Inibaru.id – Simpang Lima kini dikenal sebagai salah satu pusat keramaian di Kota Semarang. Di sana, terdapat Lapangan Pancasila berukuran besar yang selalu ramai pada akhir pekan. Di area yang ditumbuhi rumput dan pepohonan itu pula, kamu bisa nongkrong atau melakukan kegiatan olah raga.
Bentuknya memang seperti alun-alun kota pada umumnya, tapi, Simpang Lima bukanlah alun-alun pertama di Ibu Kota Jawa Tengah. Soalnya, alun-alun aslinya ada di dekat Pasar Johar, tepatnya di depan Masjid Kauman Semarang.
Tapi, karena Pasar Johar terus berkembang menjadi pusat perekonomian, lambat laun semakin banyak pedagang yang berjualan di alun-alun tersebut. Pada akhirnya, fungsi utama alun-alun yang disebut-sebut sudah eksis sejak abad ke-17 tersebut sebagai ruang publik akhirnya hilang.
Proyek pembangunan Simpang Lima dilakukan pada 1965 sampai 1969 silam. Ide dari pembangunan Simpang Lima juga tercetus oleh Sang Putra Fajar, Millens. Hal ini terangkum dalam buku Kota Semarang dalam Kenangan yang dibuat oleh Jongkie Tio.
Menurut buku tersebut, terungkap bahwa Soekarno gerah saat tahu alun-alun yang ada di depan Masjid Kauman Semarang berubah fungsi jadi tempat dagang. Bentuk lahan yang kaya akan nilai sejarah itu juga sudah nggak karuan.
Ternyata, kekesalan Soekarno juga dialami para ulama Masjid Kauman yang sudah jengah melihat perubahan fungsi lokasi tersebut sejak lama. Mendengar keluhan mereka, Soekarno pun mantap memerintahkan pembangunan alun-alun lain.
“Soekarno sangat kesal dengan hal ini. Dia kemudian meminta pembentukan tim untuk membangun alun-alun baru untuk Kota Semarang. Kawasan Simpang Lima yang kemudian dipilih jadi lokasinya,” ungkap salah seorang warga Kota Semarang yang kini berusia 71 tahun, Sri Aji sebagaimana dikutip dari Tribunjateng, Rabu (4/1/2023).
Jangan bayangkan kawasan Simpang Lima kala itu sudah maju seperti sekarang. Pada 1965, kawasan tersebut masih berupa rawa dan dipenuhi oleh kangkung. Nggak ada satu pun bangunan yang berdiri di sana.
Meski begitu, penelitian yang dilakukan tim pembangunan alun-alun baru Kota Semarang mengungkap bahwa area tersebut paling cocok untuk dijadikan alun-alun baru.
Menariknya, awalnya Lapangan Pancasila hanya jadi pertemuan empat jalan. Tapi, pada akhirnya dibangun satu jalan baru, yaitu Jalan KH Achmad Dahlan yang kini jadi lokasi RS Telogorejo berada. Karena kemudian ada lima ujung jalan yang dipertemukan di sana, akhirnya kawasan tersebut disebut sebagai Simpang Lima.
Sebagaimana alun-alun pada umumnya, kawasan tersebut langsung jadi ruang publik yang sering dikunjungi masyarakat. Apalagi, dulu ada GOR Simpang Lima yang dijadikan tujuan warga berolahraga. GOR tersebut kemudian berpindah ke kawasan Jatidiri pada 1979.
Sejak saat itulah, Simpang Lima mulai dipenuhi tempat perbelanjaan modern, gedung bioskop, dan hotel. Kini, Simpang Lima pun berubah jadi salah satu pusat ekonomi terpenting di Kota Semarang, Millens. (Arie Widodo/E05)