inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
'Relief Nusantara' Akar Kayu Jati, Ukiran Molek Karya Seniman Kudus Chamdani
Jumat, 14 Feb 2025 07:27
Penulis:
Bagikan:
Relief Nusantara, ukiran akar kayu jati karya Chamdani yang baru setengah jadi. (Inibaru.id/ Imam Khanafi)

Relief Nusantara, ukiran akar kayu jati karya Chamdani yang baru setengah jadi. (Inibaru.id/ Imam Khanafi)

Kendati proses pemahatan sudah berlangsung selama empat tahun, Chamdani mengatakan, Relief Nusantara buatannya baru setengah jadi.

Inibaru.id – Di sudut Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Chamdani mencurahkan segalanya. Dengan penuh ketelitian, seniman ukir berusia 44 tahun ini memahat akar kayu berukuran raksasa di selasar rumahnya.

Dia memang tengah menggarap sebuah mahakarya, sebentuk ukiran yang dinamainya Relief Nusantara. Karya ini istimewa baginya, karena dipahat di atas akar kayu jati tua berdimensi luar biasa; panjang hingga 18 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 3 meter.

Diberi nama Relief Nusantara karena karya ini menampilkan secara detail ikon-ikon khas dari 38 provinsi di Indonesia, mulai dari pakaian adat, rumah tradisional, hingga ritual keseharian masyarakatnya. Semuanya dirangkai dalam satu bentangan ukiran yang saling berkelindan.

Karya ini kian luar biasa karena lelaki berjuluk "seniman edan" ini benar-benar mengukir semuanya dari akar kayu jati tua, yang berusia minimal 70 tahun, dengan mempertahankan bentuk alaminya, tanpa teknik menempel atau mengelem.

"Bisa dicek! Ini (ikon-ikon budaya yang ditampilkan) diukir langsung dari akar kayu jati," aku Chamdani saat ditemui Inibaru.id pada Sabtu (1/2/2025). "Setiap lekuknya benar-benar bagian dari akar itu sendiri."

Kecintaan pada budaya Nusantara-lah yang mendasari keinginan Chamdani untuk menciptakan karya yang molek dan sarat makna tersebut. Menurutnya, relief itu menjadi upayanya untuk merayakan keberagaman budaya di negeri ini, sekaligus media edukasi bagi masyarakat luas.

Baru Setengah Jadi

Chamdani dengan Relief Nusantara buatannya. (Inibaru.id/ Imam Khanafi)
Chamdani dengan Relief Nusantara buatannya. (Inibaru.id/ Imam Khanafi)

Mengerjakan ukiran dengan dimensi sebesar itu tentu bukanlah perkara gampang. Chamdani mengakui, bahkan setelah empat tahun pemahatan, karya tersebut terbilang baru setengah jadi. Dia memperkirakan, butuh waktu sekitar 8-10 tahun untuk merampungkannya.

"Sekarang baru kelar 65 persen. Kalau nanti ada penambahan provinsi lagi ya kami tambahkan reliefnya. Ini adalah karya yang akan terus berkembang seiring waktu,” serunya dengan penuh semangat.

Satu bagian terbaru yang dia tambahkan dalam relief ini adalah miniatur gedung ikonik di Ibu Kota Nusantara (IKN). Untuk menciptakan miniaturnya, Chamdani sempat ke Bali untuk berdiskusi langsung dengan maestro seni patung Indonesia I Nyoman Nuarta, sosok penting di balik kemegahan ikon Burung Garuda di IKN.

“Waktu itu (sebelum peresmian IKN pada 17 Agustus 2024), desain IKN belum keluar. Lalu, saya tahu ada replika di museum pribadi Pak Nyoman Nuarta. Saya ke sana, melihat langsung, mengamati ukuran dan detailnya, kemudian langsung saya eksekusi setelah pulang,” ujarnya.

Chamdani nggak memungkiri, butuh modal besar untuk mengerjakan proyek istimewa ini. Untuk bahan bakunya saja yakni akar kayu jati tua, dia sudah harus merogoh kocek sekitar Rp80 juta per akar, padahal Relief Nusantara ini paling nggak membutuhkan sekitar 10 akar kayu jati.

“Itu belum termasuk biaya alat dan tenaga tambahan. Karena membutuhkan ketelitian luar biasa, saya memang harus menggunakan alat-alat khusus,” ungkapnya, lalu terkekeh.

Mengukir Identitas Bangsa

Karya Chamdani dengan detail terlihat (Inibaru.id/Imam Khanafi)
Karya Chamdani dengan detail terlihat (Inibaru.id/Imam Khanafi)

Meski tantangan yang harus dihadapi lumayan berat, Chamdani enggan menyerah. Sebab, menurutnya, yang dia buat itu bukanlah sekadar karya seni, tetapi juga bentuk pengabdian terhadap budaya Indonesia lengkap dengan segala sejarah dan identitasnya.

“Kami mengukir identitas bangsa; jadi bukan hanya tentang seni, tapi juga sejarah, identitas, dan kebanggaan kami sebagai bangsa,” kata dia penuh keyakinan.

Chamdani berharap, setelah selesai nanti, Relief Nusantara bisa dipamerkan di ruang publik agar bisa dinikmati dan diapresiasi lebih banyak orang. Dia juga akan menyambut dengan tangan terbuka jika pemerintah atau ada pihak lain yang berniat mendukung proyek ini agar bisa selesai lebih cepat.

“Saya ingin karya ini menjadi warisan yang bisa dinikmati generasi mendatang. Jika ada pihak yang ingin membantu, tentu akan mempercepat proses pengerjaan dan memberikan ruang bagi lebih banyak orang untuk belajar tentang budaya Nusantara,” tandasnya.

Orang bijak pernah berkata, yang dibilang akan hilang, tapi yang terpahat akan melekat. Maka, dengan banyaknya budaya dan tradisi yang luntur di negeri ini, Relief Nusantara menjadi karya yang relevan dan Chamdani patut mendapatkan apresiasi tertinggi.

Semoga proses pengerjaan berjalan lancar dan Relief Nusantara berada di tempat yang semestinya ya, Millens! (Imam Khanafi/E03)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved