehatan mental dibandingkan generasi sebelumnya, tetapi stigma masih ada di lingkungan mereka. Rasa malu atau takut dihakimi membuat mereka enggan meminta bantuan atau berbagi perasaan dengan orang lain, memperparah perasaan kesepian.
5. Tuntutan Hidup yang Tinggi
Generasi ini menghadapi tekanan besar untuk sukses di usia muda, baik secara akademis maupun profesional. Mereka sering merasa harus terus "produktif," yang membuat mereka mengorbankan waktu untuk membangun hubungan sosial yang bermakna.
Cara Mengatasi Kesepian Generasi Z
- Kurangi ketergantungan pada media sosial dengan memperbanyak interaksi tatap muka.
- Cari komunitas yang mendukung, baik secara daring maupun luring, yang memiliki minat atau nilai yang sama.
- Beri ruang untuk diri sendiri tanpa tekanan untuk terus aktif atau produktif di media sosial.
- Dukungan kesehatan mental yang lebih mudah diakses dan bebas stigma sangat penting untuk membantu mereka merasa lebih terhubung.
Kesepian di kalangan Generasi Z adalah fenomena kompleks yang membutuhkan perhatian dari berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan pemerintah. Dengan pendekatan yang tepat, mereka bisa merasa lebih terhubung dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
Betewe, kamu setuju nggak kalau generasi Z kesepian, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)