Inibaru.id – Istilah "pecah telur" sering dilontarkan ketika seseorang berhasil melewati fase yang sangat berharga dalam hidup. Istilah tersebut juga menjadi bagian dari prosesi pernikahan adat Jawa, yakni injak telur atau ngidak tigan, yang artinya cukup mirip. Mungkin istilah keduanya memang bertalian.
Pada pernikahan adat Jawa, injak telur dilakukan setelah kedua mempelai melangsungkan akad nikah. Menggunakan kaki kanan, mempelai lelaki menginjak telur kampung yang biasanya diletakkan di atas nampan beratabur bunga melati, kelopak mawar, kenanga, dan irisan daun pandan. Telur itu diinjak tanpa menggunakan alas kaki.
Seusai telur diinjak, mempelai perempuan kemudian membersihkan kaki sang suami dengan air bunga setaman, lalu mengelap hingga bersih kaki tersebut menggunakan handuk. Lalu, sang istri mengaturkan sembah pada suami, yang disambut dengan uluran tangan untuk membantu istri berdiri.
Membasuh mempelai laki-laki dengan air kembang setaman. (Yukepo)
Telur yang Sarat Makna
Kenapa suami menginjak telur? Alasan pertama, tentu saja karena telur lebih mudah pecah dan aman di kaki ketimbang kalau yang dipasang di situ adalah batok kelapa atau bolam lampu. Ha-ha. Namun, lebih dari alasan remeh-temeh itu, penggunaan telur juga sarat makna.
Pertama, telur adalah semacam harapan untuk memperoleh keturunan. Kedua, ia adalah simbol keluarga yang tertutup rapat dan harus terjaga. Ketiga, telur juga menjadi lambang kesucian seorang perempan. Nah, makna dari memecahkan telur berarti bahwa lelaki tersebut berhak atas kesucian sang istri. Ya, begitulah!
Sementara, prosesi membasuh kaki mencerminkan wujud bakti dan kesetiaan seorang istri kepada suami. Ini juga menjadi doa untuk menciptkaan keluarga bahagia yang jauh dari rintangan, kesusahan, dan marabahaya.
Membasuh kaki dalam prosesi injak telur pada pernikahan adat Jawa. (Weddingku)
Setelah selesai dengan ritual menginjak telur, prosesi selanjutnya adalah sindur, yakni ketika kedua pengantin dituntun oleh orang tua memakai kain.
Nah, buat kamu yang berencana segera menikah dan melangsungkan prosesi adat, nggak ada salahnya, lo, mengetahui ritual dan filosofi yang terkandung di dalamnya! Selamat berbahagia! (MG26/E03)