inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Filosofi Getuk Lindri, Penganan yang Tercipta Saat Krisis Pangan
Selasa, 4 Apr 2023 18:18
Penulis:
Inibaru Indonesia
Inibaru Indonesia
Bagikan:
Getuk lindri, jajan pasar yang masih populer hingga masa kini. (Detik/iStock)

Getuk lindri, jajan pasar yang masih populer hingga masa kini. (Detik/iStock)

Karena diciptakan saat krisis pangan melanda Nusantara, getuk lindri dianggap lebih dari sekadar jajan pasar. Penganan ini bahkan punya filosofi tersendiri, lo.

Inibaru.id – Salah satu jajanan zaman dahulu (zadul) yang masih mampu bertahan hingga sekarang adalah getuk lindri. Nggak hanya mudah ditemui di tempat penjualan jajan pasar, getuk lindri juga bisa ditemui di pinggir jalan. Biasanya, penganan ini dijual di dalam gerobak yang dihiasi dengan loudspeaker berukuran besar yang mendendangkan lagu dangdut.

Di balik rasanya yang enak dan bentuknya yang unik, sejarah penganan ini ternyata cukup kelam lo. Soalnya, getuk lindri diciptakan saat masyarakat Nusantara sedang mengalami krisis pangan. Saat itu, Indonesia masih dalam penjajahan Belanda dan warganya kesulitan mencari beras.

Nggak pengin terus-menerus mengalami kelaparan, masyarakat pun mengolah singkong yang jumlahnya masih melimpah. Tapi, nggak semuanya berhasil membuat penganan dari bahan tersebut dengan rasa yang nikmat sekaligus tampilan yang memikat.

Untungnya, di Desa Karet, Magelang, seorang laki-laki bernama Mbah Mohtar mampu mengolah singkong menjadi getuk lindri. Selain memiliki rasa enak, getuk lindri buatannya memiliki penampilan yang cantik. Dengan cepat, penganan ini pun populer di kawasan Magelang dan sekitarnya.

Asal-usul nama dan filosofi getuk lindri

Getuk lindri dianggap sebagai simbol rasa syukur. (Tastemade)
Getuk lindri dianggap sebagai simbol rasa syukur. (Tastemade)

Lantas, mengapa namanya getuk lindri? Konon nama getuk berasal dari proses penumbukan singkong sampai halus. Suara ‘tuk-tuk’ dari proses itulah yang kemudian membuatnya disebut sebagai getuk. Sementara itu, nama lindri berasal dari alat penggulung adonan getuk yang membuatnya terlihat seperti mi. Meski begitu, ada versi lain yang menyebut lindri adalah sebutan bagi adonan getuk yang belum matang.

Getuk lindri ternyata juga memiliki filosofi unik, lo. Bagi masyarakat Jawa, penganan ini adalah simbol rasa syukur. Maklum, getuk lindri tercipta pada masa paceklik pangan. Berkat adanya bahan makanan yang sederhana, warga justru mampu menciptakan penganan yang nikmat dan digemari dari masa ke masa.

Saking ikoniknya getuk lindri dan getuk-getuk jenis lainnya, Di Kota Magelang, sampai ada acara rutin bernama Gerebek Getuk, lo. Kali terakhir acara ini digelar adalah pada 5-7 Agustus 2022 dengan tajuk Festival Getuk Magelang.

Pada acara tersebut, berbagai olahan getuk disediakan, termasuk yang dari luar kota seperti getuk goreng Sokaraja, getuk lurik khas Klaten, atau getuk bakar khas Ungaran. Satu hal yang pasti, getuk lindri juga ikutan.

Meskipun masih mudah ditemui di banyak tempat, kamu harus ikut melestarikan getuk lindri agar nggak menjadi penganan langka, ya, Millens? Kalau ada yang jual, jangan ragu untuk membelinya. Dijamin enak, kok! (Arie Widodo/E05)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved