Inibaru.id – Khazanah perkulineran Indonesia memang nggak ada matinya. Nggak cuma makanan berat, negeri ini juga kaya camilan tradisional dengan rasa yang beragam. Untuk kamu penyuka jajanan manis, Moto Maling mungkin perlu kamu buru dan nikmati.
Banyak ditemukan di Solo, Jawa Tengah, moto maling terbuat dari kulit melinjo atau tangkil. Kendati nggak sepopuler saudaranya, yakni emping yang terbuat dari biji melinjo, camilan kering ini tetap punya penggemar hingga kini.

Belum ada sumber valid kenapa penganan ini disebut demikian. Dalam bahasa Jawa, moto maling berarti "mata pencuri". Kulit melinjo yang merah mungkin dianggap mirip mata pencuri yang memerah lantaran biasa beraksi pada malam hari dan kurang tidur. Ha-ha.
Ada dua variasi moto maling yang beredar di pasaran, yakni asin dan pedas-manis. Moto maling asin biasanya digoreng kering, lalu diberi garam dan penyedap rasa. Sementara, moto maling pedas-manis agak basah setelah diolah bersama bumbu cabai, gula merah, dan garam.

Moto maling dijual dengan harga yang relatif terjangkau. Seplastik besar penganan ini dibanderol sekitar Rp 10 ribu. Namun, di beberapa tempat, kamu juga bisa menemukan versi rencengan dengan harga Rp 500 per bungkus. Murah kan?
Kamu bisa memburu camilan unik ini di beberapa pasar tradisional di Surakarta seperti Pasar Gede atau Pasar Kartasura. Sejumlah penjual juga sudah memasarkannya lewat daring.
Wah, sudah gampang nih cara mendapatkan Moto Maling, Millens! Kamu tertarik untuk mencobanya? (IB03/E03)